Gencatan Senjata di Sudan Hanya Olok-olok, Serangan Terus Terjadi

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 29 April 2023 10:30 WIB

Kepulan asap mengepul di tengah bentrokan antara paramiliter dan tentara, di Bahri, Khartoum Utara (difilmkan dari Omdurman), Sudan 28 April 2023, di layar ini diambil dari video media sosial. Video Diperoleh oleh REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara, tank dan artileri mengguncang ibu kota Sudan, Khartoum, dan kota terdekat Bahri pada hari Jumat, 28 April 2023, seperti mengolok-olok perpanjangan gencatan senjata 72 jam yang diumumkan oleh tentara dan pasukan paramiliter saingannya.

Ratusan telah terbunuh dan puluhan ribu warga mengungsi dalam perebutan kekuasaan antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang meletus pada 15 April dan melumpuhkan transisi yang didukung internasional menuju pemilihan demokratis.

Pertempuran itu juga telah membangkitkan kembali konflik yang telah berlangsung selama dua dekade di wilayah Darfur barat di mana banyak orang tewas minggu ini.

Di daerah Khartoum, tembakan senjata berat dan ledakan mengguncang lingkungan perumahan. Gumpalan asap naik di atas Bahri.

"Kami mendengar suara pesawat dan ledakan. Kami tidak tahu kapan neraka ini akan berakhir," kata warga Bahri, Mahasin al-Awad, 65 tahun. "Kami terus menerus ketakutan."

Tentara telah mengerahkan jet atau drone menyerang pasukan RSF di lingkungan sekitar ibu kota. Banyak penduduk jadi korban dalam perang kota, yang mengakibatkan terhentinya pasokan makanan, bahan bakar, air dan listrik.

Sedikitnya 512 orang telah tewas dan hampir 4.200 terluka, menurut PBB, yang meyakini jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi. Persatuan Dokter Sudan mengatakan sedikitnya 387 warga sipil tewas.

Advertising
Advertising

RSF menuduh tentara melanggar gencatan senjata yang ditengahi secara internasional dengan serangan udara di pangkalannya di Omdurman, kota kembar Khartoum di pertemuan sungai Nil Biru dan Putih, dan Gunung Awliya.

Tentara menyalahkan RSF atas pelanggaran tersebut.

Gencatan senjata seharusnya berlangsung hingga Minggu tengah malam, 30 April 2023.

Kekerasan tersebut telah mengirim puluhan ribu pengungsi melintasi perbatasan Sudan dan mengancam akan menambah ketidakstabilan di seluruh wilayah Afrika antara Sahel dan Laut Merah.

"Dari pesawat perang hingga tank dan roket, kami tidak punya pilihan lain selain mengungsi," kata pria Sudan Motaz Ahmed, yang tiba di ibu kota Mesir, Kairo, setelah perjalanan lima hari.

"Kami meninggalkan rumah kami, pekerjaan kami, barang-barang kami, kendaraan kami, semuanya, demi dapat membawa anak-anak dan orang tua kami ke tempat yang aman."

Pemerintah asing menerbangkan diplomat dan warga negara ke tempat aman selama seminggu terakhir. Inggris mengatakan evakuasinya akan berakhir pada Sabtu karena permintaan tempat di pesawat menurun.

REUTERS

Pilihan Editor Perusahaan Pembuat Bir Carlsberg Group Angkat Kaki dari Rusia

Berita terkait

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

15 jam lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Mengenal Joe Alwyn Aktor Inggris yang Menyerukan Gencatan Senjata di Palestina

3 hari lalu

Mengenal Joe Alwyn Aktor Inggris yang Menyerukan Gencatan Senjata di Palestina

Joe Alwyn tergabung dalam Artist4Ceasefire yang menyerukan gencatan senjata di Palestina

Baca Selengkapnya

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

3 hari lalu

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

Silverstone adalah salah satu sirkuit paling ikonik di dunia balap Formula 1.

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

3 hari lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

5 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

5 hari lalu

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

Formula 1 pertama di Sirkuit Silverstone, Inggris dimenangkan oleh Guiseppe Farina, berikut profilnya

Baca Selengkapnya