Suriah, Negeri yang Terkoyak Perang Saudara, Wabah Kolera dan Gempa Bumi

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 8 Februari 2023 14:57 WIB

Seorang petugas penyelamat membawa seorang balita Suriah, Raghad Ismail, menjauh dari reruntuhan puing-puing bangunan setelah terjadinya gempa bumi di Azaz, Suriah 6 Februari 2023. REUTERS TV/via REUTERS/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban jiwa di Suriah akibat gempa bumi yang menghancurkan telah melewati angka 2.500, menurut media pemerintah Suriah dan badan penyelamat yang beroperasi di wilayah barat daya yang dikuasai pemberontak, seperti dilansir Reuters, Rabu, 8 Februari 2023. Tim penyelamat White Helmets mengatakan di Twitter jumlah korban jiwa di wilayah kekuasaan pemberontak meningkat menjadi lebih dari 1.280 kematian dan lebih dari 2.600 terluka.

"Jumlah ini diperkirakan meningkat signifikan karena ada ratusan keluarga di bawah reruntuhan, lebih dari 50 jam setelah gempa bumi,” tulis White Helmets. Sebelumnya, menteri kesehatan Suriah mengatakan jumlah kematian di wilayah yang dikuasai pemerintah naik menjadi 1.250, menurut laporan media milik pemerintah Al-Ikhbariya di Telegram. Jumlah yang terluka 2.054, katanya.

Gempa yang terjadi, Senin, 6 Februari 2023, meluluhlantakkan Suriah yang tengah dilanda perang saudara. Sebelum gempa, negara ini telah terbagi menjadi dua selama belasan tahun. Satu wilayah dikuasai oleh pemerintah dan wilayah lain oleh pemberontak. Dan kedua wilayah itu tanpa ampun menjadi sasaran gempa yang berkekuatan 7,8 magnitudo.

Seorang laki-laki berpakaian tentara kelelahan membawa jasad anak kecil yang tertutup debu dari reruntuhan sebuah gedung yang roboh di kota Hama yang dikuasai pemerintah. Di sisi lain, melewati garis depan pertempuran, seorang pekerja penyelamat mengenakan helm putih dan rompi hitam-kuning dari pertahanan sipil Suriah membawa gadis muda – yang gemetar tetapi masih hidup – dari reruntuhan rumahnya di Azas, wilayah yang dikuasai pemberontak.

Keduanya disaksikan oleh jurnalis-jurnalis Reuters, pemandangan-pemandangan yang terungkap dalam beberapa jam setelah gempa bumi meluluhlantakkan Suriah dan Turki ini mirip, meskipun seragam-seragam jelas menempatkan para penyelamat di sisi berlawanan dari konflik yang memecah negara tersebut.

Advertising
Advertising

"Gempa bumi mengguncang wilayah yang dikuasai oposisi dan yang dikuasai rezim, dan saya mendukung revolusi Suriah dengan sepenuh hati, tetapi saya peduli pada rakyat saya," kata Ramadan Suleiman, 28, melalui telepon, mengungkapkan simpati bagi warga sipil yang tinggal di wilayah pemerintah.

"Saya manusia, mereka juga manusia, kami merasakan hal yang sama di Turki, merasakan hal yang sama ketika itu terjadi di tempat-tempat lain seperti Eropa. Itulah kemanusiaan,” kata Suleiman, yang mengungsi ke Idlib dari Deir al-Zor di Suriah timur selama perang.

<!--more-->Gempa Tidak Mendiskriminasi

Bencana ini telah menambah penderitaan di sebuah negara di mana ratusan ribu orang telah terbunuh dalam sebuah konflik yang dimulai pada 2011 ketika protes-protes terhadap kekuasaan Presiden Bashar al-Assad berhadapan dengan tindak kekerasan yang mematikan.

“Ini adalah hal terakhir yang dibutuhkan negeri ini. Ini sebuah negeri yang dihuni oleh kematian,” kata Hassan Hussein, dari kota pantai dan benteng pertahanan pemerintah, Tartous.

Dengan jutaan orang tercerabut akibat perang, PBB mengatakan kebutuhan kemanusiaan saat ini lebih besar dari sebelumnya, meskipun garis depan utama telah membeku selama beberapa tahun. Dengan diplomasi yang didukung PBB yang tidak bergerak ke mana-mana, Suriah tetap terbelah dua.

Di kota yang dikuasai pemberontak, Atareb, Yousef Haboush meratapi bagaimana gempa telah memaksa banyak warga pergi dari rumah mereka lagi.

“Mengungsi dari kota-kota kami dan setelah akhirnya kami menemukan rumah di sana, kini ada lagi pengungsian,” kata Haboush, yang pergi dari Damaskus di puncak konflik.

Orang-orang di seluruh Suriah menghadapi ancaman bersama lainnya pada saat ini: wabah kolera yang berkembang pesat dalam kehancuran yang ditimbulkan konflik.

Di pegunungan di atas Latakia dekan kampung halaman Assad, warga mengatakan beberapa bangunan runtuh dan ada banyak yang mati. Pasukan Rusia, pertahanan sipil dan pasukan pemerintah bahu membahu dalam upaya bantuan cepat, kata dua warga.

Seorang warga, Abu Hamid, mengatakan ia merasakan “kedekatan” dengan warga Suriah lain, termasuk yang berada di wilayah pemberontakan. "Ini mungkin terjadi untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama,” katanya. “Gempa bumi tidak mendiskriminasi.”

REUTERS

Pilihan Editor: Iran Pamerkan Pangkalan Udara Bawah Tanah, Persiapan Hadapi Serangan Israel

Berita terkait

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

2 jam lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

9 jam lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

21 jam lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

23 jam lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

23 jam lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

1 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

1 hari lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

2 hari lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

2 hari lalu

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

Sedikitnya empat orang luka-luka akibat gempa yang terjadi pada Sabtu malam ini.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

3 hari lalu

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.

Baca Selengkapnya