Myanmar Tangkap 150 Muslim Rohingya, Coba Melarikan Diri ke Malaysia

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 Maret 2023 21:00 WIB

Sejumlah anak-anak pengungsi suku Rohingya yang terdampar di pesisir pantai Kuala Gigieng saat didata oleh petugas Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di UPTD Dinas Sosial Aceh Rumoh Seujahtera Beujroh Meukaya Ladong, Aceh Besar, Aceh, Ahad, 8 Januari 2023. Sebanyak 184 orang pengungsi suku Rohingya asal Myanmar yang terdiri dari 69 laki-laki, 75 wanita dan 40 anak-anak ditampung sementara di UPTD Dinas Sosial Aceh Rumoh Seujahtera Beujroh Meukaya Ladong. ANTARA /Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Myanmar menangkap sekitar 150 orang Rohingya yang diduga mencoba melarikan diri ke Malaysia, kata seorang pejabat seperti dilansir Arab News Jumat 24 Maret 2023.

Sekelompok pria, perempuan dan anak-anak Rohingya ditangkap di Thanbyuzayat di Myanmar selatan, kata pejabat yang meminta namanya dirahasiakan karena tidak berwenang berbicara kepada media.

Pejabat itu tidak menjelaskan mengapa kelompok itu ditangkap. Namun, minoritas Rohingya menghadapi larangan bepergian di Myanmar. Kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka hidup dalam kondisi seperti apartheid.

"Mereka bersembunyi di dekat hutan perbukitan di antara dua desa. Kami mulai menangkap mereka sejak larut malam setelah mendapat petunjuk," kata pejabat itu.

Menurut laporan awal, kelompok itu melakukan perjalanan dengan perahu dari negara bagian Rakhine barat dan berencana melakukan perjalanan ke Thailand. Kemudian mereka berencana menuju Malaysia melalui jalan darat.

Advertising
Advertising

Sejumlah orang non-Rohingya yang diduga memperdagangkan kelompok itu juga ditangkap, dan polisi sedang mencari sekitar 30 orang lagi, menurut sumber itu.

Tindakan keji militer di Myanmar pada 2017 membuat ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh. Myanmar menghadapi tuduhan genosida di pengadilan tinggi PBB setelah eksodus massal. Para pengungsi menurutkan kisah mengerikan tentang pembunuhan, pemerkosaan, hingga pembakaran.

Dilihat secara luas di Myanmar sebagai penyusup dari Bangladesh, Rohingya ditolak kewarganegaraannya - bersama dengan akses ke perawatan kesehatan dan pendidikan - dan memerlukan izin untuk bepergian.

Penangkapan itu terjadi beberapa hari setelah junta mengklaim akan mulai menyambut kembali pengungsi Rohingya yang tinggal di Bangladesh bulan depan dalam program repatriasi percontohan.

Rencana itu akan membuat Myanmar “memulangkan sekitar 1.500 orang terlantar,” media pemerintah pada hari ini mengutip seorang pejabat senior urusan perbatasan. Pejabat perbatasan tidak memberikan jadwal spesifik dan menambahkan bahwa Myanmar “belum menerima tanggapan” atas rencana tersebut.

Rohingya yang kembali, akan ditempatkan di "kamp transit untuk waktu yang singkat" sebelum dipindahkan ke 15 desa, kata pejabat itu. “Demi keselamatan dan keamanan mereka, kami memiliki kantor polisi di dekat 15 desa,” tambahnya.

Ribuan Rohingya mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun melakukan perjalanan berbahaya dari kamp-kamp di Bangladesh dan Myanmar untuk mencapai Malaysia dan Indonesia yang mayoritas Muslim.

Kepala junta Myanmar Min Aung Hlaing, yang menyebut identitas Rohingya sebagai “imajinasi”, adalah kepala angkatan bersenjata selama penumpasan 2017.

Pilihan Editor: Angkatan Laut Sri Lanka Selamatkan 100 Pengungsi Rohingya, Akan ke Indonesia

ARAB NEWS

Berita terkait

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

12 jam lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

2 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

4 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

5 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

5 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

5 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

6 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya