Taliban Larang Penjualan Kondom di Afghanistan, Sebut Konspirasi Barat

Reporter

Tempo.co

Kamis, 23 Februari 2023 19:36 WIB

Alat kontrasepsi kondom pintar by Menshealth

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban melarang penjualan alat kontrasepsi di Afghanistan termasuk kondom. Menurut apoteker di Afghanistan, bahwa pejuang Taliban mengancam penjual dengan senjata untuk memastikan mereka berhenti menimbun dan menjual alat kontrasepsi. Alasan Taliban adalah alat kontrasepsi merupakan konspirasi Barat.

Menurut apoteker yang menolak menyebutkan namanya, Taliban dilaporkan pergi dari pintu ke pintu dengan senjata untuk menegakkan larangan kontrasepsi. Alat termasuk kondom dan dan pil dianggap sebagai konspirasi Barat untuk mengendalikan jumlah penduduk di negara Muslim. Apotek di Afghanistan terpaksa mengambil produk dari rak mereka.

Kementerian Kesehatan Masyarakat Taliban belum secara resmi mengumumkan kebijakan mengenai kondom dan pil kontrasepsi. Namun orang-orang yang hidup di bawah rezim Taliban mengatakan larangan itu telah dilakukan secara paksa. Apoteker di dua kota besar di Afghanistan yaitu Kabul dan Mazar-i-Sharif mengatakan mereka telah dilarang menyimpan atau menjual produk kontrasepsi. Taliban juga mengancam bidan dan petugas kesehatan agar berhenti menjual obat serta alat kontrasepsi.

Di Kabul, seorang pemilik toko mengklaim bahwa Taliban telah pergi ke tokonya dengan membawa senjata dan mengancamnya untuk berhenti menjual pil kontrasepsi. Setiap apotek di kota diperiksa secara teratur, dan pemilik toko telah berhenti menjual produknya,.

Sejak awal Februari, obat-obatan termasuk pil KB dan suntik Depo-Provera tidak boleh disimpan di apotek. "Pemilik toko terlalu takut untuk menjual stok yang ada", kata seorang pemilik lainnya.

Advertising
Advertising

Seorang bidan berpengalaman mengatakan bahwa dia dilarang mempromosikan gagasan Barat tentang pengendalian populasi. Instruksi itu datang ketika Afghanistan menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia untuk melahirkan, dengan satu dari setiap 14 wanita Afghanistan meninggal karena sebab terkait kehamilan.

Informasi paling mendasar tentang kesehatan ibu dan keluarga berencana tidak dapat diakses oleh mayoritas perempuan Afghanistan, menurut laporan Human Rights Watch tahun 2021, bahkan sebelum Taliban menguasai negara tersebut.

Karena kurangnya akses ke kontrasepsi modern, wanita Afghanistan sering memiliki lebih banyak anak daripada yang mereka inginkan. Hal ini meningkatkan kehamilan berisiko karena perawatan yang tidak memadai dan operasi yang lebih aman.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya 17 persen dari fasilitas kesehatan Afghanistan yang sebagian didanai oleh Bank Dunia telah beroperasi penuh pada September 2021. Hak-hak perempuan diserang oleh pemerintahan Taliban. Perempun ditahan dan ditangkap karena meninggalkan rumah tanpa wali laki-laki. Pembatasan yang diberlakukan oleh Taliban dilaporkan telah mempengaruhi akses perempuan dan anak perempuan terhadap perawatan medis.

LIVE MINT | HINDUSTAN TIMES

Pilihan Editor: Korban Tewas Gempa Turki 43.556 Orang, 564 Jadi Tersangka

Berita terkait

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

24 hari lalu

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

Domba disebut pakar ekologi dari IPB ini sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus salah satu hewan ternak yang unik.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

38 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

56 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

57 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

20 Februari 2024

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan seksual, seperti HIV atau Infeksi Menular Seksual,

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

7 Februari 2024

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

Alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan beragam jenisnya, berikut adalah 7 di antaranya.

Baca Selengkapnya