3 Respons UNESCO atas Banyaknya Situs Budaya yang Rusak Akibat Gempa Turki dan Suriah
Editor
Naufal Ridhwan
Rabu, 15 Februari 2023 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - UNESCO menyatakan dukungannya untuk Suriah dan Turki setelah gempa bumi dahsyat yang melanda kedua negara tersebut. “Belasungkawa saya sampaikan kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang meninggal. Pikiran saya juga tertuju pada yang terluka dan semua yang terkena dampak. UNESCO akan memberikan bantuan sesuai mandatnya,” kata Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO dikutip dari laman resminya.
Menanggapi banyaknya situs budaya yang rusak akibat gempa, UNESCO telah melakukan tiga tindakan. Pertama, mengerahkan ahli untuk melakukan inventarisasi, melakukan survei kerusakan situs budaya, dan mengamankan dan menstabilkan bangunan yang terdampak.
Di Suriah, UNESCO sangat prihatin dengan situasi di Kota Kuno Aleppo, yang masuk dalam daftar warisan dunia yang rentan. Kerusakan signifikan telah dicatat di benteng. Menara barat tembok kota tua telah runtuh dan beberapa bangunan telah rapuh.
UNESCO juga mengekspresikan kesedihannya di Turki atas keruntuhan beberapa bangunan di Benteng Diyarbakir dan Lanskap Budaya Taman Hevsel, situs warisan dunia yang merupakan pusat penting pada masa Romawi, Sassanid, Bizantium, Islam, dan Ottoman. Situs-situs lainnya dalam daftar warisan dunia, seperti Göbekli Tepe, Nemrut Da, dan Tell of Arslantepe yang tidak jauh dari pusat gempa, juga berisiko terdampak.
UNESCO mengerahkan para ahlinya, bersama dengan mitranya seperti ICOMOS, untuk membuat inventarisasi kerusakan. UNESCO juga mengamankan dan menstabilkan situs-situs ini dengan cepat.
5 Situs Budaya yang Rusak Akibat Gempa Turki dan Suriah
Dilansir Al Jazeera, setidaknya ada lima situs budaya yang rusak akibat gempa Turki dan Suriah.
Kastil Gaziantep, Gaziantep
Kastil yang berasal dari abad ke-2 Masehi dan terletak di pusat kota Gaziantep, Turki, dikenal secara lokal sebagai Gaziantep Kalesi. Saat ini, kastil tersebut sebagian telah hancur, dengan banyak tembok dan menara pengamat yang rata, dan sebagian lainnya mengalami kerusakan.
“Beberapa benteng di bagian timur, selatan, dan tenggara Kastil Gaziantep yang budaya di distrik Sahinbey tengah hancur akibat gempa, puing-puingnya berserakan di jalan,” kata kantor berita pemerintah Turki, Anadolu.
Bangunan ini awalnya digunakan sebagai titik observasi dan kemudian dijadikan kastil oleh orang Romawi. Monumen ini kini menjadi daya tarik wisata yang populer, dengan sejarahnya yang panjang dan kaya sebagai bukti akar kuno kota ini dan minat banyak pengunjung dan penakluk yang tertarik ke wilayah Turki ini selama berabad-abad.
Masjid Sirvan, Gaziantep
Berdekatan dengan Kastil Gaziantep, terdapat sebuah masjid yang berasal dari abad ke-17 yang juga mengalami kerusakan parah. Menurut Anadolu, sebagian dinding dan kubah di bagian timurnya telah runtuh.
Masjid tersebut adalah Masjid Sirvani, salah satu masjid tertua di Gaziantep, telah berdiri kokoh selama bertahun-tahun, tidak hanya sebagai bangunan keagamaan tetapi juga sebagai keajaiban arsitektur. Menara Masjid Sirvani memiliki dua balkon, yang merupakan perbedaan dari kebanyakan menara di masjid.<!--more-->
Benteng Aleppo, Aleppo
Benteng Aleppo, salah satu benteng tertua di dunia, juga tidak luput dari dampak gempa di Turki.
"Bagian dari Ottoman di dalam benteng Aleppo telah runtuh, sementara bagian dari tembok pertahanan timur laut telah retak dan runtuh," kata Direktorat Jenderal Purbakala dan Museum Suriah dalam sebuah pernyataan.
Bagian kubah dari menara masjid Ayyubiyah berada di dalam benteng yang runtuh, dan pintu masuk benteng, termasuk pintu masuk menara Mamluk, telah rusak, demikian disebutkan oleh badan pemerintah.
Sementara itu, UNESCO dalam sebuah pernyataan mengatakan: "Menara barat tembok kota tua telah runtuh dan beberapa bangunan di souk telah melemah."
Benteng Diyarbakir, Sur
Benteng budaya dan Taman Hevsel yang berdekatan di provinsi Diyarbakir Turki telah ditetapkan sebagai bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2015. Badan PBB menyatakan bahwa keduanya mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Pernyataan UNESCO menyatakan kesedihannya atas "runtuhnya beberapa bangunan" di dalam benteng tersebut.
Masjid Yeni, Malatya
Masjid yang berasal dari abad ke-17 di kota tua Malatya di wilayah Anatolia Timur Turki telah mengalami kerusakan berulang akibat gempa bumi. Masjid tersebut hancur dalam gempa bumi tahun 1894, tetapi kemudian dibangun kembali.
Namun, pada gempa bumi tahun 1964, bangunan tersebut kembali rusak. Menurut Anadolu, gempa terbaru di Turki membuat banyak dinding monumen tersebut runtuh, yang menandai akhir dari perjuangan masjid tersebut untuk dapat bertahan.
Sebelumnya, gempa dengan magnitudo 7,8 mengguncang Turki pada Senin, 6 Februari 2023 sekitar pukul 04.14 waktu setempat. Gempa tersebut adalah gempa paling mematikan di Turki sejak 1939 telah menewaskan 31.643 orang di sana, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki. Lebih dari 4.300 orang dilaporkan tewas dan 7.600 terluka di Suriah barat laut pada hari Minggu, kata sebuah badan PBB.
Gempa tersebut sekarang menjadi bencana alam paling mematikan keenam abad ini, setelah gempa tahun 2005 yang menewaskan sedikitnya 73.000 orang di Pakistan.
AL JAZEERA | REUTERS