Deretan Tradisi saat Penobatan Raja Charles II

Reporter

Tempo.co

Jumat, 5 Mei 2023 21:17 WIB

Penggemar kerajaan menunggu di dekat tenda yang didirikannya di pinggir jalan menjelang Penobatan Raja Charles dan Camilla, Permaisuri, di London, Inggris 4 Mei 2023. REUTERS/Phil Noble

TEMPO.CO, Jakarta - Penobatan seorang raja atau ratu adalah satu dari sekian banyak upacara paling kuno di Inggris. Itu menjadi momentum religius yang dikemas dengan simbolisme artefak bersejarah, misalnya perhiasan mahkota.

Penobatan Ratu Elizabeth II pada 1953 menjadi salah satu momen signifikan abad ke-20. Penobatan Raja Charles III sendiri bakal dilakukan dalam skala yang lebih kecil dan waktu yang lebih singkat. Namun, upacara itu masih menampilkan kemewahan tradisi yang sempat ditampilkan saat pemakaman ratu pada September 2022 lalu.

Penobatan Raja Charles III berlangsung pada 6 Mei 2023. Sesuai dengan peraturan Kerajaan Inggris, penobatan penguasa baru secara tradisional dilangsungkan beberapa bulan setelah naik takhta. Hal ini menunggu masa berkabung nasional selesai sekaligus memberi selang waktu bagi Istana Buckingham untuk mempersiapkan segala keperluan.

Duke of Norfolk yang menyelenggarakan pemakaman ratu juga berperan dalam upacara penobatan Raja Charles III di tempat yang sama, yakni Westminster Abbey. Selama 900 tahun terakhir, penobatan selalu diadakan di biara yang terletak di pusat London tersebut. Sejak 1066, kebaktian juga hampir selalu dipimpin oleh Uskup Agung Canterbury.

Bagaimana Penobatan Raja Charles III akan Berlangsung?

Penobatan terdiri atas enam fase dasar, yakni pengakuan, sumpah, pengurapan, pentahbisan (termasuk pemahkotaan), penakhtaan, dan penghormatan. Berikut penjabaran dari masing-masing tradisi yang ada pada penobatan Raja Charles III.

  1. Keliling Biara
Advertising
Advertising

Perjalanan ke Westminster Abbey dimulai dari Istana Buckingham dan melewati The Mall. Raja Charles III dan Permaisuri Camilla didampingi oleh anggota keluarga kerajaan, pendeta, dan pejabat tinggi. Prosesi tersebut dipimpin oleh Yeomen of the Guard, diikuti oleh King’s Champion di atas kuda untuk melawan siapa pun yang menentang penobatan.

Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, beserta pendeta lainnya kemudian menyambut Raja dan Permaisuri di Westminster Abbey. Pejabat tinggi Westminster, David Hoyle, menyambut pun turut menyambut dan mengantar mereka ke kursi penobatan, sebuah kursi kayu yang terletak di tengah biara.

Raja Charles III dan Permaisuri Camilla akan duduk di kursi tersebut selama upacara penobatan. Selama penobatan, serangkaian atribut kerajaan akan diikutsertakan dalam prosesi.

  1. Pengurapan

Setelah pengakuan dan sumpah, Raja Charles III dan Permaisuri Camilla “diurapi, diberkati, dan ditahbiskan” oleh Uskup Agung Canterbury. Sang Uskup Agung mengurapi dengan minyak suci sebagai tanda bahwa mereka telah dipilih oleh Tuhan untuk memerintah negara. Pengurapan adalah tindakan utama yang sangat penting dari rangkaian upacara penobatan karena berkaitan dengan hak ilahi untuk memerintah.

Raja Charles III lalu melepas jubah merahnya dan duduk di kursi Raja Edward I dengan naungan kanopi sutra atau kain emas yang dipegang oleh empat Knights of the Garter. Sebagai informasi tambahan, kursi Raja Edward I tersebut dibuat pada 1300 dan telah digunakan oleh setiap raja sejak 1626.

Uskup Agung akan menggunakan ampulla berbentuk elang emas (sejenis wadah yang mengalirkan minyak dari paruhnya) dan sendok pengurapan perak-emas abad ke-12 (harta paling kuno dari permata mahkota) untuk mengurapi raja dengan bentuk salib. Paduan suara pun menyanyikan lagu Zadok the Priest saat pengurapan dilakukan.

  1. Penahbisan dan Penakhtaan

Ada Stone of Destiny (Batu Takdir) di bawah kursi Raja Charles III. Simbol kuno dan sakral monarki Skotlandia itu dahulu direbut oleh Raja Edward I dari Inggris dan meninggalkan Kastel Edinburgh untuk keperluan penobatan.

Uskup Agung Canterbury kemudian menempatkan Mahkota St. Edward di kepala Raja Charles III. Permaisuri Camilla pun dimahkotai dengan mahkota ratu. Mahkota adalah simbol monarki terpenting yang mewakili wewenang dan tanggung jawab untuk memerintah secara adil. Setelah disucikan, raja dan ratu mengenakan pakaian putih tanpa lengan (colobium sindonis) beserta jubah dari kain emas (supertunica).

Pedang permata, taji emas (simbol ksatria), serta armill (gelang emas ketulusan dan kebijaksanaan) turut diserahkan kepada Raja Charles III. Ia juga mengenakan jubah kerajaan dari kain emas yang dipersembahkan dengan bola, cincin penobatan di empat jari tangan kanan, dan tongkat kerajaan. Jemaat lantas meneriakkan, “God Save the King!”

Setelah pemberkatan, Raja Charles III akan pergi ke singgasana dan “diangkat ke dalamnya” oleh Uskup Agung, Uskup, dan sejumlah rekan kerajaan lain.

  1. Penghormatan

Uskup Agung, pangeran berdarah bangsawan (kemungkinan termasuk Pangeran Wales), dan rekan-rekan senior memberi penghormatan kepada Raja Charles III dengan meletakkan tangan mereka di antara raja dan bersumpah setia. Mereka menyentuh mahkota dan mencium tangan kanan raja. Namun, House of Commons tidak memberikan penghormatan.

  1. Penobatan Ratu

Permaisuri Camilla juga akan dimahkotai dalam upacara serupa yang lebih sederhana usai prosesi penghormatan.

Setelah pernikahan Pangeran Charles dengan Camilla dahulu, situs web keluarga kerajaan menambahkan klausa pengecualian “kecuali kalau diputuskan sebaliknya” ke frasa “seorang permaisuri dimahkotai dengan raja dalam upacara yang serupa, tetapi lebih sederhana”.

  1. Sumpah Penobatan

Raja Charles III dan Permaisuri Camilla mengambil sumpah penobatan berupa janji untuk selalu menegakkan hukum negara dan membela Gereja Inggris. Sumpah penobatan ini adalah pengingat bahwa monarki tidak berada di atas hukum, melainkan tunduk padanya.

Bentuk dan kata-kata sumpah sendiri bervariasi selama berabad-abad. Raja akan berjanji untuk memerintah sesuai dengan hukum, menjalankan keadilan dengan belas kasihan, serta memelihara Gereja Inggris.

Raja, dengan pedang kerajaan yang ia bawa, akan pergi ke altar dan menyatakan, “Hal-hal yang telah saya janjikan sebelumnya akan saya lakukan dan tepati. Jadi, bantu hamba, Tuhan.” Raja pun mencium Alkitab dan menandatangani sumpah. Raja dan Permaisuri pun resmi dipersembahkan bagi rakyat Britania Raya. Mereka kemudian melambaikan tangan ke kerumunan sebelum akhirnya kembali ke Istana Buckingham.

  1. Kembali ke Istana Buckingham

Setelah melambai kepada orang banyak, Raja Charles III dan Permaisuri Camilla kembali ke Istana Buckingham. Persembahan kepada rakyat merupakan bagian akhir dari upacara penobatan. Itu adalah waktu bagi penguasa baru monarki untuk secara resmi menjalankan tugas dan memulai pemerintahan mereka.

Pilihan editor: Penobatan Raja Charles III, Pemimpin Dunia Sudah Kumpul di London

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

1 jam lalu

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.

Baca Selengkapnya

Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

12 hari lalu

Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

14 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

15 hari lalu

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.

Baca Selengkapnya

Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

15 hari lalu

Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan

Baca Selengkapnya

Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

20 hari lalu

Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024

Baca Selengkapnya

Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

23 hari lalu

Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Indonesia, Lebaran dirayakan pada 10 April 2024.

Baca Selengkapnya

6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

26 hari lalu

6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

Museum-museum ini menampilkan koleksi yang aneh dan unik, misalnya kipas, mesin pemotong rumput, teko hingga mobil mikro

Baca Selengkapnya

Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

35 hari lalu

Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul tradisi membangunkan sahur di Indonesia diyakini telah eksis sejak Islam masuk ke Tanah Air dan memiliki sebutan berbeda di setiap daerah.

Baca Selengkapnya

Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

36 hari lalu

Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

Kanker jadi penyebab kematian paling tinggi di dunia setelah jantung dan stroke, dua orang dekat Pangeran William terkena penyakit itu.

Baca Selengkapnya