Fakta Pembakaran Al Quran, Kedutaan Digeruduk hingga Erdogan Tak Sudi Dukung Swedia ke NATO

Senin, 30 Januari 2023 19:17 WIB

Seorang pria menunjukkan poster bergambar bendera Swedia dalam aksi protes atas pembakaran Alquran di Stockholm, di luar kedutaan Swedia di London, Inggris, 28 Januari 2023. Aksi pembakaran Kitab suci umat Muslim tersebut dilakukan oleh politikus Denmark, Rasmus Paludan, dalam aksi demo di luar kedutaan Turki di Stockholm. REUTERS/Henry Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin politik Denmark-Swedia Rasmus Paludan yang juga Kepala Partai Politik Sayap Kanan Denmark Starm Kurs, melakukan pembakaran Al Quran dalam demonstrasinya pada Sabtu 21 Januari 2023. Pembakaran Al Quran di Swedia bermula saat Paludan melakukan demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki pada Sabtu lalu. Usai menyampaikan gagasannya selama kurang lebih satu jam, Paludan membakar Al Quran dengan korek api.

Baca: Erdogan Isyaratkan Finlandia Bisa Gabung NATO, Tapi Tak Sebut Swedia

Tak hanya membakar, Rasmus Paludan juga menyampaikan sikap meremehkan Islam dan migrasi ke Swedia. Bahkan, ia mengklaim aksinya itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi. Jika ada yang tidak terima, sebaiknya segera keluar dari Swedia.

“Jika Anda tidak berpikir harus ada kebebasan berekspresi, Anda harus tinggal di tempat lain,” kata Rasmus Paludan kepada massa di sana.

Aksi tersebut sontak memicu reaksi. Tempo merangkum buntut pembakaran Al Quran di Swedia tersebut.

Kedutaan Swedia Digeruduk

Advertising
Advertising

Sekitar 30 organisasi masyarakat (ormas), berkumpul di luar Kedutaan Swedia di Kuala Lumpur pada Jumat, 27 Januari 2023. Perwakilan dari ormas tersebut menyerahkan nota protes terhadap pembakaran Al Quran oleh seorang politisi sayap kanan di Swedia.

Dewan Permusyawaratan Organisasi Islam Malaysia (Mapim) Mohd Azmi Abdul Hamid mengatakan kepada Bernama bahwa nota protes telah diserahkan kepada perwakilan Duta Besar Swedia untuk Malaysia Joachim Bergstrom.

Malaysia Akan Kirim Satu Juta Al Quran ke Seluruh Dunia

Malaysia akan mengirim satu juta eksemplar Al Quran ke seluruh dunia, sebagai tanggapan atas pembakaran kitab suci umat Islam tersebut oleh politikus Denmark-Swedia, Rasmus Paludan. Menurut Perdana Menteri Anwar Ibrahim pendistribusian Al Quran ke seluruh dunia melalui Yayasan Restu merupakan cara paling jitu untuk menanggapi aksi Paludan yang melecehkan kitab suci.

“Saya setuju bahwa cara paling bermanfaat untuk menanggapi tindakan gila dan kurang ajar ini adalah melanjutkan upaya yang telah dimulai dan memiliki tekad untuk mencetak dan mendistribusikan satu juta eksemplar Al Quran ke seluruh dunia dalam waktu sesingkat mungkin," kata Anwar, Sabtu kemarin, seperti dikutip dari Bernama.

Anwar menambahkan, pendistribusian Al Quran itu juga akan disertai dengan beberapa program penghayatan dan pemahaman mengenai isi Al Quran. Oleh karena itu, Anwar akan mengajak negara Muslim lainnya berkonsultasi dalam upaya mendistribusikan Al Quran secara global.

Turki Tunda Kunjungan Menhan Swedia

Turki menunjukkan kemarahan atas demo pembakaran Alquran di Swedia dengan membatalkan rencana kunjungan Menteri Pertahanan Swedia ke Ankara.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan dia telah berdiskusi dengan Presiden Tayyip Erdogan tentang kurangnya tindakan untuk membatasi protes di Swedia terhadap Turki dan telah menyampaikan reaksi Ankara kepada Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson di sela-sela pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina.

Menhan Swedia Pal Jonson mengatakan secara terpisah bahwa dia dan Akar telah bertemu pada hari Jumat, 20 Januari 2023 selama pertemuan sekutu Barat di Jerman dan memutuskan untuk menunda pertemuan yang direncanakan.

Erdogan Tak Sudi Dukung Swedia Masuk NATO

Selain menunda kunjungan Menhan Swedia, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menyatakan tidak sudi mendukung Swedia masuk NATO. Presiden Turki bereaksi keras terhadap pembakaran Al Quran di Swedia.

Dalam pidatonya setelah rapat kabinet, ia mengatakan Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan Turki untuk keanggotaan NATO setelah protes pada akhir pekan lalu. Dalam protes di dekat kedutaan Turki di Stockholm itu, dilakukan pembakaran Al Quran di Swedia oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras.

Protes di Stockholm pada hari Sabtu terhadap Turki dan keinginan Swedia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

"Mereka yang mengizinkan penistaan agama seperti itu di depan kedutaan kami tidak dapat lagi mengharapkan dukungan untuk keanggotaan NATO mereka," kata Erdogan.

"Jika Anda sangat mencintai anggota organisasi teroris dan musuh Islam dan melindungi mereka, maka kami menyarankan Anda untuk meminta dukungan mereka demi keamanan negara Anda," katanya.

Sebelumnya Swedia dan Finlandia mendaftar untuk bergabung dengan NATO sejak tahun lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kedua negara bisa diterima sebagai anggota NATO bila semua anggotanya yang berjumlah 30 negara menyetujui permintaan tersebut.

Ankara sebelumnya mengatakan Swedia khususnya harus terlebih dahulu mengambil sikap yang lebih jelas terhadap militan Kurdi yang disebut oleh Turki sebagai kelompok teroris.

Simak: Top 3 Dunia: Ancaman Rasmus Paludan sampai Anwar Ibrahim Sebar 1 Juta Al Quran

DANIEL A. FAJRI | BERNAMA | THE STAR | REUTERS

Berita terkait

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

1 hari lalu

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

Israel mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak menghadiri kontes lagu Eurovision yang digelar di Malmo, Swedia, pekan depan

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

5 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

11 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

11 hari lalu

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

Menhan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan NATO telah mengerahkan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja dekat perbatasan Rusia.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

14 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

17 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

23 hari lalu

Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

Meskipun telah 11 tahun meninggal, tetapi Ustad Jefri Al Buchori atau Uje akan selalu dikenang. Berikut profil hingga kisah kematiannya.

Baca Selengkapnya

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

25 hari lalu

Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.

Baca Selengkapnya

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

26 hari lalu

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Baca Selengkapnya