Israel Rusak Bab Al-Rahma di Kompleks Al-Aqsa

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 27 April 2023 17:24 WIB

Warga Palestina menghadiri salat Idul Fitri di kompleks masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, 21 April 2023. REUTERS/Jamal Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Warga dan pemerintah Palestina mengutuk tindakan Israel menodai kesucian kapel Bab Al-Rahma di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Rabu lalu, 26 April 2023, sejumlah warga Yahudi mengadakan upacara dan menancapkan bendera Israel di lokasi itu.

Ini adalah serangan ke sekian kali Israel terhadap Bab Al-Rahma. Warga Palestina seperti dikutip Arabnews, mengatakan bahwa situs tersebut telah dirusak, sementara jamaah menghadapi ancaman dan pelecehan setiap hari.

Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan Bab Al-Rahma adalah bagian integral dari Al-Aqsa dan hanya Muslim yang berhak mengontrol urusannya.

Penghilangan barang-barang dari kapel dan perusakannya oleh Israel tidak dapat diterima, katanya.

Ramzi Khoury, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan kelompok pemukim ekstremis mengibarkan bendera Israel di halaman Masjid Al-Aqsa pada hari Rabu dan melakukan ritual keagamaan.

Advertising
Advertising

Dia menggambarkan tindakan Israel sebagai “agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kesucian Al-Aqsa, penodaan status agamanya, dan provokasi terhadap umat Islam di seluruh dunia.”

Serangan berulang pasukan Israel terhadap Bab Al-Rahma tidak akan memberi Israel kedaulatan atas Masjid Al-Aqsa atau Yerusalem, karena “itu adalah kota Palestina yang diduduki dengan kesucian Islam dan Kristennya sesuai dengan resolusi legitimasi internasional yang relevan,” katanya.

Rawhi Fattouh, presiden Dewan Nasional Palestina, meminta komunitas internasional untuk mengekang "kegilaan kriminal" pemerintah Israel dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir.

Fattouh mengatakan penggerebekan tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap tempat ibadah dan upaya untuk memberikan karakter religius pada konflik, “yang akan menyulut wilayah tersebut dan meledakkan situasi.”

Osama Al-Qawasmi, anggota Dewan Revolusi Fatah, mengatakan “serangan pengecut dan provokatif terhadap Bab Al-Rahma hanyalah bagian dari kampanye sistematis Israel untuk Yahudisasi Yerusalem.”

Nabil Abu Rudeineh, juru bicara kepresidenan Palestina, mengatakan vandalisme Israel menegaskan bahwa pemerintah ekstremis sedang mencari cara untuk meledakkan situasi.

“Kebijakan destruktif berusaha menghancurkan upaya regional atau internasional untuk memberikan stabilitas dan mencegah memburuknya situasi,” katanya.

Abu Rudeineh mengatakan bahwa Israel bermain api, karena kapel merupakan bagian integral dari Masjid Al-Aqsa.

Pada hari Rabu, polisi Israel menyerbu Bab Al-Rahma selama empat hari berturut-turut dengan dalih memburu perusuh. Sebelumnya polisi memutus pasokan listrik dan merusak instalasi di dalam kapel.

Warga Palestina dapat membuka kapel Gate of Mercy itu pada Februari 2019, setelah ditutup oleh otoritas Israel selama 16 tahun.

Bani Umayyah membangun Kapel Bab Al-Rahma sekitar 1.300 tahun yang lalu sebagai gerbang yang menghubungkan Tembok Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa timur.

Situs tersebut terbengkalai setelah pendudukan Israel di Al-Aqsa pada tahun 1967. Pada 1992, situs tersebut mengalami pemulihan yang luar biasa setelah Komite Warisan Islam meluncurkan kegiatan keagamaan dan sosial di sana. Namun, otoritas Israel melarang acara tersebut pada 2003 dan menutup kapel sepenuhnya.

Menurut Arabnews, Selama tiga tahun terakhir, polisi Israel terus memasuki ruang salat dengan mengenakan sepatu. Polisi juga telah mendirikan titik pemantauan di atas kapel dan di dekatnya.

Azzam Al-Khatib, direktur Departemen Wakaf Islam yang mengawasi Masjid Al-Aqsa dan berafiliasi dengan Yordania, mengatakan kepada Arabnews bahwa sejak Idul Fitri polisi Israel telah menyerbu Bab Al-Rahma dua atau tiga kali sehari.

“Mereka tidak menganggapnya sebagai kapel, melainkan lokasi biasa di Masjid Al-Aqsa, dan kami tahu keserakahan para ekstremis tentang Al-Aqsa dan Bab Al-Rahma,” kata Al-Khatib.

Dia mengatakan Bab Al-Rahma adalah bagian dari Al-Aqsa, dan otoritas Israel tidak berhak mencampuri urusannya.

Omar Al-Kiswani, direktur Masjid Al-Aqsa, mengatakan bahwa otoritas Israel menolak untuk mengizinkan pekerjaan restorasi kapel, yang sangat membutuhkan perbaikan di bagian dalam dan luar.

Polisi Israel sering melecehkan jemaah dengan ancaman deportasi, penggeledahan tas, dan penyitaan makanan dan balon yang dimaksudkan untuk dibagikan kepada anak-anak.

Mereka juga melarang menempatkan penghalang kayu yang memisahkan barisan laki-laki dan perempuan selama salat dan telah berulang kali menyita rak sepatu, katanya.

Orang-orang Yahudi ekstremis, yang percaya bahwa "mesias yang ditunggu" akan masuk melalui Bab Al-Rahma di akhir zaman, berusaha mengubah kapel menjadi sinagog. Namun, pembukaannya baru-baru ini telah memupus harapan mereka.

Al-Kiswani mengatakan para penyusup berusaha untuk memotong kapel dari Masjid Al-Aqsa. Namun, dia mengatakan otoritas Israel tidak mungkin menutup kapel lagi mengingat reaksi keras Palestina di masa lalu.

ARABNEWS

Pilihan Editor Penyebab Gelombang Panas yang Melanda Indonesia dan Asia

Berita terkait

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

1 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

2 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

4 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

5 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

7 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

15 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

17 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

18 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

23 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

1 hari lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya