TEMPO.CO, Jakarta - Orang kedua yang pernah didakwa melanggar undang-undang campur tangan asing Australia hadir di pengadilan setempat pada Sabtu 15 April 2023, setelah ditangkap sehari sebelumnya.
Alexander Csergo, 55 tahun, muncul melalui tautan video di hadapan pengadilan lokal di pinggiran kota Sydney, Parramatta. Pengacara meminta untuk menunda masalah tersebut hingga Senin, yang dikabulkan oleh hakim, menurut saksi kepada Reuters.
Dokumen pengadilan yang ditinjau oleh Reuters pada Sabtu mencantumkan tuduhan campur tangan asing terhadap Csergo. Pengusaha itu terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Dia diduga melakukan penjualan informasi rahasia Australia yang terjadi antara Februari 2021-April 2023 di negara bagian New South Wales dan Shanghai di Cina.
Dakwaan itu membuatnya menjadi orang kedua di Australia yang didakwa berdasarkan undang-undang tersebut. Aturan ini mengkriminalkan aktivitas yang membantu kekuatan asing mengganggu kedaulatan atau kepentingan nasional Australia, sejak disahkan pada 2018.
Csergo diduga dengan sengaja,”terlibat dalam tindakan atas nama atau bekerja sama dengan orang yang bertindak mendukung kegiatan intelijen dari prinsipal asing, dan sebagian dari tindakan tersebut dilakukan secara rahasia", kata dokumen pengadilan.
Csergo baru-baru ini kembali dari Cina dan ditangkap pada Jumat di sebuah kediaman di Bondi, pinggiran Sydney, menurut tetangga.
Tanpa menyebut nama Csergo, Polisi Federal Australia (AFP) mengatakan bahwa seorang pria ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan bersama dengan dinas intelijen. Ia ditangkap atas pelanggaran terkait informasi pertahanan dan keamanan nasional Australia.
Profil LinkedIn Alexander Csergo yang tinggal di Shanghai menunjukkan bahwa dia adalah konsultan pemasaran digital dan data. Dia berpengalaman di industri periklanan di Cina, Singapura, dan Australia. Dia telah bekerja di Cina sejak 2011.
Dalam pernyataan pada Jumat, polisi menuduh pria yang ditangkap itu dihubungi saat berada di luar negeri oleh seseorang yang mengaku dari sebuah think-tank.
Dia kemudian bertemu dengan dua orang, yang dikenalnya sebagai "Ken" dan "Evelyn", yang menawarinya uang untuk mendapatkan informasi tentang pengaturan pertahanan, ekonomi dan keamanan nasional Australia, ditambah hal-hal yang berkaitan dengan negara lain, katanya.
Dokumen pengadilan juga menyebut "Ken" dan "Evelyn" terlibat dengan Csergo. Polisi menuduh Csergo menyusun sejumlah laporan untuk individu tersebut dan menerima pembayaran untuk laporan tersebut.
AFP akan menuduh "Ken" dan "Evelyn" bekerja untuk dinas intelijen asing dan sedang melakukan kegiatan pengumpulan intelijen, kata pernyataan itu.
Pilihan Editor: Australia Perketat Aturan Campur Tangan Asing di Universitas
REUTERS