Sekutu Ukraina Belum Sepakat untuk Kirim Tank Leopard 2
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 21 Januari 2023 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekutu Ukraina dari negara-negara Barat belum memutuskan akan mengirim tank tempur ke Ukraina, yang ditujukan untuk menyokong daya serang musim semi Kyiv melawan invasi Rusia. Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk tetap bertahan dari operasi militer Moskow itu.
Aliansi militer Barat (NATO) dan negara-negara sekutu lain melakukan pertemuan di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, pada Jumat, 20 Januari 2023. Menjelang pertemuan itu, isu apakah Jerman dan negara lain yang memiliki tank Leopard 2 setuju untuk mengirim perangkat itu ke Ukraina muncul ke permukaan.
Turun Dua Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1 Juta Per Gram
Usai persamuhan itu, para pejabat mengkonfirmasi belum ada kesepakatan untuk mengirim Leopard ke Kyiv. Walau demikian, negara-negara Barat berjanji untuk sejumlah besar jenis senjata lainnya, termasuk sistem pertahanan udara dan model tank lainnya.
Pada konferensi pers di akhir pertemuan Ramstein, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, menyatakan waktu sangat penting bagi Ukraina untuk berperang melawan pasukan Rusia di musim semi. Dia menekankan, Ukraina diperlengkapi dengan baik bahkan tanpa Leopard.
"Ukraina tidak tergantung pada satu platform," katan Austin.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada Reuters para pendukung Ukraina perlu fokus tidak hanya pada pengiriman senjata baru, tetapi juga memasok amunisi untuk sistem lama dan membantu merawatnya.
Perkembangan tersebut kemungkinan besar mengecewakan Ukraina, karena perang yang dilancarkan oleh invasi Rusia Februari lalu terus berlanjut, tanpa solusi atau penghentian yang terlihat. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy secara khusus meminta lebih banyak tank tempur saat memberikan sambutan melalui tautan video di pertemuan tersebut.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleskii Reznikov setelah pertemuan tersebut menyatakan, pihaknya akan terus mendorong diskusi terbuka tentang pengiriman Leopard 2.
Ukraina sangat terpukul minggu ini. Kyiv melaporkan 44 orang dipastikan tewas dan 20 orang lainnya belum ditemukan setelah serangan rudal Rusia di sebuah blok apartemen di Dnipro. Warga Rusia di St Petersburg dan Moskow telah meletakkan bunga di tugu peringatan untuk para korban.
Jerman berada di bawah tekanan berat untuk mengizinkan pengiriman Leopard. Partai Sosial Demokrat yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz secara tradisional skeptis terhadap keterlibatan militer, serta waspada terhadap gerakan tiba-tiba yang dapat menyebabkan Moskow semakin meningkat.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menghadapi tekanan di dalam negeri untuk memasok persenjataan yang lebih canggih. Pejabat senior di Washington mengatakan Amerika Serikat berpegang teguh pada keputusannya untuk tidak memberikan tank Abrams ke Ukraina Sekelompok senator AS yang mengunjungi Kyiv pada Jumat mengecam penundaan tersebut.
Saat jumpa pers di Ramstein, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Jenderal Mark Milley mengatakan akan sangat sulit bagi Ukraina untuk mengusir pasukan penyerang Rusia dari negara itu tahun ini.
Kremlin menyatakan langkah negara-negara Barat memasok tank ke Ukraina tidak akan membantu. Moskow menyebut Barat akan menyesali "khayalan" bahwa Kyiv dapat menang di medan perang.
REUTERS
Moskow: Dukungan AS Kepada Ukraina untuk Melemahkan Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini