Pertama Kalinya, Rusia Tembak Jatuh Bom Pintar Buatan AS untuk Ukraina
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 30 Maret 2023 10:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengklaim telah menembak jatuh sebuah bom pintar berpemandu GLSDB yang dipasok AS. Bom itu ditembakkan oleh pasukan Ukraina.
Ini adalah pertama kali Moskow mengaku telah mencegat salah satu senjata yang dapat menggandakan jarak tembak medan perang Ukraina. Bom diameter kecil yang diluncurkan dari darat ditembakkan ke roket dan kemudian meluncur ke sasarannya, dipandu oleh satelit GPS, pada jarak 150 kilometer. Jarak ini sekitar dua kali lipat dari Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS yang dikerahkan Kyiv tahun lalu.
Ukraina telah lama mencari senjata untuk menyerang pusat komando Rusia, jalur pasokan, dan target lain yang berada jauh di belakang garis depan. Washington diperkirakan telah mulai memasok Ukraina tahun ini.
Pernyataan Rusia yang mengatakan pasukan pertahanan udara telah menembak jatuh GLSDB dalam 24 jam terakhir itu tanpa menyebutkan di mana lokasi kejadian. Penyebaran GLSDB secara luas dapat menempatkan jauh lebih banyak jalur pasokan Rusia di Ukraina timur dalam jarak serang. Moksow pun dipaksa untuk memindahkan pasokan dan depot amunisinya lebih jauh dari garis depan.
Dilansir dari Eurasiantimes, bom pintar GLSDB ini dikembangkan oleh Boeing bersama dengan perusahaan asal Swedia, Saab, yang menambahkan mesin roket ke bom dan mengadaptasinya untuk diluncurkan dari sistem darat. GLSDB adalah varian peluncuran udara dari GBU-53/B Small Diameter Bomb (SDB) yang diluncurkan dari darat. Bom kecil atau small diameter bomb adalah bom luncur seberat 250 lb dengan jangkauan 93 mil yang menampilkan hulu ledak ledak tinggi AFX-757 seberat 36 lb (16 kilogram). GLSDB memiliki jangkauan yang sedikit lebih pendek yaitu 62 mil.
Pakar militer Alexei Leonkov menjelaskan kepada RIA Novosti bahwa Ukraina membutuhkan GLSDB untuk memindahkan sistem roket peluncuran ganda HIMARS lebih jauh dari garis depan, di mana mereka rentan terhadap tentara Rusia. Ihwal keunggulan bom, selain jangkauan yang ditingkatkan, Leonkov mencatat akurasi tinggi mengenai target diam dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan cangkang HIMARS. Selain itu, GLSDB mampu melakukan manuver kecil di jalur penerbangannya.
Sebelumnya, mantan Panglima Angkatan Darat AS Eropa, Ben Hodges, mengatakan bahwa GLSDB akan mengurangi pertahanan Rusia. "Hidup akan mulai menjadi sangat tidak nyaman bagi angkatan laut Rusia, angkatan udara, dan penangan amunisi di Krimea, di sepanjang jembatan darat dan semoga segera untuk kru perbaikan di Jembatan Kerch," ujar Hodges.
REUTERS | EURASIANTIMES
Pilihan Editor: Swafoto dengan Kepala Terpenggal di Suriah, Wanita Swedia Dihukum atas Kejahatan Perang