Analis: Solusi Dua Negara Tak Bisa Hentikan Pendudukan Israel di Palestina

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Sabtu, 15 April 2023 17:40 WIB

Anggota pasukan keamanan Israel terlihat di kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah ketegangan yang muncul saat bentrokan di Kota Tua Yerusalem, 9 April 2023. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta – Analis Timur Tengah Dina Sulaeman mengatakan gagasan solusi dua negara dalam upaya menghentikan pendudukan Israel di wilayah Palestina tidak dapat diimplementasikan, seiring kekerasan yang terus meningkat seperti yang terjadi di kompleks Al-Aqsa belum lama ini.

“Tidak mungkin hidup dua negara yang berdampingan secara damai, ketika wilayah Palestina terpisah satu sama lain, satu di Tepi Barat – satu di Gaza. Israel juga selalu melakukan serangan, pengusiran, dan pendudukan,” kata Dina yang bergabung secara virtual dalam diskusi di pusat kebudayaan Islam di Jakarta Selatan pada Jumat, 14 April 2023.

Kompleks Al Aqsa menjadi pusat krisis keamanan pekan lalu. Polisi Israel menggerebek masjid untuk mengusir para pemuda yang mencoba bertahan dengan senjata batu dan kembang api.

Pengepungan ke Masjid Al Aqsa memicu tembakan roket faksi Hamas Palestina ke Israel. Gertakan itu ditanggapi dengan serangan Israel di lokasi di Gaza, Libanon selatan, dan Suriah.

Solusi dua negara pertama kali dicetuskan oleh Komisi Peel yang dibentuk oleh Inggris, sebagai pemegang mandat kekuasaan di Palestina. Pada 7 Juli 1937, komisi tersebut mengusulkan pembentukan negara Yahudi dan Arab untuk mendamaikan bangsa Palestina dan Israel.

Advertising
Advertising

Indonesia menjadi salah satu pihak yang mendukung solusi dua negara. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, dalam diskusi daring yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) pada Kamis, 14 Februari 2023, mengatakan, “Solusi dua negara adalah satu-satunya pilihan yang tersedia dan kita tidak punya pilihan yang lebih baik daripada ini.”

Dina menganggap gagasan solusi dua negara ini merupakan suatu kekeliruan, yang diakui oleh para Ilmuwan asal Israel, untuk mengatur posisi penjajah dan yang dijajah seolah ada semacam upaya damai.

Menurut Dina, di lapangan, kondisi sudah sedemikian rupa berubah sehingga ide itu tidak dapat terwujud. Dosen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran itu mengatakan, di wilayah pendudukan, kontrol Israel yang diskriminatif, berlaku penuh untuk mengatur Palestina.

“Makanya disebut apartheid.. Ini kejahatan internasional,” kata Dina.

Kekerasan Israel-Palestina telah melonjak tahun ini, dengan seringnya serangan militer dan kekerasan oleh pemukim Israel di tengah serentetan serangan Palestina. Lebih dari 90 orang Palestina dan setidaknya 19 orang Israel serta warga asing lain telah tewas sejak Januari.

DANIEL A. FAJRI

Pilihan Editor: Kembali dari Cina, Warga Australia Didakwa atas Dugaan Menjual Informasi Negara

Berita terkait

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

14 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

1 hari lalu

Lima Protes Mahasiswa yang Mengubah Sejarah

Gelombang protes mahasiswa pro-Palestina sedang terjadi di seluruh bagian dunia, sebuah gerakan yang diharapkan dapat menghentikan genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

4 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

6 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

7 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

8 hari lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

9 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

10 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

11 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

13 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya