Putin: Rakyat Rusia Bersatu dalam Pertempuran Sakral Melawan Barat

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 9 Mei 2023 17:38 WIB

Tentara Rusia berbaris dalam barisan sebelum parade militer pada Hari Kemenangan, yang menandai peringatan 78 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow, Rusia 9 Mei 2023. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin, Selasa, 9 Mei 2023, mengatakan bahwa Rusia bersatu dalam pertarungan "sakral" melawan Barat atas Ukraina yang akan berakhir dengan kemenangan, dan menuduh Amerika Serikat dan sekutunya melupakan kemenangan Uni Soviet atas Nazi dalam Perang Dunia Kedua.

Putin telah berulang-ulang menyamakan perang di Ukraina - yang dia anggap sebagai langkah defensif melawan Barat yang ingin memecah Rusia - dengan tantangan yang dihadapi Moskow ketika Adolf Hitler menginvasi Uni Soviet pada 1941.

"Pertempuran yang menentukan nasib Tanah Air kita selalu menjadi patriotik, nasional dan sakral," kata presiden berusia 70 tahun itu kepada para veteran dan tentara yang berkumpul di Lapangan Merah untuk parade tahunan Hari Kemenangan.

"Perang nyata telah dilancarkan lagi melawan tanah air kita," katanya.

Putin memuji pasukan Rusia di Ukraina sebagai pahlawan yang berjuang untuk masa depan negara itu melawan Barat yang, katanya, telah melupakan peran menentukan yang dimainkan oleh Uni Soviet dalam mengalahkan Nazi Jerman.

Advertising
Advertising

"Seluruh negara bersatu untuk mendukung para pahlawan kita. Setiap orang siap membantu, berdoa untuk Anda," katanya tentang mereka yang mengambil bagian dalam apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus".

Putin bersorak untuk "Rusia, untuk Angkatan Bersenjata kita yang gagah berani, untuk kemenangan!"

Sorak-sorai terdengar di Lapangan Merah, dengan salut senjata dan lagu kebangsaan Rusia, meskipun dengan pertunjukan perangkat keras militer yang jauh lebih ramping - dan tidak ada penerbangan. Hanya satu tank yang ambil bagian.

Uni Soviet kehilangan 27 juta orang dalam Perang Dunia Kedua, termasuk jutaan orang di Ukraina, tetapi akhirnya memukul mundur pasukan Nazi kembali ke Berlin, tempat Hitler bunuh diri dan Bendera Merah Kemenangan Soviet dikibarkan di atas Reichstag pada 1945.

Kyiv dan sekutunya menuduh Putin mengobarkan perang agresi tanpa alasan di Ukraina untuk merebut tanah. Mereka menyangkal klaim Putin bahwa perluasan aliansi NATO ke perbatasan Rusia merupakan ancaman bagi keamanannya atau membenarkan invasi Moskow.

Sebanyak 354.000 tentara Rusia dan Ukraina telah terbunuh atau terluka dalam perang Ukraina, yang sekarang memasuki bulan ke-15 dan kemungkinan berlangsung hingga melewati 2023, menurut kumpulan dokumen intelijen AS dipos daring.

<!--more-->

Victory Day

Tidak ada pemimpin Barat yang menghadiri parade Selasa, yang skalanya jauh berkurang dan berlangsung kurang dari seminggu setelah Rusia mengatakan Ukraina telah menyerang Kremlin dengan dua drone dalam upaya untuk membunuh Putin. Kyiv membantah terlibat.

Putin mengatakan "elite globalis Barat" menyebarkan Russophobia dan nasionalisme agresif, sementara rakyat Ukraina telah menjadi "sandera kudeta negara" dan ambisi Barat.

Putin mengatakan kenangan Perang Dunia Kedua adalah sakral dan memberikan penghormatan kepada mereka yang berperang melawan Nazi, termasuk tentara Amerika Serikat dan Inggris, dan juga perjuangan China melawan Jepang.

Selain kekalahan Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte pada 1812, penghancuran Nazi Jerman adalah kemenangan militer Rusia yang paling dihormati, meskipun kedua invasi bencana dari barat membuat Rusia sangat sensitif tentang perbatasan Baratnya.

"Kami ingin melihat masa depan yang damai, bebas, dan stabil," kata Putin, seraya menambahkan bahwa tugu peringatan tentara Soviet dihancurkan di sejumlah negara.

"Kami telah memukul mundur terorisme internasional, kami akan melindungi penduduk Donbas (di Ukraina timur), kami akan memastikan keamanan kami," kata Putin, dalam acara di Lapangan Merah yang dihadiri para pemimpin beberapa bekas republik Soviet.

Dia tidak membahas tantangan yang dihadapi Rusia saat pasukannya mempersiapkan serangan balasan besar Ukraina, atau menguraikan jalan menuju kemenangan.

REUTERS

Pilihan Editor: Anwar Ibrahim hingga Hun Sen Mulai Berdatangan untuk KTT ASEAN 2023

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

5 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

6 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

7 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

7 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

9 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

15 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

16 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

26 hari lalu

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

Amerika Serikat akan mengerahkan peluncur rudal darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di kawasan Indo-Pasifik

Baca Selengkapnya