Perbandingan Senjata Nuklir AS dan Rusia

Reporter

Tempo.co

Rabu, 3 Mei 2023 09:16 WIB

Belgorod diserahkan ke Angkatan Laut Rusia awal bulan ini di pelabuhan Severodvinsk. Para ahli mengatakan desainnya adalah versi modifikasi dari kapal selam rudal kelas Oscar II Rusia, dibuat lebih panjang dengan tujuan untuk mengakomodasi torpedo dan peralatan siluman bersenjata nuklir pertama di dunia untuk pengumpulan intelijen. Foto : vpk.name

TEMPO.CO, Jakarta - Seusai Perang Dingin, negara-negara yang memiliki senjata nuklir berusaha untuk mengendalikan pergudangannya. Walau demikian, total hulu ledak dari sembilan negara di dunia justru meningkat hingga 12.500 buah pada awal 2023, angka yang tentu tidak sedikit.

Amerika Serikat (AS) dan Rusia adalah dua negara dengan senjata nuklir paling banyak. Mereka mendominasi sekitar 89 persen dari total persediaan senjata nuklir dunia. Sebanyak 86 persen hulu ledak tersedia untuk siap digunakan oleh militer.

Sejatinya, tidak ada negara yang butuh ribuan senjata nuklir untuk keamanan nasional. Namun, beberapa negara malah terus meningkatkan cadangan nuklir mereka. Hanya AS yang berusaha mengurangi cadangan nuklirnya secara perlahan. Persediaan nuklir Prancis dan Israel relatif stabil. Sementara itu, Cina, India, Korea Utara, Pakistan, Inggris, serta Rusia dianggap masih meningkatkan persediaan mereka.

Itulah mengapa laju pengurangan senjata nuklir melambat dibandingkan 30 tahun terakhir. Pengurangan ini juga dinilai terjadi hanya karena AS dan Rusia membongkar hulu ledak yang sebelumnya sudah pensiun.

Lantas, bagaimana posisi AS dan Rusia sebagai negara dengan stok senjata nuklir terbanyak di dunia?

Sejarah Perkembangan Senjata Nuklir di AS dan Rusia

Advertising
Advertising

Sudah lebih dari 75 tahun berlalu sejak pemboman atom di Hiroshima dan lebih dari 12.000 hulu ledak nuklir masih tersebar di seluruh dunia. Mulai dari silo di Montana, sudut-sudut terpencil pangkalan udara Eropa, hingga ke tempat yang sulit dideteksi seperti kedalaman samudra tempat kapal selam rudal balistik mengintai.

Peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 adalah salah satu serangan nuklir terbesar sepanjang masa. Daya ledaknya mencapai 15 dan 22 kiloton. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan hulu ledak modern saat ini, kekuatan nuklir zaman dulu seakan tidak ada apa-apanya.

Hulu ledak nuklir modern jauh lebih kuat, misalnya saja rudal Trident AS berdaya ledak 455 kiloton dan rudal balistik antarbenua SS Rusia berdaya ledak 800 kiloton. Untuk jumlahnya sendiri, AS diperkirakan memiliki 5.244 hulu ledak nuklir, sedangkan Rusia lebih banyak di angka 5.889 (per Maret 2023).

Meskipun jumlahnya tampak sangat tinggi, itu bukanlah puncak senjata nuklir AS dan Rusia dalam sejarah. Kedua negara itu secara kolektif pernah memiliki hampir 65.000 hulu ledak nuklir pada 1986. Kala itu, belum ada perjanjian pembatasan nuklir yang secara efektif melandaikan jumlah persediaan nuklir AS dan Rusia.

Baru pada 1987, bersama terbitnya Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty atau Traktat INF, jumlah hulu ledak mulai turun di angka 61.682. Pakta ini kemudian diikuti oleh beberapa perjanjian lain seperti Strategic Arms Reduction Treaty (START) I 1991, START II 1993, Strategic Offensive Reductions Treaty (SORT) 2003, dan New START 2011 yang terbukti efektif membatasi stok persenjataan nuklir kedua negara. Jumlah hulu ledak terendah yang pernah dimiliki oleh AS dan Rusia secara kolektif adalah sekitar 9.500 pada 2017.

Perbandingan Senjata Nuklir AS dan Rusia saat Ini

Namun, mulai Maret 2022, tampaknya jumlah hulu ledak kedua negara kembali meningkat seiring dengan invasi Rusia terhadap Ukraina. Totalnya mencapai 11.133 hulu ledak nuklir. Berdasarkan statusnya, berikut rincian jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki AS dan Rusia.

  1. AS

Siap dikerahkan (strategis): 1.670 hulu ledak

Siap dikerahkan (nonstrategis): 100 hulu ledak

Cadangan / tidak dikerahkan: 1.938 hulu ledak

Pensiun: 1.536 hulu ledak

Total: 5.244 hulu ledak

  1. Rusia

Siap dikerahkan (strategis): 1.674 hulu ledak

Cadangan / tidak dikerahkan: 2.815 hulu ledak

Pensiun: 1.400 hulu ledak

Total: 5.889 hulu ledak

Pilihan editor: Antusias Wanita Arab Saudi Melihat Senjata Api di World Defense Show

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 jam lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 jam lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

3 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

5 jam lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

1 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

1 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

1 hari lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

1 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya