Beijing Klaim Kasus Positif Covid-19 Melandai setelah Libur Imlek

Senin, 30 Januari 2023 20:30 WIB

Penumpang menunggu dalam antrean, setelah Italia memerintahkan tes antigen untuk mendeteksi penyakit virus corona (COVID-19) untuk semua pelancong yang datang dari Cina, di Bandara Malpensa di Milan, Italia, 29 Desember 2022. REUTERS/ Jennifer Lorenzini

TEMPO.CO, Jakarta - Cina mengklaim situasi Covid-19 di negara itu sudah melandai. Beijing menyebut selama liburan satu minggu, pasien demam yang datang ke klinik akibat virus corona selama Imlek turun sekitar 40 persen dari sebelumnya.

“Situasi epidemi secara keseluruhan di negara ini telah memasuki tingkat rendah, dan situasi epidemi di berbagai tempat terus mengalami tren penurunan yang stabil,” kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Cina Mi Feng dalam jumpa pers di Beijing pada Senin, 30 Januari 2023.

Baca juga: Jenderal AS Sebut Amerika Perang dengan Cina 2025, Apa Sebabnya?

Sejumlah pengunjung menggunakan masker saat memesan makanan di food court sebuah mall setelah meredanya pandemi virus corona atau COVID-19 di Beijing, Cina, 15 Mei 2020. Usai pendemi mereda di Cina, para warga mendatangi sejumlah tempat yang selama ini ditutup karena pandemi. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Advertising
Advertising

Perjalanan domestik, serta masuk dan keluar Cina selama periode liburan meningkat tajam. Jutaan orang naik pesawat, kereta api, bus, dan jalan raya setelah Beijing tiba-tiba menghapus kebijakan nol-Covid yang berlaku selama hampir tiga tahun pada awal Desember 2022.

Sumber di Kementerian Transportasi Cina mengatakan kepada wartawan, selama periode sibuk perjalanan tahunan pelancong mencapai 892 juta antara 7 Januari dan 29 Januari 2023. Jumlah itu naik 56 persen dari 2022. Akan tetapi itu turun 46,9 persen dari periode yang sama pada 2019.

Dihapusnya pembatasan Covid-19 di Cina diikuti oleh gelombang infeksi di hampir seluruh wilayah negara itu. Seorang ilmuwan pemerintah terkemuka mengatakan pada 21 Januari 2023, sekitar 80 persen warga di Cina telah terinfeksi virus corona. Kasus yang diperkirakan mengalami peningkatan besar dalam beberapa bulan mendatang menjadi kecil.

Beberapa ahli telah memperingatkan liburan Imlek akan memicu gelombang infeksi di daerah pedesaan yang kurang siap menghadapinya. Tahun Baru Imlek sebelum pandemi dikenal sebagai migrasi manusia terbesar di dunia.

Akan tetapi pada pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan tidak ada peningkatan yang signifikan kasus positif Covid-19 selama liburan. Jumlah kasus Covid-19 yang parah dan kematian telah menurun, dan tidak ada strain mutan baru yang teridentifikasi.

CDC juga mengatakan minggu lalu kasus Covid-19 yang sakit kritis di Cina turun 72 persen dari puncaknya pada awal bulan ini. Sementara kematian harian di antara pasien Covid-19 di rumah sakit turun 79 persen dari puncaknya.

Beberapa ahli di dunia mengatakan data yang dilaporkan Cina tentang kematian terkait Covid-19 mungkin jauh lebih rendah dari jumlah sebenarnya karena tidak termasuk mereka yang meninggal di rumah. Sedangkan beberapa dokter mengatakan mereka tidak disarankan untuk menyebut Covid-19 sebagai penyebab kematian.

REUTERS

Baca juga: Kementerian Kesehatan Persiapkan Vaksinasi Covid-19 untuk Bayi dan Balita

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

12 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

12 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

16 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

19 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya