NATO Terang-terangan Siap Perang dengan Rusia, Minta Korsel Bantu Ukraina

Reporter

Tempo.co

Selasa, 31 Januari 2023 14:10 WIB

Rusia mengerahkan peluncur rudal taktis Iskander-M di wilayah Belgorod, 60 km sebelah timur perbatasan negara Ukraina. Iskander adalah sistem rudal balistik bergerak dengan nama sandi SS-26 Stone oleh NATO, menggantikan rudal Scud Soviet. Foto : wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Perang Rusia Ukraina memasuki babak baru. Ketua Komite Militer NATO Rob Bauer baru-baru ini mengatakan bahwa aliansi tersebut siap untuk konfrontasi langsung dengan Rusia di Ukraina. Bauer adalah seorang laksamana di Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Ia mengatakan kepada saluran televisi Portugis, RTP, bahwa NATO berfokus pada persenjataan kembali karena tujuan strategis Presiden Rusia Vladimir Putin melampaui Ukraina dan mungkin dapat diperluas ke negara-negara tetangga.

Baca: Ditolak AS, Ukraina Minta Jet Tempur dari Prancis dan Polandia

Bantuan negara-negara anggota NATO termasuk Amerika Serikat ke Ukraina, seolah tanpa batas. Sejumlah negara mengumumkan akan mengirimkan tank ke Ukraina untuk membantu melawan invasi Rusia. Jerman dan Amerika Serikat adalah dua negara yang akan mengirimkan tank Leopard 2 dan tank Abrams besar-besaran ke Ukraina.

Selain itu Amerika Serikat akan mengirimkan bantuan militer tambahan senilai US$ 3,75 miliar ke Ukraina, yang mencakup 50 Kendaraan Tempur Infanteri Bradley. Bantuan ini menjadikan keseluruhan bantuan keamanan oleh AS ke Ukraina menjadi sekitar US$ 27,2 miliar sejak Putin melancarkan invasinya Februari lalu ke negara tetangganya itu.

Pada Senin, 30 Januari 2023, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Korea Selatan mempertimbangkan kembali aturannya untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik. NATO ingin ekspor senjata ini dapat membantu mempersenjatai Ukraina.

“Saya mendesak Republik Korea untuk melanjutkan dan meningkatkan isu khusus dukungan militer,” katanya dalam sesi tanya jawab setelah berpidato di Chey Institute for Advanced Studies di Seoul.

Advertising
Advertising

“Beberapa sekutu NATO yang memiliki kebijakan untuk tidak pernah mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik telah mengubah kebijakan itu sekarang,” kata Stoltenberg. Ia mengacu pada Jerman, Norwegia, dan Swedia yang sedang mengajukan diri menjadi anggota NATO, sebagai negara yang telah mengubah kebijakan ekspor senjata untuk membantu Ukraina.

“Setelah invasi brutal ke Ukraina, negara-negara ini mengubah kebijakan mereka karena menyadari bahwa ketika Anda menghadapi invasi brutal di mana kekuatan besar Rusia menginvasi negara lain dengan cara terang-terangan seperti yang kita lihat di Ukraina. Jika kita percaya pada kebebasan, demokrasi, jika kita tidak ingin otokrasi dan tirani menang, maka mereka membutuhkan senjata," ujarnya.

Bulan lalu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyatakan bahwa anggota aliansi militer NATO yang memberikan bantuan kepada Ukraina dapat menjadi target militer yang sah. Medvedev kini menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia. Ia mempertanyakan apakah pengiriman senjata ke Ukraina oleh negara-negara NATO dapat dianggap sebagai serangan terhadap Rusia.

"Hari ini pertanyaan utama adalah apakah perang hybrida de facto yang diumumkan di negara kita oleh NATO dapat dianggap sebagai masuknya aliansi ke dalam perang dengan Rusia? Apakah mungkin untuk melihat pengiriman sejumlah besar senjata ke Ukraina sebagai serangan ke Rusia?" ujarnya.

Simak: Politisi Prancis Sebut Zelensky Gila Minta Rudal hingga Jet Tempur Barat

NEWSWEEK | CNN

Berita terkait

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

13 jam lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

14 jam lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

2 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

2 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

3 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

4 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Profil Mikhail Mishutin, Perdana Menteri Rusia yang Dipinang Lagi oleh Putin

5 hari lalu

Profil Mikhail Mishutin, Perdana Menteri Rusia yang Dipinang Lagi oleh Putin

Putin mengusulkan nama Mikhail Mishutin untuk kembali menjabat sebagai perdana menteri.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

5 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

6 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping Kunjungan Kerja ke Serbia

7 hari lalu

Xi Jinping Kunjungan Kerja ke Serbia

Xi jinping kunjungan kerja ke Serbia untuk memperingati 25 tahun pengeboman oleh NATO pada kantor kedutaan besar Cina di Serbia

Baca Selengkapnya