AS Beri Pengarahan 40 Negara tentang Insiden Balon Mata-mata China

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 8 Februari 2023 13:28 WIB

Pelaut yang ditugaskan ke Explosive Ordnance Disposal Group 2 menemukan balon mata-mata yang dicurigai milik Cina, di perairan teritorial AS di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, AS, 5 Februari 2023. U.S. Fleet Forces/U.S. Navy photo/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyelenggarakan pengarahan di Washington dan Beijing dengan diplomat-diplomat asing dari 40 negara tentang balon mata-mata China yang memasuki wilayah udara AS, akhir Januari, kata seorang pejabat pemerintahan dan diplomat, Selasa, 7 Februari 2023.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, Senin, memberikan pengarahan kepada hampir 150 diplomat asing dari 40 kedutaan, kata pejabat. Sementara di Beijing, kedutaan AS mengumpulkan diplomat-diplomat asing, pada Senin dan Selasa, untuk menyajikan teman-temuan AS tentang balon tersebut.

"Kami ingin memastikan bahwa kami membagi sebanyak yang kami bisa dengan negara-negara di seluruh dunia yang mungkin rentan terhadap jenis-jenis operasi semacam ini,” kata pejabat pemerintahan senior itu.

Pengarahan Sherman pertama kali dilaporkan Washington Post. Kementerian Luar Negeri AS tidak segera memberikan respons untuk permintaan komentar.

Kemunculan balon China di atas Amerika Serikat pekan lalu menyebabkan kemarahan politik di Washington dan mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing yang diharapkan kedua negara dapat memperbaiki hubungan mereka yang rusak. Blinken seharusnya tiba di Beijing, Minggu.

Advertising
Advertising

Sebuah jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh balon tersebut di South Carolina, Sabtu, seminggu setelah balon itu memasuki wilayah udara AS.

China telah mengatakan bahwa itu adalah sebuah balon cuaca yang tertiup masuk ke wilayah udara AS dan sebuah “insiden terisolasi yang tak terduga”. China mengutuk penembakan balon tersebut dan menuduh Amerika Serikat bertindak berlebihan.

Dalam pengarahan di Beijing, Amerika Serikat menyajikan informasi untuk menunjukkan bahwa balon, yang memasuki wilayah udara AS dalam hari-hari terakhir Januari dan terbang ke atas wilayah militer AS, bukanlah sebuah balon periset udara seperti yang dikatakan Beijing melainkan sebuah pesawat yang digunakan untuk spionase, kata para diplomat di Beijing yang hadir dalam diskusi tersebut.

<!--more-->Washington mengatakan balon tersebut dikendalikan oleh militer China, Tentara Pembebasan Rakyat.

Para diplomat yang menghadiri pengarahan di Beijing mengatakan mereka diberitahu bahwa panel-panel surya pada balon tersebut berarti bahwa balon itu membutuhkan lebih banyak tenaga dibandingkan sebuah balon cuaca, dan bahwa jalur penerbangannya tidak mengikuti dengan pola angin alamiah. Para pejabat AS mengatakan balon itu dilengkapi dengan kemudi dan baling-baling.

“Berdasarkan pengarahan AS, pemahaman kami sendiri tentang balon-balon tersebut dan fakta bahwa China sejauh ini telah menolak memberikan nama perusahaan atau entitas pemilik balon ini, kami sulit mempercayai bahwa ini adalah sebuah balon cuaca sipil,” kata seorang diplomat pertahanan dari negara Asia yang berbasis di Beijing.

Informasi ini sama dengan apa yang telah dibagikan Pentagon dengan wartawan sejak akhir pekan, yang mengatakan balon-balon itu bagian dari armada udara China yang juga telah melanggar kedaulatan negara-negara lain.

Washington Post melaporkan bahwa meskipun analis masih belum tahu seberapa besar armada balon tersebut, seorang pejabat AS mengatakan bahwa telah ada “puluhan” misi sejak 2018 dan bahwa balon-balon itu menggunakan teknologi yang digunakan oleh sebuah perusahaan swasta China.

REUTERS

Pilihan Editor: Rusia Minta Kedutaan Besar Amerika di Moskow Setop Sebarkan Berita Palsu

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

8 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

9 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

10 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

10 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

11 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

12 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

19 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

22 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya