Sebut Rusia Ikut Campur dalam Pilpres Turki, Rival Erdogan: Kami Punya Buktinya!
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Jumat, 12 Mei 2023 21:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kemal Kilicdaroglu, penantang utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada Jumat 12 Mei 2023 partainya memiliki bukti bahwa Rusia merilis konten online "palsu" menjelang pemilihan presiden pada Minggu 14 Mei 2023.
Ditanya mengapa dia men-tweet pada Kamis bahwa Rusia bertanggung jawab, dia mengatakan kepada Reuters: "Jika kami tidak memilikinya [bukti nyata], saya tidak akan men-tweet."
Partai tersebut tidak menghubungi kedutaan Rusia di Turki terkait masalah tersebut, tambahnya. Namun, dia tidak merinci apa konten online itu.
"Kami merasa tidak dapat diterima jika negara lain ikut campur dalam proses pemilu Turki untuk mendukung partai politik tertentu. Saya ingin seluruh dunia menyadari hal ini, itulah mengapa saya membuat seruan ini secara terbuka melalui tweet," katanya dalam sebuah wawancara.
Rusia telah dituduh ikut campur dalam pemilihan asing, termasuk dalam pemilihan Amerika Serikat, yang dibantahnya. Komentar Kilicdaroglu dibuat menjelang pernyataan Kremlin yang membantah campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Turki.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan orang-orang yang menyampaikan tuduhan semacam itu kepada Kilicdaroglu adalah pembohong. Ia juga menegaskan bahwa Rusia sangat menghargai hubungannya dengan Turki.
Di kantornya di Ankara, Kilicdaroglu - yang memimpin Erdogan dalam sebagian besar jajak pendapat - menegaskan kembali keyakinannya bahwa dia akan "mengganti pemerintahan otoriter" pada Minggu.
Mantan birokrat berusia 74 tahun itu menekankan bahwa Turki memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Rusia dan mengisyaratkan bahwa dia akan mengupayakan keseimbangan yang baik dalam kebijakan luar negeri atas hubungan dengan Moskow.
"Kami ingin menjaga hubungan kami, kami tidak ingin merusak hubungan persahabatan, tetapi kami tidak akan membiarkan campur tangan dalam masalah internal," katanya.
Kilicdaroglu juga mengatakan akan mendorong prakarsa perdamaian lain antara Rusia dan Ukraina begitu memenangkan pemungutan suara.
"Sangat penting bagi kami, dan bagi seluruh dunia, jika kami berhasil mencapai kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Namun, kami harus memperjelas bahwa tidak benar bagi negara mana pun untuk menduduki negara lain," katanya.
Ketika ditanya apakah dia akan mendukung perluasan NATO jika dia terpilih sebagai presiden, dia berkata: "Tentu saja," tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“NATO bukan hanya organisasi militer di abad ke-21, tetapi juga organisasi yang membela demokrasi. Kami akan mempertahankan hubungan kami dengan NATO dalam kerangka kerja yang sama seperti yang kami lakukan di masa lalu,” tambah Kilicdaroglu.
Kilicdaroglu mengatakan masalah mendasar kebijakan luar negeri Turki dalam masa jabatan Partai AK (AKP) Erdogan adalah dikeluarkannya kementerian luar negeri dalam proses pembuatan kebijakan.
“Kami akan mengejar kebijakan luar negeri yang berorientasi perdamaian yang memprioritaskan kepentingan nasional Turki. Kami memprioritaskan kepentingan nasional kami dan bertindak sejalan dengan dunia modern,” tambah Kilicdaroglu.
Pilihan Editor: Satu Calon Presiden Turki Mundur, Peluang Erdogan Mengecil?
REUTERS