Top 3 Dunia: Yahudi Soal Pembakaran Al Quran, Mahasiswa Arab Ditikam di AS
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 28 Januari 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia sepanjang hari kemarin dimulai dari pembakaran Al Quran di Swedia. Menurut Dewan Komunitas Yahudi Swedia, izin pembakaran Al Quran adalah kesalahan besar.
Berita kedua top 3 dunia yaitu Rusia yang sedang mencari cara melumpuhkan tank Abrams dan tank Leopard 2 yang dikirim ke Ukraina. Terakhir yaitu kisah tentang mahasiswa Arab yang ditikam hingga tewas di Amerika Serikat. Berikut berita selengkapnya:
1. Izin Pembakaran Al Quran di Swedia, Komunitas Yahudi: Kesalahan Besar
Dewan Komunitas Yahudi Swedia mengatakan izin pembakaran Al Quran di Swedia adalah “kesalahan besar”. Dewan ini juga mendesak agar undang-undang mengenai kejahatan kebencian di negara itu harus diubah.
Baca juga: Pembakaran Al Quran di Swedia, Ini Kronologi dan Dampaknya
Pada 21 Januari, Rasmus Paludan, politisi ekstrem kanan Denmark, membakar Al Quran di depan Kedubes Turki di Stockholm --di bawah perlindungan polisi dan izin dari otoritas-- hingga memicu gelombang kecaman dari dunia Arab dan Islam.
“Tindakan itu jelas adalah provokasi. Ia bebas melakukannya di Swedia tetapi ia tidak bisa memilih di mana akan dilakukan, itu seharusnya tidak diizinkan. Itu adalah kesalahan besar,” kata ketua dewan Yahudi Swedia, Lena Posner-Korosi.
Posner-Korosi, mengatakan kepada Anadolu bahwa Swedia memiliki UU mengenai kebebasan berekspresi dan protes. Namun, UU tersebut seharusnya tidak melewati batas hingga mengarah pada ujaran kebencian.
Sambil mengacu pada UU terkait kejahatan dan ujaran berdasarkan kebencian, ia menyebut “mengerikan dan menakutkan” bahwa UU tersebut membolehkan orang melakukan tindakan-tindakan yang menyerang Al Quran, Alkitab, dan Taurat.
Meskipun pelaku memiliki hak hukum, katanya, polisi seharusnya tidak mengizinkan orang yang bersangkutan melakukan tindakan itu di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
Selengkapnya baca di sini.
<!--more-->
2. Pasukan Rusia Pelajari Cara Kalahkan Tank Leopard 2 dan Abrams
Pasukan Rusia sedang mempelajari cara menghancurkan tank Leopard 2 dan M1 Abrams, yang akan dikirim Barat ke Ukraina, dengan pelatihan khusus.
"Buku pegangan dan brosur untuk personel telah dikeluarkan, yang mengungkapkan, di mana dan dari jarak berapa untuk menghancurkan peralatan asing tersebut dengan lebih baik. Ini termasuk tank Abrams dan Leopard. Spesifikasi kendaraan ini diketahui, di mana mereka dapat bergerak dan di mana mereka bisa beroperasi," kata Yan Gagin, penasihat Kepala Republik Donestk, negara bentukan Rusia, kepada TV Rusia seperti dikutip Tass, Jumat, 27 Januari 2023.
Sebelumnya, sejumlah negara Barat mengungkapkan kesiapan mereka untuk mengirimkan tank ke Ukraina. AS mengumumkan rencana untuk menyediakan 31 tank M1 Abrams, sementara Jerman mengkonfirmasi akan mengirim 14 tank Leopard 2 dan mengizinkan negara ketiga untuk mengekspor kembali tank buatan Jerman itu ke Ukraina.
Polandia mengumumkan pengiriman 14 Leo[pard ke Kiev.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghindar berkomentar tentang keputusan Jerman untuk memasok tank moderen ke Ukraina selama kunjungan ke Moscow State University.
Namun Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan pengiriman tank moderen Leopard 2, Abrams , atau Chalenger 2 Inggris ke Ukraina tidak akan berarti apa-apa.
"Kami telah berulang kali mengatakan bahwa tank-tank ini terbakar seperti semua lapis baja lainnya. Harganya sangat mahal dan semua beban ini terutama akan ditanggung oleh pembayar pajak Eropa," kata Peskov.
"Namun, seperti biasa, orang Amerika setidaknya tidak akan kehilangan apa-apa dan kemungkinan besar meraup untung besar," katanya.
<!--more-->
3. Polisi Amerika Menahan Perempuan yang Diduga Menikam Mahasiswa Arab Saudi hingga Tewas
Polisi di negara bagian Philadelphia, Amerika Serikat, telah menahan seorang perempuan yang diduga membunuh secara brutal seorang mahasiswa Arab Saudi, Al-Walid al-Gharbi, 25 tahun, yang belajar di negara itu dengan beasiswa.
Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat, 27 Januari 2023, seorang pejabat Amerika mengatakan terduga pelaku bernama Nicole Marie Rodgers dari Georgia berada dalam tahanan polisi dan telah didakwa dengan pembunuhan berencana, pencurian, dan beberapa dakwaan lainnya.
Al-Gharbi diduga ditikam sampai mati di gedung apartemennya oleh perempuan berusia 19 tahun, yang melarikan diri dari tempat kejadian membawa telepon seluler korban dan barang berharga lainnya setelah membunuhnya.
Polisi dilaporkan menawarkan hadiah US$ 20 ribu atau sekitar Rp 326 juta bagi siapa saja yang memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan terduga pelaku.
Laporan media Amerika yang mengutip paman korban mengatakan terduga pembunuh telah meminta al-Gharbi membantunya memindahkan beberapa barang di apartemennya yang tidak bisa ia bawa sendiri. Ketika al-Gharbi masuk ke apartemen, perempuan itu menyerangnya dan meninggalkan tubuhnya di kamar mandinya.
Seorang tetangga mendengar kejadian itu dan berlari ke arah Rodgers, yang menurut laporan tampak bingung, saat dia meninggalkan gedung.
Sang tetangga kemudian memasuki apartemennya, di mana dia menemukan al-Gharbi terbaring di lantai kamar mandi dalam genangan darah dengan beberapa luka tusukan di leher. Al-Gharbi diperkirakan akan lulus dengan gelar bidang ilmu komputer dalam dua bulan mendatang dan kembali ke negaranya.
REUTERS | TASS | AL ARABIYA