Babak Baru Perang Rusia Ukraina, Begini Polandia dan Belanda Berupaya Sumbangkan Tank Leopard 2

Selasa, 24 Januari 2023 19:20 WIB

Tentara Spanyol mengendarai tank Leopard 2 dalam fase terakhir latihan militer Silver Arrow 2022, di tempat pelatihan militer Adazi, Latvia, 29 September 2022. REUTERS/Ints Kalnins

TEMPO.CO, Jakarta -Perang Rusia Ukraina segera memasuki babak baru. Kabar mengenai Polandia dan Belanda yang hendak mengirimkan tank Leopard 2 ke kubu Ukraina mulai menyeruak.

Baca : Wakil Menteri Ukraina Dipecat Korupsi, Tertangkap Saat Terima Suap Rp 59 M

Polandia Kirim Tank ke Ukraina

Dilansir dari Reuters, pada Senin, 23 Januari 2023, Perdana Menteri Polandia Mateusz Jakub Morawiecki mengungkapkan bahwa pihaknya akan meminta izin ke Pemerintah Jerman supaya diperbolehkan mengirim tank-tank Leopard 2 ke Ukraina. Bahkan andai kata Berlin tidak menyetujuinya, Polandia tetap akan mengirimkannya.

Kementerian Luar Negeri Jerman pada Minggu, 22 Januari 2023 mengkonfirmasi kabar tersebut. Mereka menegaskan bahwa Berlin tidak akan berpihak jika Polandia ngotot ingin mengirimkan tank-tank Leopard 2 milik Warsawa ke Ukraina.

Sebelumnya, wakil juru bicara Pemerintah Jerman Christiane Hoffmann bersikeras bahwa mengirimkan 2 tank Leopard 2 buatan Jerman ke Ukraina tanpa persetujuan Berlin sama dengan melanggar aturan hukum. Peringatan itu disampaikan Hoffmann pada Jumat, 13 Januari 2023, setelah Polandia mengumumkan akan mensuplai ke Ukraina puluhan kendaraan tempur, begitu juga Finlandia yang sedang memikirkan opsi seperti itu.

Advertising
Advertising

Permasalahan mensuplai tank-tank Leopard 2 ke Ukraina telah mendominasi diskusi negara-negara Barat soal berapa banyak dan jenis barang bantuan seperti apa yang seharusnya diberikan ke Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina sebentar lagi akan menginjak satu tahun.

Rencana mensuplai tank-tank Leopard 2 ke Ukraina diyakini bagian dari serangan musim semi yang akan mengakhiri apa yang menjadi sebuah gesekan di timur dan selatan Ukraina.

Perang Rusia Ukraina pekan-pekan di Januari ini berpusat di Kota Bakhmut, yakni wilayah timur Ukraina, di mana tentara bayaran Rusia Wagner dan militer Ukraina terkunci dalam pertempuran sengit.

Belanda Bersedia Bayar Tank Leopard 2

Senada dengan Ukraina, Belanda terbuka untuk membayar tank Leopard 2 yang akan dikirim ke Ukraina bersama dengan sekutu Eropa dan NATO-nya, kata menteri pertahanan Belanda Kajsa Ollongren.

Belanda bakal membayar lebih awal untuk pengiriman...
<!--more-->

Belanda membayar lebih awal untuk pengiriman tank dari Republik Ceko ke Ukraina dan pendekatannya bisa serupa untuk tank Leopard buatan Jerman. Hal ini sebagaimana dilansir dari laman dutchnews.nl.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan awal pekan ini dia sedang berbicara dengan sekutu tentang kontribusi semacam itu. "Kita semua menunggu untuk mendengar apa posisi Jerman dalam hal ini, tapi saya menganjurkan untuk mencoba mencari solusi dan mencoba mengirim tank ke Ukraina" kata Ollongren. Sejumlah menteri pertahanan, termasuk Ollongren, bertemu pada Jumat di Jerman untuk membahas pemberian lebih banyak bantuan militer.

Apa yang Menghalangi Pengiriman Tank?

Dilansir dari Aljazeera, Jerman enggan memberikan tank ke Ukraina karena posisi anti-militerisme yang diadopsi setelah Perang Dunia II. Namun, tekanan telah meningkat pada Jerman dan berada dalam posisi yang sulit.

Polandia telah menyatakan kesediaan untuk mengirim 14 tank Leopard ke Ukraina sebagai bagian dari koalisi internasional. Finlandia mengatakan tidak menentang pengiriman.

Tetapi negara tidak dapat mengirim tank tanpa persetujuan Jerman karena dipasok di bawah lisensi Jerman.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki telah menyarankan Polandia dapat mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina tanpa restu Jerman.

Belum jelas seberapa cepat tank akan tiba. Produsen senjata Jerman, Rheinmetall, yang memproduksi meriam dan elektronik Leopard dan memiliki lusinan model lama, mengatakan tidak akan dapat mengirimkan tank apa pun hingga tahun 2024 karena kebutuhan untuk memperbarui dan memperbaikinya.

Beberapa analis mengatakan dengan memasok Leopard 2 dapat semakin meningkatkan konflik dengan Rusia, jika ditafsirkan sebagai keterlibatan langsung negara-negara NATO dalam perang.

Rusia telah memperingatkan eskalasi yang “sangat berbahaya” jika NATO mengerahkan senjata berteknologi tinggi. Pengenalan senjata semacam itu, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov akan membawa perang ke "tingkat yang sama sekali baru, yang, tentu saja, tidak akan menjadi pertanda baik dari sudut pandang keamanan global dan pan-Eropa."

Anatoly Antonov, duta besar Moskow untuk AS, mengatakan Rusia akan membalas jika Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Barat untuk menargetkan Rusia atau Semenanjung Krimea.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekarang seorang pejabat keamanan senior, memperingatkan dukungan berkelanjutan Barat buat Ukraina dalam perang Rusia Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir.

DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Rusia Ancam Hancurkan Semua Tank Kiriman Inggris ke Ukraina

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

3 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

4 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

5 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

8 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

10 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

10 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

11 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya