WHO Tuding Cina Sengaja Sembunyikan Asal Usul Virus Covid-19

Reporter

Tempo.co

Jumat, 7 April 2023 13:00 WIB

Warga mengunjungi pasar malam di Jalan Baocheng di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, Senin, 1 Juni 2020. Kehidupan perkotaan di Wuhan, wilayah yang sempat terdampak parah oleh COVID-19, telah berangsur kembali normal. (Xinhua/Xiong Qi)

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendesak Cina untuk membagikan informasinya tentang asal-usul COVID-19. "Tanpa akses penuh ke informasi yang dimiliki Cina, Anda tidak bisa mengatakan ini atau itu," kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus menanggapi pertanyaan tentang asal usul virus tersebut.

"Semua hipotesis ada di atas meja. Itulah posisi WHO dan itulah mengapa kami meminta Cina untuk bekerja sama dalam hal ini."

"Jika mereka melakukan itu maka kita akan tahu apa yang terjadi atau bagaimana awalnya," katanya.

Virus ini pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di Cina pada Desember 2019. Banyak orang menduga virus menyebar di pasar hewan hidup sebelum beredar ke seluruh dunia dan membunuh hampir 7 juta orang.

Data dari hari-hari awal pandemi COVID diunggah secara singkat oleh para ilmuwan Cina ke database internasional bulan lalu. Data itu termasuk urutan genetik yang ditemukan di lebih dari 1.000 sampel lingkungan dan hewan yang diambil pada Januari 2020 di pasar makanan laut Huanan di Wuhan, lokasi wabah COVID pertama yang diketahui.

Advertising
Advertising

Data menunjukkan bahwa DNA dari beberapa spesies hewan, termasuk anjing rakun, terdapat dalam sampel lingkungan yang dites positif SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID. Data itu menunjukkan bahwa hewan-hewan itu yang paling mungkin menyebarkan virus tersebut, menurut kepada tim peneliti internasional.

Namun dalam studi non-peer review yang diterbitkan oleh jurnal Nature minggu ini, para ilmuwan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina telah membantah temuan tim internasional tersebut. Mereka mengatakan sampel tidak memberikan bukti bahwa hewan tersebut benar-benar terinfeksi. Sampel dari hewan-hewan itu diambil sebulan setelah penularan dari manusia ke manusia pertama kali terjadi di pasar. Jadi meskipun positif COVID, hewan tersebut dapat tertular virus dari manusia.

Maria Van Kerkhove dari WHO, pimpinan teknis untuk COVID-19, mengatakan informasi Cina terbaru menawarkan beberapa "petunjuk" tentang asal-usul tetapi tidak ada jawaban. Dia mengatakan WHO sedang bekerja dengan para ilmuwan untuk mencari tahu lebih banyak tentang kasus paling awal dari 2019 seperti keberadaan mereka yang terinfeksi.

Dia menambahkan WHO masih belum mengetahui apakah beberapa penelitian yang diperlukan telah dilakukan di Cina. WHO juga telah meminta data asli dari Amerika Serikat yang mendukung studi baru-baru ini oleh Departemen Energi AS yang menyarankan kebocoran laboratorium di Cina kemungkinan telah menyebabkan pandemi COVID-19.

“Kurangnya pengungkapan data tidak dapat dimaafkan,” tulis Van Kerkhove dalam editorial di jurnal Science pada hari Kamis. “Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memahami asal-usul pandemi, semakin sulit untuk menjawab pertanyaan, dan dunia menjadi semakin tidak aman.”

Memahami bagaimana penyakit itu muncul di Wuhan, Cina pada Desember 2019 akan membantu mencegah wabah di masa depan, kata Van Kerkhove.

Tiga tahun setelah pandemi, kata Van Kerkhove, WHO masih belum memiliki akses ke data mentah yang dikumpulkan Cina dari kasus awal Covid-19. Padahal dengan kemampuan teknis Cina yang canggih, dia sangat yakin, Cina memiliki lebih banyak informasi penting yang tidak dibagikan.

Van Kerkhove mengatakan Cina dapat memiliki lebih banyak informasi yang tidak dibagikan tentang hal-hal seperti perdagangan hewan liar dan ternak, pengujian manusia dan hewan di Wuhan dan di seluruh Cina , operasi laboratorium di Wuhan yang menangani virus corona, dan kasus pertama. Kegagalan untuk berbagi informasi, katanya, hanya memicu politisasi asal virus.

REUTERS | CNN

Pilihan Editor: Viral Kucing Panjat Pundak dan Ciumi Imam Saat Salat, Undang Kekaguman Warganet

Berita terkait

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 jam lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

5 jam lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

6 jam lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

8 jam lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

22 jam lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

1 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

1 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

1 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

1 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

1 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya