Arab Saudi Ogah Jual Minyak ke Negara yang Berlakukan Batasan Harga

Jumat, 17 Maret 2023 15:48 WIB

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman salam adu tinju dengan Presiden AS Joe Biden di Istana Al Salman, di Jeddah, Arab Saudi, 15 Juli 2022. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menyatakan tidak akan menjual minyak ke negara mana pun yang memberlakukan batas atas harga pasokan. Menurut dia, pemberlakuan batasan harga minyak akan selalu menyebabkan ketidakstabilan pasar dan potensi pengurangan produksi.

“Ekspansi sudah berjalan dalam tahap rekayasa dan peningkatan pertama diharapkan mulai beroperasi pada 2025,” kata Abdulaziz dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di Energy Intelligence seperti dikutip The National pada Selasa,14 Maret 2023.

Pekan lalu, senator Amerika Serikat dari kedua partai politik memperkenalkan apa yang disebut RUU Tanpa Kartel Penghasil dan Pengekspor Minyak, atau NOPEC. Jika disahkan, itu akan mengubah undang-undang antimonopoli AS untuk mencabut kekebalan kedaulatan yang telah melindungi anggota aliansi OPEC+ dan perusahaan minyak nasional mereka dari tuntutan hukum atas kolusi harga. Sebelumnya, ada beberapa upaya untuk meloloskan RUU NOPEC selama lebih dari dua dekade.

Abdulaziz mengklaim, OPEC+ telah berhasil membawa stabilitas dan transparansi ke pasar minyak. Arab Saudi telah menyatakan ingin memperluas kapasitas produksi menjadi 13 juta barel per hari pada 2027.

Abdulaziz mengatakan, kapasitas cadangan dan stok darurat global adalah jaring pengaman utama untuk pasar minyak dalam menghadapi potensi guncangan. Dia memperingatkan pertumbuhan permintaan global akan melebihi kapasitas cadangan global saat ini. “Sementara cadangan darurat berada pada titik terendah dalam sejarah,” katanya.

Advertising
Advertising

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan keputusan OPEC untuk mengurangi target produksinya sebesar dua juta barel per hari pada Oktober tahun lalu dibuat semata-mata karena alasan ekonomi. Hal senada diungkapkan Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir. Dia mengatakan kerajaan tidak mempolitisasi minyak. “Kami tidak melihat minyak sebagai senjata. Kami melihat minyak sebagai komoditas kami,” katanya.

Menurut Adel, Arab Saudi ingin membawa stabilitas ke pasar minyak. Dia mengklaim punya catatan yang jelas selama beberapa dekade teakhir.

Negara Kelompok Tujuh atau G7 – bersama Uni Eropa dan Australia, menerapkan batas harga pada kargo lintas laut minyak Rusia pada 5 Desember. Koalisi Barat menetapkannya pada $60 per barel. Rusia mengatakan akan memangkas pasokan 500.000 barel per hari (bpd) mulai Maret ini.

THE NATIONAL | REUTERS

Pilihan Editor: Profil Golda Meir, Wanita Pertama Perdana Menteri Israel Dimakamkan di Yerusalem

Berita terkait

Menag Yaqut Ingatkan Jemaah Haji Antisipasi Cuaca Panas di Arab Saudi: Bisa Capai 50 Derajat

21 jam lalu

Menag Yaqut Ingatkan Jemaah Haji Antisipasi Cuaca Panas di Arab Saudi: Bisa Capai 50 Derajat

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengimbau jemaah haji menjaga kesehatan untuk mengantisipasi cuaca panas di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Catat Ini Penempatan Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah

1 hari lalu

Catat Ini Penempatan Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah

Penempatan akomodasi jemaah haji Indonesia di Madinah berada pada wilayah Markaziyah Syimaliyah, Markaziyah Gharbiyah, dan Markaziyah Janubiyah.

Baca Selengkapnya

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

1 hari lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

1 hari lalu

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

Tahun ini, Indonesia mendapat 241.000 kuota haji, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Baca Selengkapnya

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

1 hari lalu

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

Arab Saudi menekan Israel agar tak menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

4 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

4 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

5 hari lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

6 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya