Recep Tayyip Erdogan : Aturan Taliban yang Larang Perempuan Sekolah Tidak Islami

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 14 Januari 2023 19:00 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi video dengan para pemimpin G20 untuk membahas wabah penyakit virus Corona (COVID-19), di Huber Mansion di Istanbul, Turki, 26 Maret 2020. [Kantor Kepresidenan Turki via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencela aturan Taliban yang melarang universitas dan sekolah dasar menerima murid perempuan. Erdogan menyebut tindakan Taliban itu tidak islamik.

“Itu (melarang perempuan sekolah) adalah tindakan yang tidak manusiawi dan tidak islami. Tidak ada hal seperti itu dalam agama kami,” kata Erdogan dalam pidatonya di sebuah konferensi internasional di Ibu Kota Ankara.

Baca juga:Cegah Stunting Ini 5 Kiat Meningkatkan Asupan Gizi Ibu

Advertising
Advertising

Gadis-gadis Afghanistan ikuti belajar di sekolah di kota Herat, Afghanistan, 18 Agustus 2021. Tetapi, kini diketahui bahwa Taliban menjanjikan tetap membolehkan kaum perempuan di Afghanistan menempuh pendidikan hingga universitas setelah kembali berkuasa di negara itu. Courtesy Shamshadnews/via REUTERS

Menurut Erdogan, aturan Taliban itu jangan dikaitkan dengan hukum Islam. Sebab di Islam saja tidak menerima hal-hal seperti itu.

“Sebaliknya, umat Muslim itu dianjurkan mencari ilmu ari buaian sampai liang lahat,” kata Erdogan.

Turki menjadi tuan rumah pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di mana dalam kesempatan itu Turki menyerukan pada pemerintah sementara Afghanistan yang dipegang Taliban agar mengevaluasi aturan yang melarang perempuan bersekolah dan bekerja disektor pendidikan serta LSM.

Selama KTT, OKI memutuskan untuk mengimrikan seorang delegasi keagamaan agar bisa menekankan bahwa perempuan berhak medapat akses ke berbagai level pendidikan, di mana ini hak-hak dasar manusia.

Enam belas bulan setelah mengambil alih kekuasaan Pemerintah Afghanistan, Taliban mengingkari janji mereka. Perempuan dan anak perempuan menghadapi larangan menyeluruh atas pendidikan setelah serangkaian keputusan terus-menerus mengikis hak-hak mereka di hampir semua aspek kehidupan dan menjungkirbalikkan pencapaian yang telah mereka perjuangkan tanpa lelah selama dua dekade terakhir.

Pada Desember 2022, Taliban mengebiri sejumlah hak penting perempuan. Mereka melarang perempuan Afghanistan menempuh pendidikan tinggi dan juga melarang bekerja di lembaga swadaya masyarakat baik lokal maupun internasional

Sumber: middleeastmonitor.com

Baca juga: UEA - Jepang Minta PBB Bahas Larangan Taliban untuk Pekerja LSM Perempuan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

23 jam lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

1 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

2 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

3 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

3 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

3 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

4 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

4 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya