Rusia Tingkatkan Gempuran ke Bakhmut, Ukraina Klaim Bisa Bertahan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 28 Februari 2023 19:16 WIB

Seorang prajurit Ukraina berjalan di jalan kosong, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di garis depan kota Bakhmut, di wilayah Donetsk, Ukraina 25 Februari 2023. Radio Free Europe/Radio Liberty/Serhii Nuzhnenko via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia pada Selasa, 28 Februari 2023, meningkatkan tekanan mereka setelah seminggu penuh mengepung kota Bakhmut di Ukraina timur, sehingga membuat situasi "sangat tegang".

Pasukan Rusia, termasuk tentara bayaran dari Grup Wagner, mencoba memotong jalur pasokan para pejuang Ukraina ke kota, yang menjadi pusat pertempuran paling berdarah dalam perang.

Jika berhasil memaksa pasukan Ukraina meninggalkan Bakhmut, ini akan menjadi haduiah besar pertama bagi Rusia dalam lebih dari setengah tahun dan membuka jalan untuk merebut pusat kota terakhir yang tersisa di wilayah Donetsk, yang diklaim Moskow telah dianeksasi bersama dengan tiga wilayah Ukraina lainnya.

"Meskipun mengalami kerugian signifikan, musuh mengerahkan unit penyerang Wagner yang paling siap, dengan mencoba menerobos pertahanan pasukan kami dan mengepung kota," kata Kolonel Ukraina, Oleksandr Syrskyi seperti dikutip di platform pengiriman pesan militer.

Kantor berita RIA Rusia merilis klip video yang diklaim sebagai jet tempur Su-25 Rusia menderu-deru di atas Bakhmut. "Kami senang mereka milik kami," kata seorang pria dalam klip yang diidentifikasi sebagai tentara Wagner, menambahkan jet membantu mereka "secara psikologis".

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menggambarkan Bakhmut sebagai "benteng kami" yang harus dipertahankan sampai akhir, mengatakan dalam pidato radio malamnya bahwa pasukan Rusia "terus-menerus menghancurkan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi posisi kami sebagai benteng dan pertahanan".

Militer Ukraina mengatakan Rusia juga menembaki pemukiman di sekitar Bakhmut, yang memiliki populasi sebelum perang sekitar 70.000 tetapi sekarang berada dalam reruntuhan setelah berbulan-bulan menjadi ajang perang.

"Selama beberapa hari terakhir, tentara kami menangkis lebih dari 60 serangan musuh," kata militer Ukraina pada Selasa pagi mengacu pada Bakhmut dan daerah timur terdekat, menambahkan bahwa pasukan Ukraina telah menangkis serangan Rusia di desa Yadhidne dan Berkhivka, di pendekatan utara. ke Bakhmut.

Advertising
Advertising

Analis militer Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan bahwa pasukan Rusia telah membuat celah di antara desa-desa itu.

"Bagian selatan Bakhmut adalah satu-satunya daerah yang dapat digambarkan berada di bawah kendali Ukraina. Di semua distrik lain, situasinya tidak dapat diprediksi... Tidak mungkin untuk mengatakan di mana letak garis depan," katanya dalam komentar video.

Tentara Ukraina di wilayah Donetsk berjongkok di parit berlumpur setelah cuaca yang lebih hangat mencairkan tanah beku.

"Kedua belah pihak tetap pada posisinya, karena seperti yang Anda lihat, musim semi berarti lumpur. Jadi, tidak mungkin untuk bergerak maju," kata Mykola, 59 tahun, komandan peluncur roket garis depan Ukraina, sambil melihat layar tablet untuk koordinat tembakan.

Masuknya musim semi dan cairnya salju, yang dikenal sebagai "rasputitsa", menjadi hambatan bagi Rusia, karena mengubah jalan menjadi sungai dan ladang menjadi rawa.

Reuters melaporkan beberapa kendaraan militer terjebak dalam lumpur. Di parit zigzag, Volodymyr, seorang komandan peleton berusia 25 tahun, mengatakan anak buahnya siap beroperasi dalam cuaca apa pun.

"Saat kita diberi target, itu artinya kita harus menghancurkannya."

Rusia, yang mendapat tambahan ratusan ribu wajib militer, mengintensifkan serangannya tepat di sepanjang front timur tetapi harus dibayar mahal, kata Ukraina.

Moskow mengatakan pasukannya telah menghancurkan depot amunisi Ukraina di dekat Bakhmut dan menembak jatuh roket buatan AS dan drone Ukraina.

Kementerian pertahanan Rusia, tanpa memberikan bukti, mengatakan Amerika Serikat sedang merencanakan provokasi di Ukraina menggunakan bahan kimia beracun. Tidak ada tanggapan langsung dari AS.

Pilihan editor Misi Tim Medis Darurat Indonesia di Turki Berakhir, Rumah Sakit Lapangan Disumbangkan

REUTERS

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

23 menit lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

2 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

4 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

6 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

16 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

19 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

20 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

20 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

21 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya