Anggota DPR RI Soroti Perang Rusia Ukraina Kian Panas usai Kiriman Tank Barat
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 30 Januari 2023 17:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar Loedwijk F. Paulus menyoroti perang Rusia Ukraina yang masih berlanjut usai digelarnya KTT G20 di Bali tahun lalu. Dia melihat krisis keamanan yang masih berkecamuk di Eropa timur itu dan menyinggung dampaknya pada Indonesia.
Baca: Boris Johnson: Putin Pernah Mengancam Saya dengan Rudal
"Kelihatannya bukan makin bagus, pasca-G20 kemarin. Memang betul negara-negara NATO mengatakan tidak melibatkan pasukan ke sana, tapi faktanya pesawat tempur (akan dikirim ke sana), lalu infrastruktur untuk menerima jet di Ukriana disiapkan, Amerika juga sepakat kirim tank Abrams, dan Jerman siapkan tank-tank kelas berat mereka," kata Loedwijk meminta pandangan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat rapat di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 30 Januari 2023.
Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Moskow menyebut agresi di negara tetangganya itu sebagai operasi militer khusus demi keamanan wilayahnya. Perang Rusia di Ukraina dikutuk secara keras oleh Barat dengan sanksi ekonomi hingga isolasi di forum internasionl.
Deklarasi G20 Bali menghasilkan deklarasi dengan butir yang mengutuk agresi Rusia ke Ukraina, berdasarkan resolusi PBB, namun masih ada pandangan di antara negara-negara anggota. Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo melakukan apa yang disebut misi damai ke Ukraina dan Rusia pada pertengahan tahun lalu.
Pertempuran saat ini masih berlangsung dan meningkat di timur Ukraina serta beberapa wilayah lainnya. Ratusan ribu orang disebut meninggal dunia hingga mengungsi dari negara tersebut.
Loedwijk dalan pertemuan DPR yang membahas prioritas keketuaan ASEAN dengan Retno dan staf Kementerian Luar Negeri itu, menanyakan perkembangan invasi Rusia ke Ukraina dari sudut pandang menteri. Dia memberi catatan, perang itu sudah menjadi masalah global yang sekarang dirasakan Indonesia. "Faktanya walau kita gak terlibat, tapi gandum kita dari Ukraina," kata Loedwijk.
Retno yang ada di ruang Komisi I tidak segera memberikan jawaban. Keterangan mengenai ini kemudian diberikan secara tertutup untuk media.
Dalam pernyataan tahunan di gedung Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu, 11 Januari 2023, Retno menyebut Indonesia secara konsisten telah mengajak pihak-pihak terkait untuk memulai pembicaraan damai dan menghentikan perang. Di samping itu, Indonesia juga berupaya agar re-integrasi ekspor biji-bijian dari Ukraina dan gandum serta pupuk dari Rusia dapat dilakukan.
Pengamat melihat Indonesia sulit terlibat dalam upaya mendamaikan perang Rusia Ukraina. Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS Lina Alexandra mengatakan, sedari awal dia melihat kunjungan Jokowi ke Moskow dan ke Kyiv bukan merupakan misi damai. Namun dengan motif ekonomi seperti yang disebut Retno untuk memastikan rantai pasok global semisal gandum dan pupuk, yang terganggu dan berdampak pada industri dalam negeri.
Dia berpendapat, misi lainnya adalah menyelamatkan G20. "Ini sama pertanyaan kita, (mengenai misi damai Ukraina) apa next-nya? Apa memang kita mau mengambil peran yang lebih penting," kata Lina saat mengulas pernyataan menteri luar negeri di gedung CSIS, Jakarta, pada Rabu, 11 Januari 2023.
Lina menegaskan, Indonesia tidak memiliki kapasitas untuk terlibat dalam mendamaikan secara langsung Rusia dan Ukraina. Namun dia melihat pernyataan Retno yang menyerukan penghormatan integritas wilayah perlu terus disuarakan seperti di level PBB.
Simak: Top 3 Dunia: Ukraina Minta Jet Tempur F-16, Kekayaan Orang Terkaya Asia Melorot
DANIEL A. FAJRI