AS: Rusia Tahan 6.000 Anak Ukraina untuk 'Pendidikan Ulang"

Rabu, 15 Februari 2023 11:00 WIB

Seorang pejalan kaki berjalan di dekat papan yang menampilkan simbol "Z" untuk mendukung angkatan bersenjata Rusia yang terlibat dalam kampanye militer negara itu di Ukraina, di pemukiman Chernomorskoye, Krimea, 11 Februari 2023. Sebuah tanda di papan itu berbunyi: "Kami tidak meninggalkan orang-orang kami". REUTERS/Alexey Pavlishak

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan yang dibuat peneliti Universitas Yale dan didukung pemerintah AS, menemukan sebanyak 6.000 anak Ukraina berada di bawah kendali Pemerintah Rusia untuk "dididik ulang" tentang politik.

Laporang yang terbit Selasa, 14 Februari 2023 itu, mengatakan para peneliti Yale University mengidentifikasi setidaknya 43 kamp dan fasilitas lain tempat anak-anak Ukraina ditahan, yang merupakan bagian dari "jaringan sistematis skala besar" Moskow sejak invasi Februari 2022 ke Ukraina.

Anak-anak itu termasuk mereka yang memiliki orang tua atau wali keluarga, dianggap yatim piatu oleh Rusia, berada dalam perawatan lembaga negara Ukraina sebelum invasi, serta mereka yang hak asuhnya tidak jelas atau tidak pasti karena perang.

Sebagian dari mereka berasal dari Krimea yang dikuasai Rusia.

"Tujuan utama fasilitas kamp yang kami identifikasi tampaknya adalah pendidikan ulang politik," kata Nathaniel Raymond, salah satu peneliti, dalam pengarahan kepada wartawan.

Advertising
Advertising

Beberapa anak dipindahkan melalui sistem dan diadopsi oleh keluarga Rusia, atau dipindahkan ke panti asuhan di Rusia, kata laporan itu.

Anak terkecil yang diidentifikasi dalam program Rusia ini baru berusia empat bulan, dan beberapa kamp memberikan pelatihan militer kepada anak-anak berusia 14 tahun, kata Raymond. Ia menambahkan bahwa para peneliti tidak menemukan bukti bahwa anak-anak itu kemudian dikerahkan dalam pertempuran.

Kedutaan Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut.

Laporan terbaru Lab Penelitian Kemanusiaan Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Yale itu, merupakan bagian dari proyek dukungan Departemen Luar Negeri AS, yang telah memeriksa pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang Rusia.

"Apa yang didokumentasikan dalam laporan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa ke-4," perjanjian yang melindungi warga sipil di masa perang, kata Raymond.

Dia mengatakan, pelanggaran itu juga bisa menjadi bukti bahwa Rusia telah melakukan genosida selama perangnya di Ukraina, sebab telah mengubah tujuan anak-anak atau menghilangkan identitas nasional, yang termasuk tindakan kejahatan genosida.

Jaksa Ukraina mengatakan mereka sedang memeriksa tuduhan deportasi paksa anak-anak sebagai bagian dari upaya membangun dakwaan genosida terhadap Rusia.

"Jaringan ini membentang dari satu ujung Rusia ke ujung lainnya," kata Raymond, menambahkan bahwa para peneliti yakin jumlah fasilitas tempat anak-anak Ukraina ditahan melebihi 43.

Sistem kamp dan adopsi anak-anak Ukraina oleh keluarga Rusia yang diambil dari tanah air mereka "tampaknya disahkan dan dikoordinasikan di tingkat tertinggi pemerintahan Rusia," kata laporan itu, dimulai dengan Presiden Vladimir Putin dan meluas ke pejabat lokal.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengindikasikan bahwa tindakan dapat diambil terhadap 12 orang yang menurut laporan tersebut belum berada di bawah sanksi AS.

"Kami selalu mencari orang-orang yang mungkin bertanggung jawab atas kejahatan perang, atas kekejaman di dalam Ukraina," katanya. "Hanya karena kami belum memberi sanksi kepada individu sampai saat ini tidak berarti apa-apa tentang tindakan apa pun di masa depan yang mungkin kami ambil."

Pilihan editor: Satu Tahun Invasi, Rusia Serang Habis-habisan Bakhmut Ukraina

REUTERS | FATIMA ASNI SOARES

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

19 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

3 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

3 hari lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya