NATO Pertimbangkan Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Ukraina
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 15 Februari 2023 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Pasukan Rusia membombardir pasukan Ukraina dan kota-kota sepanjang garis depan di wilayah Donetsk timur, Selasa, 14 Februari 2023 dalam apa yang tampaknya sebagai serangan baru, ketika para sekutu Barat bertemu di Brussels untuk membicarakan pengiriman lebih banyak senjata untuk pemerintahan Kyiv.
Bakhmut, sebuah kota di provinsi Donetsk dan target utama bagi tentara Presiden Rusia Vladimir Putin, berada dalam posisi genting.
“Tidak ada satu meter persegi pun di Bakhmut yang aman atau yang tidak berada dalam jangkauan tembakan atau drone musuh,” kata gubernur regional Pavlo Kyrylenko kepada televisi nasional Ukraina.
Ia mengatakan artileri Rusia telah menghantam target sepanjang garis depan di Donetsk, yang bersama dengan provinsi Luhansk membentuk Donbas, jantung industri Ukraina dan tujuan utama Rusia.
Dengan peringatan pertama invasi Rusia yang kian dekat, Kremlin telah mengintensifkan operasinya di wilayah selatan dan timur Ukraina dan sebuah serangan besar baru yang telah diantisipasi secara luas.
Sebelum rapat para menteri pertahanan NATO di Brussels, Sekretaris Jenderal aliansi tersebut, Jens Stoltenberg mengatakan negara-negara Barat perlu meningkatkan pasokan amunisi kepada Kyiv.
“Kita tidak melihat tanda-tanda bahwa Presiden Putin sedang mempersiapkan perdamaian. Yang kita lihat adalah sebaliknya, ia sedang mempersiapkan lebih banyak perang, serangan-serangan baru dan gempuran-gempuran baru,” katanya kepada wartawan.
Ukraina juga meminta Barat untuk mengirimkan jet-jet tempur.
Militer Ukraina, Selasa, mengatakan pasukannya telah menangkis serangan di lima permukiman di Luhansk dan enam di Donetsk, termasuk sekitar Bakhmut, selama 24 jam terakhir.
Mereka juga telah memukul mundur sebuah serangan ke sebuah kota di wilayah Kharkiv, yang merupakan perbatasan Rusia di Ukraina timur laut.
<!--more-->Inggris, Selasa, mengatakan para tentara bayaran dari grup Wagner, yang mempelopori serangan Rusia di Bakhmut, mendapat kemenangan kecil di pinggiran utara dalam tiga hari terakhir tetapi langkah maju ke selatan tampaknya hanya mengalami sedikit kemajuan.
Sebagai pusat transportasi jalan dan kereta api dan logistik regional, Bakhmut telah mengalami penembakan selama berbulan-bulan dan banyak distrik hancur. Hanya sekitar 5.000 warga sipil yang tersisa di sana dari sekitar 70.000 populasi sebelum perang, kata Gubernur Kyrylenko. Pasukan telah membentengi posisi untuk mengantisipasi pertempuran jalanan.
Otoritas berharap bisa mengurangi jumlah orang di sana hingga minimum dan berusaha mengevakuasi yang terluka, katanya.
Pencaplokan Bakhmut akan memberikan Rusia batu loncatan untuk maju ke dua kota yang lebih besar di Donetsk - Kramatorsk dan Sloviansk – dan memberikan Moskow momentum baru setelah berbulan-bulan kemunduran setelah invasi 24 Februari lalu.
Rusia sekarang menguasai sebagian besar wilayah selatan Kherson dan Zaporizhzhia, termasuk pembangkit nuklirnya, hampir semua Luhansk dan lebih dari setengah Donetsk, termasuk ibu kota regional. Meskipun tidak sepenuhnya menguasai salah satu dari empat wilayah tersebut, Moskow mengklaim telah mencaplok semuanya.
Pejabat Ukraina juga mengatakan Rusia menderita kerugian besar di sekitar Vuhledar, sebuah kota sekitar 150 km (90 mil) barat daya Bakhmut, termasuk tank dan kendaraan lapis baja serta personel.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan medan perang secara independen.
REUTERS
Pilihan Editor: Prabowo: Indonesia Pinjamkan Hercules C-130 ke Turki