AS Targetkan Entitas China Terkait Balon Mata-mata

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 10 Februari 2023 09:41 WIB

Pelaut yang ditugaskan ke Explosive Ordnance Disposal Group 2 menemukan balon mata-mata yang dicurigai milik Cina, di perairan teritorial AS di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, AS, 5 Februari 2023. U.S. Fleet Forces/U.S. Navy photo/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat akan mengeksplorasi pengambilan tindakan terhadap entitas-entitas terkait militer China yang mendukung penerbangan balon mata-mata di wilayah udara AS pekan lalu, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, Kamis, 9 Februari 2023.

Washington yakin bahwa pembuat balon China, yang ditembak oleh militer AS pekan lalu di Pantai Timur AS, memiliki “hubungan langsung” dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) kata pejabat kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

FBI, yang memimpin upaya-upaya untuk menganalisis sia-sisa balon yang ditemukan, mengatakan kepada wartawan dalam sebuah acara pengarahan bahwa mereka hanya menemukan bukti fisik yang sangat terbatas dan tidak memiliki informasi cukup untuk mengakses kapabilitasnya.

“Masih sangat dini bagi kami dalam proses ini, dan bukti yang ditemukan dan dibawa ke FBI sangat terbatas,” kata kantor biro tersebut.

Secara terpisah, Kamis, berbicara dalam rapat dengar pendapat Komisi Hubungan Luar Negeri Senat, Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman menyorot penerbangan balon China sebagai tanda baru dari upaya-upaya Beijing untuk membentuk kembali tatanan internasional.

Advertising
Advertising

“Tindakan tidak bertanggung jawab ini menampilkan secara penuh apa yang telah lama kita kenali: bahwa China telah menjadi lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri," kata Sherman dalam sidang tersebut.

Sherman mengatakan Washington akan terus memblokade China dari menggunakan teknologi AS untuk memajukan modernisasi militernya.

“China adalah satu-satunya pesaing dengan niat dan cara untuk membentuk kembali tatanan internasional,” kata Sherman, sambil menambahkan pelanggaran kedaulatan AS dan undang-undang internasional lewat balon tersebut adalah “contoh terbaru dari realitas tersebut.”

Pemandangan balon China yang melayang di atas Amerika Serikat pekan lalu menyebabkan kemarahan politik di Washington dan mempertajam fokus pada tantangan yang diajukan China terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.

Para legislator Demokrat dan Republik mengkritik tajam militer AS dan pemerintahan Biden karena gagal menembak balon tersebut ketika pertama kali memasuki wilayah udara AS, dan bahkan menunggu satu minggu untuk melakukannya. DPR memberikan suara 419-0 untuk resolusi yang mengutuk China untuk serbuan balon itu. Mereka menuntut informasi yang lebih banyak dari Pemerintahan Biden tentang insiden tersebut.

Dalam pernyataan yang dirilis Departemen Luar Negeri, pejabat senior tersebut mengatakan pembuat balon itu memiliki hubungan langsung dengan militer China dan vendor yang disetujui PLA. Pernyataan itu tidak merinci tindakan apa yang sedang dipertimbangkan Washington.

Perusahaan tersebut juga mengiklankan produk-produk balon di situsnya dan menayangkan video-video dari penerbangan-penerbangan sebelumnya, yang tampaknya terbang di atas wilayah udara AS dan negara-negara lain, kata pejabat itu, tanpa menyebut nama perusahaan tersebut.

China telah melakukan penerbangan pengintaian yang sama di atas lebih dari 40 negara di lima benua, kata pejabat. Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan bahwa }aktivitas itu telah terjadi selama beberapa tahun.”

REUTERS

Pilihan Editor: Kisah Tariq Haidar, Balita yang Selamat dari Gempa Turki

Berita terkait

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

4 jam lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

5 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

6 jam lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

7 jam lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

9 jam lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

1 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

1 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

1 hari lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya