Panas Rusia-AS, Apa yang Dialami Dunia bila Perang Nuklir Pecah?

Reporter

Andika Dwi

Selasa, 7 Maret 2023 11:00 WIB

Mortir 2S4 Tyulpan memiliki jangkauan 6,2 mil, jauh lebih pendek dari artileri Rusia lainnya. Peluru 240mm raksasa dapat meledak dengan kekuatan tinggi, dan dapat menembus lapis baja. Selama Perang Dingin, Tyulpan dilengkapi dengan hulu ledak kimia dan senjata nuklir taktis. Ada proyektil berpemandu presisi yang disebut "Daredevil" yang digunakan di Afghanistan dan Chechnya. Foto : Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 21 Februari 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pihaknya “menangguhkan partisipasi” dalam New Strategic Arms Reduction Treaty (New START), perjanjian tentang senjata nuklir yang tersisa dengan Amerika Serikat. Pernyataan itu membuat dunia khawatir akan meningkatnya risiko perang nuklir.

New START sendiri berlaku sejak 2011 dan seharusnya kedaluwarsa pada Februari 2026. Melansir dari csis.org, perjanjian ini memungkinkan setiap negara untuk memverifikasi pakta senjata dan memeriksa persenjataan nuklir negara lain dalam jangka waktu tertentu. New START juga mensyaratkan komunikasi rutin tentang serangkaian operasi militer untuk menghindari kesalahpahaman.

Rusia kemudian menjelaskan, mereka tidak sepenuhnya mengabaikan New START serta tidak akan berusaha untuk menambah persediaan nuklir. Terlepas dari perjanjian bilateral Rusia dan Amerika Serikat soal pembatasan senjata tersebut, apa yang akan terjadi jika perang nuklir benar-benar pecah suatu saat nanti? Berikut ulasannya dilansir dari icanw.org.

Dampak Perang Nuklir Jangka Pendek

Senjata nuklir singkatnya sangat tidak manusiawi, bersifat paling merusak dan membabi buta. Dampak nuklir lebih-lebih dari senjata lain dari segi skala kehancuran hingga efek radioaktif secara genetis.

Satu bom nuklir yang diledakkan di atas kota besar dapat membunuh jutaan orang. Penggunaan puluhan atau ratusan bom nuklir akan mengganggu iklim global serta menyebabkan kelaparan massal. Jika perang nuklir antara Rusia dan Amerika serikat pecah, jumlah korban diperkirakan mencapai ratusan juta orang.

Advertising
Advertising

Butuh waktu sekitar 10 detik untuk bola api dari ledakan nuklir mencapai ukuran maksimalnya. Ledakan nuklir melepaskan sejumlah besar energi dalam bentuk dentuman, panas, dan radiasi. Gelombang kejut yang sangat besar mencapai kecepatan ratusan kilometer per jam. Ledakan itu membunuh orang yang mendekati titik nol serta menyebabkan cedera paru-paru, kerusakan telinga, hingga pendarahan dalam.

Orang-orang menderita luka-luka akibat bangunan runtuh dan benda-benda yang terlontar. Radiasi termal sangat kuat sehingga hampir semua zat yang mendekati titik nol menguap. Panas ekstrem menyebabkan luka bakar yang parah serta menyulut api di area yang luas, bersatu menjadi badai api raksasa.

Bahkan, orang-orang yang bersembunyi di ruang bawah tanah mungkin akan menghadapi kematian karena kekurangan oksigen dan keracunan karbon monoksida.

Dampak Perang Nuklir Jangka Panjang

Senjata nuklir akan menghasilkan radiasi pengion (ionasi) yang bisa membuat orang sakit atau bahkan meninggal dunia. Sekalipun sembuh, orang yang telah terpapar memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang, termasuk kanker dan kerusakan genetik.

Radiasi itu juga pasti mencemari lingkungan. Sebuah uji nuklir di atmosfer pada 1945–1980 telah menunjukkan konsekuensi jangka panjang yang serius. Para dokter memproyeksikan bahwa sekitar 2,4 juta orang di seluruh dunia pada akhirnya akan mati akibat kanker.

Penggunaan kurang dari satu persen senjata nuklir di dunia saja dapat mengganggu iklim global dan mengancam dua miliar orang jatuh ke dalam kelaparan. Sementara itu, ledakan ribuan senjata nuklir dapat mengakibatkan musim dingin nuklir yang berujung kepada kehancuran ekosistem makhluk hidup.

Para dokter dan first responder lainnya tidak akan dapat bekerja di daerah yang hancur dan terkontaminasi radioaktif. Satu ledakan nuklir di kota modern akan sangat-sangat membebani sumber daya bantuan bencana yang ada. Sistem bantuan apa pun yang telah dibangun sebelumnya bakal kewalahan menghadapi perang nuklir. Populasi pengungsi bahkan akan menghasilkan krisis terbesar yang pernah ada.


Dampak Lingkungan dan Sosial Ekonomi dari Senjata Nuklir

Keberadaan senjata nuklir memiliki dampak kuat terhadap lingkungan. Perang nuklir akan menyebabkan gangguan iklim dengan konsekuensi yang sangat menghancurkan. Dunia akan terkena musim dingin nuklir, kelaparan global yang mematikan, hingga efek pemanasan global yang semakin parah.

Dampak sosial ekonomi juga akan sangat buruk. Negara berkembang dan kelompok marginal menjadi pihak yang paling menderita. Sebab, senjata nuklir tentu memakan dukungan finansial yang tidak sedikit. Negara yang memiliki senjata nuklir rata-rata menghabiskan $225 juta dolar untuk pengembangan dan pemeliharaannya. Dana tersebut sepantasnya digunakan untuk membiayai aset-aset penting seperti teknologi ramah lingkungan dan fasilitas kesehatan.


Senjata Nuklir adalah Hal yang Terburuk


Sebagian besar orang mungkin setuju atas pernyataan ini. Dari sejumlah penjabaran sebelumnya, dapat dirangkum faktor-faktor yang mendukung bahwa nuklir adalah senjata yang terburuk.

1. Senjata nuklir menyebabkan kerusakan dan kematian massal.

2. Senjata nuklir menyebabkan radiasi tingkat tinggi.

3. Senjata nuklir menyebabkan gangguan iklim dan kelaparan global.

4. Senjata nuklir menyebabkan implikasi luas terhadap kesehatan dan lingkungan.

5. Warga sipil menjadi korban utama.

6. Bantuan kemanusiaan tidak bisa sampai kepada para korban.

7. Penyalahgunaan dana publik.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

11 menit lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

51 menit lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

4 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya