Leopard 2: Tank Tempur Rasa Mercedes

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 21 Februari 2023 10:56 WIB

Tank beraksi saat Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius melihat tank Leopard II yang akan dipasok ke Ukraina di brigade tank Lipperland tentara Jerman dan bagian dari Bundeswehr, di Augustdorf, Jerman, 1 Februari 2023. Jerman perlu memesan tank Leopard baru dengan cepat untuk menggantikan yang dikirim ke Ukraina. REUTERS/Benjamin Westhoff

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang prajurit Ukraina membandingkan tank-tank Leopard 2 Jerman dengan sebuah Mercedes ketika ia menjalani pelatihan dengan tank-tank tersebut menjelang kedatangan di medan pertempuran. Ia berharap tank-tank itu dapat membawa terobosan dalam perang.

Ia berada di antara puluhan pasukan Ukraina yang dilatih Jerman pada simulator-simulator Leopard 2 dan kemudian mengemudikan tank-tank itu langsung di pusat pelatihan militer terbesar di Munster, sebelum mengirimnya ke Ukraina.

Bulan lalu, Jerman setuju untuk memasok tank-tank, yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik dalam persenjataan Barat, mengatasi keraguan tentang pengiriman persenjataan berat yang dipandang Kyiv penting untuk mengalahkan invasi Rusia tetapi Moskow menganggapnya sebagai provokasi berbahaya.

"Penting bagi kami menggunakan senjata modern ini dengan bijak, ini akan membawa terobosan dan kami akan menang pada akhirnya,” kata tentara berusia 57 tahun itu.

Ditanya tentang perbedaan antara sistem Barat dan Soviet, ia mengatakan: “Anda dapat bayangkan ini seperti perbedaan antara sebuah Mercedes dengan sebuah Zhiguli" – mengacu pada mobil Soviet yang dijual dengan merek Lada di Barat.

Advertising
Advertising

Versi tank-tank Jerman ini yang dikirim, diproduksi oleh Krauss-Maffei Wegmann, berbobot lebih dari 60 ton, memiliki meriam smoothbore 120mm dan dapat mencapai target pada jarak hingga 4 km (2,5 mil).

Menteri luar negeri Ukraina bulan lalu mengatakan ia berharap menerima 120-140 tank barat dalam “gelombang pertama” pengiriman dari koalisi 12 negara, termasuk Leopard 2 Jerman, dengan waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan.

Secara keseluruhan, Jerman melatih beberapa ratus pasukan tentang berbagai aspek perang sebagai bagian dari upaya Eropa untuk mengajari sekitar 15.000 tentara.

Tentara lain, yang dilatih di atas kendaraan tempur infanteri Marder, mengatakan sistem Barat tidak jauh berbeda dari sistem kenderaan-kendaraan buatan Uni Soviet yang pernah digunakan Ukraina.

“Kami memiliki pengalaman dengan sistem persenjataan yang sama… Logikanya sama, kadang-kadang kami bahkan tidak memerlukan penerjemah untuk memahami instruksi,” kata tentara berusia 33 tahun. Seperti koleganya, ia mengenakan syal yang ditarik menutupi wajahnya dan mengenakan kacamata balistik berwarna oranye untuk menyembunyikan identitasnya.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan ia terkesan dengan pasukan Ukraina.

"Bicara tentang perang berbeda dari melihat wajah-wajah orang yang … datang secara langsung dari medan tempur, dan yang akan kembali ke sana dengan tank-tank begitu mereka menyelesaikan latihan," katanya kepada wartawan.

Para tentara itu bekerja 12 jam per hari, enam hari per minggu.

"Mereka sangat termotivasi dan haus akan pengetahuan. Mereka tahu bahwa mereka akan kembali ke medan tempur dalam waktu lima minggu lagi,” kata seorang letnan kolonel Jerman yang bertanggung jawab untuk pelatihan Leopard dan hanya memberitahu namanya sebagai Peter.

Kedua tentara itu akan kembali ke Ukraina akhir Maret. Ditanya tentang bagaimana mereka mengatasi rasa takut, tentara berusia 57 tahun mengatakan pasukan-pasukan harus beradaptasi dengan perasaan itu. “Takut? Ya, semua orang takut. Tapi yang penting adalah cara Anda menghadapi rasa takut – dan bagaimana bertempur terlepas dari hal itu,” katanya.

REUTERS

Pilihan Editor: Covid-19: Taiwan Cabut Wajib Masker di Restoran dan Kantor

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

4 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

5 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

5 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

5 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

6 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

7 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya