NATO Desak Korea Selatan Tingkatkan Dukungan Militer untuk Ukraina

Senin, 30 Januari 2023 20:17 WIB

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara pada konferensi pers setelah Turki, Swedia dan Finlandia menandatangani memorandum selama KTT NATO di Madrid, Spanyol, 28 Juni 2022. REUTERS/Violeta Santos Moura

TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak Korea Selatan untuk meningkatkan dukungan militer ke Ukraina. Dia memberi contoh negara-negara lain seperti Swedia, Jerman, dan Norwegia, yang awalnya tidak memberikan senjata ke negara-negara yang berkonflik, kini telah mengubah kebijakan mereka setelah invasi Rusia.

Baca juga: Perusahaan Rusia Janjikan Rp1 Miliar Bagi Tentara yang Hancurkan Tank Leopard 2 Ukraina

Stoltenberg tengah berada di Korea Selatan dalam rangkaian kunjungan Asia yang juga mencakup Jepang. Lawatannya bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan sekutu Barat di Asia dalam menghadapi perang di Ukraina dan meningkatnya persaingan dengan China.

Saat berbicara di Chey Institute for Advanced Studies, Stoltenberg berterima kasih kepada Korea Selatan atas bantuan tidak mematikan ke Ukraina. Akan tetapi, dia mendesak Seoul untuk berbuat lebih banyak. Dia menyebut ada "kebutuhan mendesak" untuk amunisi.

"Saya mendesak Republik Korea untuk melanjutkan dan meningkatkan isu khusus dukungan militer," kata Stoltenberg di Seoul, Senin, 30 Januari 2023.

Advertising
Advertising

"Jika kita tidak ingin otokrasi dan tirani menang, maka mereka (Ukraina) membutuhkan senjata, itulah kenyataannya," kata mantan perdana menteri Norwegia itu menambahkan.

Korea Selatan telah menandatangani kesepakatan besar untuk menyediakan ratusan tank, pesawat, dan senjata lainnya kepada anggota NATO, Polandia, sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Namun, Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan undang-undang Korea Selatan yang melarang pasokan senjata ke negara-negara yang terlibat konflik mempersulit pengiriman senjata ke Ukraina.

Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Moskow mengklaim, apa yang disebutnya sebagai 'Operasi Militer Khusus' ke Ukraina adalah untuk menangkal ancaman terhadap keamanannya sendiri.

Di Seoul, Stoltenberg juga bertemu dengan Yoon dan Menteri Pertahanan Lee Jong-sup. Para petinggi Korea Selatan menggemakan seruan untuk hubungan yang lebih dekat dengan NATO berdasarkan nilai-nilai bersama. Mereka bagaimanapun tidak secara terbuka menyampaikan seruan untuk lebih banyak bantuan militer ke Ukraina.

<!--more-->

Membendung China

Dalam pertemuan dengan pejabat senior Korea Selatan, Stoltenberg mengatakan kejadian di Eropa dan Amerika Utara saling berhubungan dengan kejadian di kawasan lain. Dia menyebut aliansi militer Barat tersebut ingin membantu mengelola ancaman global dengan meningkatkan kemitraan di Asia. Dia menyinggung Beijing secara langsung.

"Kami percaya bahwa kami harus terlibat dengan China dalam isu-isu seperti pengendalian senjata, perubahan iklim, dan isu lainnya," katanya. "Tetapi pada saat yang sama, kami sangat jelas bahwa China menimbulkan tantangan terhadap nilai-nilai kami, kepentingan kami, dan keamanan kami."

Menanggapi pertanyaan tentang pernyataan Stoltenberg, juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning mengatakan pada Senin bahwa China adalah mitra negara, bukan tantangan, dan tidak mengancam kepentingan atau keamanan negara mana pun.

"Kami juga berharap NATO akan meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan konsep konfrontasi blok, dan berbuat lebih banyak untuk keamanan dan stabilitas Eropa dan dunia," kata Mao dalam jumpa pers rutin.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah pada Senin, Korea Utara menyebut kunjungan Stoltenberg sebagai "awal dari konfrontasi dan perang karena membawa awan gelap 'Perang Dingin baru' ke kawasan Asia-Pasifik".

Baca juga: Yoon Suk Yeol Jadi Presiden Korea Selatan Pertama yang Hadiri KTT NATO

REUTERS

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

20 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

1 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

1 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

1 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

1 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

1 hari lalu

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong berhasil bawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut sisi lain Coach Shin.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

1 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

2 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

2 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

2 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya