Memasuki Tahun Kedua Perang, Rusia Kehilangan Separuh Armada Tank Tempur
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Kamis, 16 Februari 2023 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah kehilangan sekitar separuh dari tank-tank terbaiknya dalam setahun sejak mereka menginvasi Ukraina dan kesulitan untuk menggantinya, kata sebuah pusat riset terkemuka, Rabu, 15 Februari 2023, sementara Kyiv bersiap untuk menerima pengiriman tank-tank tempur modern dari Barat.
Tetapi Moskow mempertahankan sebagian besar angkatan udaranya dan mungkin lebih aktif mengerahkannya dalam fase perang berikutnya, kata Institut Studi Strategis Internasional (IISS).
Dalam laporan Military Balance, sebuah alat rujukan utama pakar-pakar pertahanan, IISS mengatakan tingkat kehilangan untuk beberapa kelas tank paling modern Rusia mencapai 50%, memaksanya untuk mengandalkan model era Soviet yang lebih tua.
"Mereka sedang memproduksi dan mengaktifkan kembali tidak cukup untuk menggantikan tingkat kehilangan itu. Armada bersenjata mereka yang terbaru di medan pertempuran sekitar separuh dari awal perang,” kata Henry Boyd, periset di IISS, kepada Reuters.
Ia memperkirakan kehilangan tank-tank rusia antara 2.000 dan 2.300, sementara Ukraina 700.
Ukraina telah memperoleh janji-janji sekitar 100 tank Barat modern, termasuk tank Abrams dari Amerika Serikat, Leopard Jerman dan Challenger Inggris, yang kemampuannya jauh melebihi model-model Rusia yang lebih tua.
“Hal itu kemungkinan diterjemahkan menjadi tindakan tank yang kurang agresif dan kurang percaya diri (Rusia) karena kru lebih peduli dengan tingkat ancaman yang dihadapkan kepada mereka," kata Boyd.
Pakar kedirgantaraan IISS Douglas Barrie mengatakan Rusia telah mempertahankan sebagian besar pasukan udaranya tanpa cedera, beroperasi dari jarak jauh karena pertahanan udara Ukraina efektif dan kekurangan rudal udara-ke-darat jarak pendek yang taktis. Tetapi, ia mengatakan Rusia mungkin akan menggunakan kekuatan udara lebih aktif, dan berpotensi mengambil lebih banyak risiko untuk menyerang setiap konsentrasi pasukan Ukraina di darat.
“Salah satu tantangan dari perspektif Ukraina adalah jika mereka harus memukul mundur pasukan darat Rusia yang signifikan atau mengerahkan kekuatan mereka sendiri … Anda membuat diri Anda rentan terhadap serangan udara. Pada saat itu Rusia mungkin memutuskan mereka akan mengambil kerugian yang lebih besar hanya untuk menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi di pihak lain," katanya.
<!--more-->Setahun berperang, Rusia telah dipukul mundur dari sebagian besar banyak teritori yang awalnya mereka kuasai tetapi masih menduduki sebagian dari empat wilayah di Ukraina selatan dan timur. Kyiv telah memberi peringatan selama berminggu-minggu tentang serangan baru Rusia yang besar-besaran.
Rabu, Rusia mengatakan mereka telah menembus dua garis pertahanan Ukraina yang dibentengi di medan pertempuran timur.
Barrie mengatakan sanksi-sanksi Barat akan menghalangi kemampuan Rusia untuk mengisi kembali stok senjata berpandu mereka yang mengandalkan mikroprosesor impor.
Ia juga mengatakan laju perkembangan generasi senjata nuklir terbaru Rusia lamban, meskipun Presiden Vladimir Putin menyombongkan kemampuan Moskow dan ancaman terselubungnya yang diulang-ulang untuk menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan apa yang ia anggap sebagai teritori Rusia.
Ben Barry, pakar perang daratan di IISS, mengatakan ia meragukan Rusia dapat membuat kemajuan yang besar. “Penilaian saya adalah akan sulit bagi Rusia untuk mengkonsentrasikan pasukan yang cukup dapat dipercaya dan kompeten untuk memukul mundur pasukan Ukraina,” katanya.
Pada saat yang sama, katanya, “tidak jelas bagi saya apakah Kyiv memiliki kekuatan tempur yang cukup untuk mengusir pasukan Rusia dengan cepat. Kita dapat memperkirakan tahun berdarah lagi.”
REUTERS