Begini Cara Arab Saudi Merayakan Idul Fitri
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Sabtu, 22 April 2023 11:33 WIB
Salat Ied
Bagi orang-orang Saudi, semua diawali ketika bulan sabit Syawal (bulan ke-10 dari kalender Islam) terlihat.
Sekitar pukul 5 pagi, setelah salat Subuh, ritual salat Ied dimulai. Masjid-masjid akan dipenuhi dengan orang-orang dari semua usia, dan di dekat plaza-plaza— dan kadang-kadang bahkan di pedestrian dan tempat-tempat parkir— akan disiapkan karpet-karpet untuk menampung jumlah besar jemaah salat.
Setelah salat Idul Fitri selesai, orang-orang saling menyapa di masjid sambil mengucapkan “Kul Aam wa Antum Bekhair”, yang berarti “Semoga Anda baik-baik saja dan diberkati setiap tahun,” atau “Eid Mubarak”, yang berarti hari raya yang diberkati.
Ketika meninggalkan masjid dan area-area salat, banyak orang mengambil jalur berbeda untuk kembali ke rumah dari jalur kedatangan mereka, sebuah tradisi yang konon dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Di rumah keluarga, aroma dupa bakhoor yang terbakar memenuhi udara, dengan beberapa orang memainkan lagu epik Ummi Kulthum “Ya Leilet El Eid” di pengeras suara — sebuah tradisi pada malam sebelum Idul Fitri bagi banyak orang.
Lentera dan dekorasi digantung, piring dan cangkir kopi diatur, dan pakaian disetrika dan diharumkan dengan parfum favorit.
“Setiap keluarga memiliki tradisi mereka sendiri, masing-masing unik,” kata Sameera Hammad, seorang katering yang berbasis di Jeddah, kepada Arab News. “Di beberapa rumah tangga, piring keju dan roti diletakkan dengan rapi di samping hidangan tradisional untuk mengakomodasi selera setiap orang.
“Tapi satu kesamaan yang selalu kalian temukan adalah merobek roti bersama. Yang paling penting adalah makanan enak yang dipadukan dengan senyuman dan tawa, menghidupkan kembali tradisi yang diwariskan oleh generasi sebelumnya yang mungkin masih ada bersama mereka hari ini. Sebuah campuran indah antara tradisi lama dan baru yang membuat mereka tetap hidup.”
Tidak ada Idul Fitri yang lengkap tanpa sepiring cokelat, kue maamoul yang diisi dengan kurma, dan manisan yang disajikan kepada para tamu, sementara anak-anak menunggu dengan tidak sabar untuk uang dan hadiah.
“Anda bisa merasakan urgensi dalam gerakan mereka. Itu adalah bagian terbaik dari setiap pertemuan,” kata Maher Bahamdain dari Jeddah kepada Arab News.
“Sebagai paman termuda, saya duduk dan melihat mereka menggeliat saat mengintip amplop kecil berisi uang di saku saya. Itu hal yang menyenangkan-paman. Suap yang tidak berdosa, tetapi segera dilupakan.”
ARAB NEWS
Pilihan Editor: Mantan Presiden Alejandro Toledo Siap-siap Diekstradisi ke Peru