Serangan Militer Myanmar Tewaskan Sedikitnya 50 Orang dalam Pertemuan Oposisi

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 11 April 2023 18:57 WIB

Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 50 orang tewas di Myanmar tengah pada Selasa, 11 April 2023, dalam serangan udara oleh militer pada sebuah acara yang dihadiri oleh oposisi pemerintahannya, menurut media dan anggota gerakan perlawanan lokal.

Mengutip penduduk di wilayah Sagaing, BBC Burma, Radio Free Asia (RFA), dan portal berita Irrawaddy melaporkan antara 50 hingga 100 orang, termasuk warga sipil, tewas dalam serangan itu.

Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan-laporan tersebut dan seorang juru bicara militer Myanmar berkuasa tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta 2021, dengan serangan oleh tentara etnis minoritas dan pejuang perlawanan menentang kekuasaan militer, yang ditanggapi dengan serangan udara dan senjata berat, termasuk di wilayah sipil.

Seorang anggota Pasukan Pertahanan Rakyat setempat (PDF), sebuah milisi anti-junta, mengatakan kepada Reuters bahwa jet tempur telah menembaki sebuah upacara yang diadakan untuk membuka kantor lokal mereka.

Advertising
Advertising

“Sejauh ini, jumlah pasti korban jiwa belum diketahui. Kami belum dapat menemukan semua jenazah,” kata anggota PDF yang menolak diidentifikasi.

Setidaknya 1,2 juta orang mengungsi karena pertempuran pasca-kudeta, menurut PBB.

Insiden Selasa kemungkinan salah satu yang paling mematikan di antara serangkaian serangan udara sejak sebuah jet menyerang sebuah konser pada Oktober, membunuh setidaknya 50 warga sipil, penyanyi-penyanyi lokal dan anggota kelompok suku minoritas yang bersenjata di Negara Bagian Kachin.

Pemerintahan pro-demokrasi Myanmar dalam pengasingan, National Unity Government, mengutuk serangan itu, menyebutnya "contoh lain dari penggunaan kekuatan ekstrem (militer) yang membabi buta terhadap warga sipil".

Bulan lalu, sekurangnya delapan warga sipil termasuk anak-anak terbunuh dalam serangan udara di atas sebuah desa di Myanmar sebelah utara, menurut sebuah kelompok HAM, pemberontak minoritas etnis dan media.

Militer membantah tuduhan internasional bahwa mereka telah melakukan kekejaman terhadap warga sipil dan mengatakan sedang memerangi "teroris" yang bertekad untuk mengacaukan negara.

Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi pada junta Myanmar dan jaringan bisnisnya yang luas untuk mencoba menghentikan pendapatan dan akses senjata dari pemasok utama seperti Rusia.

REUTERS

Pilihan Editor: Kebakaran Hutan Melanda Korea Selatan, 300 Orang Mengungsi

Berita terkait

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

16 jam lalu

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Minta KKB Buktikan Tudingan Serangan Udara hingga Bakar 3 Rumah di Pogapa

5 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Minta KKB Buktikan Tudingan Serangan Udara hingga Bakar 3 Rumah di Pogapa

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengatakan TPNPB-OPM harus membuktikan tudingan tentang serangan udara ke Kampung Pogapa.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai di Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Kota Gaza

5 hari lalu

Ketua Partai di Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Kota Gaza

Anggota politbiro Front Demokratik Palestina untuk Pembebasan Palestina (DFLP) dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tuding Serangan Udara Bakar 3 Rumah Warga Sipil di Kampung Pogapa, Ini Kata TNI

8 hari lalu

TPNPB-OPM Tuding Serangan Udara Bakar 3 Rumah Warga Sipil di Kampung Pogapa, Ini Kata TNI

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas pembakaran tiga rumah warga sipil di Kampung Pogapa itu.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

12 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

24 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

25 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

31 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

KBRI Tehran Imbau WNI di Iran Waspada setelah Serangan Udara ke Israel

35 hari lalu

KBRI Tehran Imbau WNI di Iran Waspada setelah Serangan Udara ke Israel

Menyusul serangan udara Iran terhadap Israel, KBRI Tehran mengimbau WNI di Iran agar waspada.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

36 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya