Xi Jinping ke Rusia untuk Bahas Perang Ukraina

Senin, 20 Maret 2023 22:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping di Belt and Roadl Forum di Beijing, Cina pada 15 Mei 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Kunjungan kerja Presiden Cina Xi Jinping ke Moskow pada Senin 20 Maret 2023, diharapkan menekan peran Beijing sebagai pembawa perdamaian dalam perang Ukraina. Harapan itu tercetus di tengah keinginan Presiden Rusia Vladimir Putin mendapatkan dukungan untuk melawan tekanan Barat.

Rusia menggambarkan kunjungan Xi itu sebagai bukti kalau Presiden Putin memiliki seorang teman yang kuat yang siap mendukungnya melawan Barat yang berusaha mengisolasi dan mengalahkan Moskow. Bagi Xi, ini adalah kunjungan kerja pertamanya sejak mengamankan masa jabatannya yang ketiga.

"Kita bisa merasakan lanskap geopolitik dunia luar yang mengalami perubahan drastis," kata Putin dalam sebuah artikel yang dipublikasi di China's People's Daily yang juga diterbitkan di website Kremlin. Putin menambahkan dia memiliki harapan tinggi untuk kunjungan dari "teman lamanya".

Advertising
Advertising

Cina telah merilis proposal 12 poin untuk menyelesaikan krisis Ukraina, tetapi pada saat yang sama ingin memperkuat hubungan dengan Moskow. Cina telah berulang kali menepis tuduhan Barat soal rencana mempersenjatai Rusia tetapi mengatakan menginginkan kemitraan energi yang lebih dekat setelah meningkatkan impor batu bara, gas dan minyak Rusia menyusul invasi habis-habisan Putin ke Ukraina. Sanksi Barat terhadap energi Rusia berarti Beijing telah menghemat miliaran dolar.

Presiden Xi sudah tiba di Moskow pada Senin sore, 20 Maret 2023, di mana dia diagendakan melakukan pembicaraan informal dengan Putin, diikuti dengan makan malam. Xi menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Rusia kalau kedua negara berpegang pada konsep persahabatan abadi dan kerja sama yang saling menguntungkan. Proposal perdamaian Ukraina Cina, yang dirilis bulan lalu, juga mencerminkan pandangan global.

"Masalah kompleks tidak memiliki solusi sederhana," tulis Xi di Rossiiskaya Gazeta, harian yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia, menurut terjemahan Reuters dari bahasa Rusia.

Ukraina dan pendukungnya dari negara-negara Barat mengatakan gencatan senjata apa pun hanya akan memberi Putin waktu untuk memperkuat menjelang serangan balasan Ukraina yang sudah direncanakan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan penyelesaian damai setelah pasukan Rusia meninggalkan wilayah Ukraina.

Proposal Cina tidak berisi langkah konkret tentang bagaimana mengakhiri perang Ukraina yang sudah berjalan setahun dan menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan kota dan memaksa jutaan orang mengungsi. Putin menyambut tawaran Cina untuk menjadi penengah dalam upaya mengakhiri perang Ukraina.

Putin menandatangani kemitraan "tanpa batas" dengan Xi tahun lalu tak lama sebelum dia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina untuk mengakhiri apa yang dia katakan sebagai ancaman bagi Rusia dari pergerakannya ke Barat. Amerika Serikat mencatat Cina menolak mengutuk Rusia dan memberinya bantuan ekonomi.

Fatima Asni Soares | Reuters

Pilihan Editor: Takut Dimata-matai, Kremlin Larang Pejabatnya Menggunakan iPhone

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

11 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

21 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya