Warga Palestina dan Israel Kembali Hidup Normal setelah Gencatan Senjata
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Senin, 15 Mei 2023 08:22 WIB
Perbedaan Persyaratan
Mohammad Al-Hindi, seorang pejabat senior Jihad Islam yang ikut merundingkan gencatan senjata di Kairo dengan para pejabat Mesir, mengatakan dalam sebuah pernyataan, Minggu, bahwa kelompoknya siap menghentikan peluncuran roketnya sebagai imbalan atas persetujuan Israel untuk berhenti menargetkan rumah, warga sipil, dan pemimpin militan.
"Kami berkomitmen untuk kesepakatan ketenangan selama musuh mematuhinya,” katanya.
Tetapi Israel membantah telah melakukan tindakan seperti itu, hanya mengatakan bahwa mereka akan menahan tembakan selama tidak ada ancaman.
"Saya katan berulang-ulang: Siapa pun yang menyerang kami, siapa pun yang berusaha menyerang kami di masa depan – darahnya tumpah,” kata Presiden Benjamin Netanyahu dalam pertemuan mingguan kabinetnya di Yerusalem.
Pasukan Israel telah "berhasil menyelesaikan lima hari pertempuran kelompok teroris Jihad Islam," katanya dalam sambutan yang disiarkan televisi, tanpa menyebutkan kesepakatan gencatan senjata.
Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza, tidak ambil bagian dalam pertempuran itu. Berapa lama gencatan senjata tersebut berlangsung masih belum jelas.
"Kami akan terus melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan dengan satu pertimbangan saja: Apa yang melayani kepentingan keamanan Negara Israel," kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, anggota kabinet keamanan Netanyahu kepada radio Kan.
Di Gaza, orang-orang memunguti yang tersisa setelah berhari-hari pengeboman yang menurut Israel menargetkan pusat komando Jihad Islam dan infrastruktur militer lainnya, tetapi juga merusak atau menghancurkan puluhan rumah.
“Ini kamar saya, ada mainan-mainan yang biasa saya mainkan dan buku-buku yang biasa saya gunakan untuk belajar, tidak ada yang tersisa,” kata Ritaj Abu Abeid, 12, saat berdiri di dalam kamar tidurnya yang hancur.
Maddah Al-Amoudi, 40 tahun, satu dari sekitar 3000 nelayan Gaza yang diblokade dari laut tempatnya mencari ikan, juga menyambut kembalinya kehidupan normal.
"Kami tidak punya pilihan ke laut. Jika ada pekerjaan di laut kami bisa mencari uang dan makanan untuk anak-anak kami dan jika tidak ada laut, tidak ada apa pun.”
REUTERS
Pilihan Editor: Top 3 Dunia: Permintaan AS Ditolak, 4 Pesawat Rusia Jatuh, Ukraina Gencarkan Serangan