Polisi Hong Kong Kembali Tahan Albert Ho, Terpidana Undang-Undang Keamanan China

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 21 Maret 2023 16:00 WIB

Mantan Wakil Ketua Aliansi Hong Kong untuk Mendukung Gerakan Demokrasi Patriotik China, Albert Ho, berjalan setelah penangkapannya oleh polisi, di Hong Kong, Tiongkok 21 Maret 2023. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Hong Kong menangkap seorang politisi veteran pro-demokrasi yang Agustus lalu dibebaskan dengan jaminan untuk perawatan medis setelah menghabiskan lebih dari satu tahun dalam tahanan atas tuduhan subversi.

Albert Ho, 71 tahun, pernah memimpin kelompok oposisi terbesar di kota itu, Partai Demokrat, dan seorang pengacara yang menjalankan firma hukumnya sendiri.

Polisi memborgol Ho dan membawanya pergi dari rumahnya dengan kendaraan, kata seorang saksi kepada Reuters, Selasa, 21 Maret 2023.

Baik polisi maupun firma hukum Ho tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Ho telah didakwa menghasut subversi di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan China di bekas jajahan Inggris itu pada 2020. Dia mengaku tidak bersalah.

Dia diberikan jaminan Agustus lalu, dengan laporan media pada saat dia membutuhkan perawatan medis untuk kanker paru-paru.

Advertising
Advertising

Hakim yang memberinya jaminan mengatakan kepadanya jika dia melakukan tindakan yang membahayakan keamanan nasional "jaminannya akan dicabut dan dia tidak akan dapat menerima perawatan medis swasta apa pun". Namun tidak ada penjelasan, apa penyebab penahanannya kali ini.

Bulan ini, polisi menangkap seorang veteran pemimpin serikat pekerja, Elizabeth Tang, setelah dia mengunjungi suaminya yang aktivis prodemokrasi di penjara dengan keamanan tinggi. Dia didakwa berkolusi dengan pasukan asing dan diberikan jaminan.

Kakak Ho, Frederick Ho, juga ditangkap terkait kasus itu.

Albert Ho bersama dua orang lainnya, Lee Cheuk-yan, 66, dan Chow Hang-tung, 38, dituduh menghasut subversi terhadap kekuasaan negara di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan China, mengingat peran kepemimpinan mereka dalam kelompok yang sekarang telah dibubarkan " Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokrasi Patriotik Tiongkok".

Pusat keuangan Asia itu kembali ke pemerintahan China pada 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang memberinya otonomi tingkat tinggi, tetapi beberapa negara Barat mengatakan China merongrong kebebasan itu dengan undang-undang keamanan nasional 2020.

Pejabat China dan Hong Kong menyangkal hal itu dan mengatakan campur tangan asing membahayakan stabilitas dan kemakmuran pusat keuangan itu.

REUTERS

Pilihan Editor Ferdy Sambo, Tragedi Kanjuruhan, hingga Konflik Papua Masuk Laporan HAM Tahunan AS

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

6 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

1 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

2 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

3 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

4 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

4 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

6 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

6 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

7 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

8 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya