Menengok Kembali Pecahnya Jerman Menjadi Dua Akibat Perang Dingin

Jumat, 3 Februari 2023 15:58 WIB

Sisa bekas Tembok Berlin dilihat dari sisi Berlin Timur di Jerman, Rabu, 18 September 2019. Tepat hari ini, Kamis, 3 Oktober 2019, diperingati sebagai Hari Persatuan Jerman dan juga sebagai pengingat runtuhnya Tembok Berlin. TEMPO/Choirul Aminuddin

TEMPO.CO, Jakarta - Perang Dingin merupakan persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. "Kompetisi” yang terjadi meliputi militer, penyebaran ideologi dan pengaruh, memberikan bantuan kepada negara klien, spionase, kampanye propaganda, perlombaan nuklir, hingga persaingan luar angkasa. Perang Dingin berakhir setelah Uni Soviet pecah pada 1991.

Perang Dingin menyebabkan ketegangan tinggi yang memicu sejumlah konflik, salah satunya adalah perpecahan Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Mengutip History, pecahnya Jerman ditenggarai oleh perbedaan ideologi Amerika Serikat dan Uni Soviet. Uni Soviet ketika itu menolak usulan rekonstruksi Jerman pasca-perang. Pada akhirnya, Jerman Timur dikuasai Uni Soviet, sementara Jerman Barat berada di bawah Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya kedua wilayah ini mengalami nasib yang berbeda. Di bawah dukungan Blok Barat yang liberal, Jerman Barat mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sementara itu, Jerman Timur di bawah pengaruh paham komunis Uni Soviet mengalami banyak krisis.

Keadaan tersebut memicu imigrasi besar-besaran dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Walau tak sedikit imigran yang bisa dihentikan, namun banyak pula yang berhasil memasuki Jerman Barat. Hal ini mengakibatkan Jerman Timur dengan cepat kehilangan banyak sumber daya manusia.

Melansir buku The Berlin Wall: Division of a City’ oleh Thomas Flemming dan Hagen Koch, Pemerintah Jerman Timur pada 13 Agustus 1961 membangun tembok besar sebagai dinding pembatas antara wilayah Berlin bagian barat dengan Berlin bagian timur.

Advertising
Advertising

Blok Timur menyatakan bahwa Tembok Berlin dibangun untuk melindungi warganya dari berbagai pengaruh yang dapat memicu gerakan-gerakan besar sehingga mereka dapat membentuk pemerintahan komunis di Jerman Timur. Namun kenyataannya Tembok Berlin didirikan untuk mencegah perginya penduduk Jerman Timur ke wilayah Jerman Barat.

Hal ini membuat banyak orang menjadi sulit untuk pergi dari timur ke barat. Para tentara Jerman Timur akan memeriksa setiap orang sebelum diizinkan masuk atau pergi. Kecuali dalam keadaan khusus, orang dari Berlin Timur maupun Berlin Barat sangat jarang diizinkan melintasi perbatasan.

Setelah berdiri selama bertahun-tahun, akhirnya tembok ini diruntuhkan pada 1989 yang menjadi tanda segera berakhirnya Perang Dingin. Jerman Barat dan Jerman Timur pun akhirnya bersatu kembali pada 3 Oktober 1990. Tembok Berlin menjadi ikon Perang Dingin antara Blok Barat yang digawangi Amerika Serikat melawan Blok Timur di bawah komando Uni Soviet.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: 13 Agustus 60 Tahun Lalu, Tembok Berlin Mulai Dibangun

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

6 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

6 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

8 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

9 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

9 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

10 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

10 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

14 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya