UEA Tunjuk Raja Minyak Jadi Ketua COP28, Aktivis Lingkungan Khawatir

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 13 Januari 2023 08:00 WIB

Pilot Andre Borschberg (kiri) dan Bertrand Piccard berpose dengan Sultan Ahmed al-Jaber (tengah), CEO Abu Dhabi Future Energy Company (MASDAR), setelah rampungnya misi keliling dunia Solar Impulse 2, di Abu Dhabi, UEA, 26 Juli 2016. Ini merupakan misi keliling dunia pertama dengan pesawat tanpa bahan bakar. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab atau UEA menunjuk raja minyak Sultan al-Jaber memimpin KTT iklim COP28 tahun ini. Penunjukan itu memicu kekhawatiran para aktivis lingkungan karena industri besar bakal dengan mudah membajak tanggapan global terhadap krisis lingkungan.

Sultan al-Jaber, kepala Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi yang juga menteri industri dan teknologi UEA, akan membantu membentuk agenda konferensi dan negosiasi antar pemerintah untuk membangun konsensus, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

UEA, pengekspor minyak utama OPEC, merupakan negara Arab kedua yang menjadi tuan rumah konferensi iklim setelah Mesir pada 2022.

Juru kampanye dan beberapa delegasi mengkritik COP27 Mesir, dengan mengatakan produsen bahan bakar fosil telah mengurangi ambisi pengurangan emisi dan mendapat manfaat dari perlakuan simpatik dari Mesir, pengekspor gas alam dan sering menerima dana Teluk. Namun hal ini dibantah oleh Mesir.

Global Witness menyebut penunjukan Jaber sebagai "pukulan keras" untuk menyapih dunia dari bahan bakar fosil.

"Seperti KTT tahun lalu, kami semakin melihat kepentingan bahan bakar fosil mengendalikan proses dan membentuknya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri," kata Teresa Anderson, ketua ActionAid, dalam sebuah pernyataan.

Advertising
Advertising

Lebih dari 600 pelobi bahan bakar fosil hadir pada pembicaraan iklim di Sharm el-Sheikh, Mesir, tahun lalu.

"Menempatkan seorang CEO minyak yang bertanggung jawab atas negosiasi COP28 jelas merupakan konflik kepentingan," kata Lisa Schipper, seorang ahli geografi lingkungan yang menjabat sebagai penulis utama laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB tahun lalu.

Namun, sebagai CEO pendiri perusahaan energi terbarukan Abu Dhabi Masdar, di mana ADNOC memiliki 24% saham, Jaber memang memiliki kredensial hijau, setelah mengawasi mandatnya untuk mengadopsi energi terbarukan di UEA.

Dia juga mengawasi percepatan strategi pertumbuhan rendah karbon ADNOC yang disetujui akhir tahun lalu.

UEA dan produsen Teluk lainnya menyerukan transisi yang realistis di mana hidrokarbon akan tetap berperan dalam keamanan energi sambil membuat komitmen untuk dekarbonisasi.

Tuntutan bagi pemerintah dan perusahaan untuk membiarkan minyak dan gas di dalam tanah semakin berkurang sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu dan krisis energi Eropa.

UEA, negara pertama di kawasan yang meratifikasi Perjanjian Paris, telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Konferensi COP28 yang digelar pada 30 November-12 Desember akan menjadi inventarisasi global pertama sejak Perjanjian Paris yang penting pada 2015.

Jaber, yang menurut pernyataan tersebut akan menjadi CEO pertama yang menjabat sebagai presiden COP, mengatakan UEA akan membawa "pendekatan pragmatis, realistis, dan berorientasi solusi".

"Kami akan mengambil pendekatan inklusif yang melibatkan semua pemangku kepentingan," katanya..

Kepala kebijakan iklim Uni Eropa Frans Timmermans mengatakan dia akan bertemu Jaber minggu ini. "Sebagai Presiden mendatang, UEA memiliki peran penting dalam membentuk respons global terhadap krisis iklim," katanya di Twitter, dan menambahkan "kita perlu mempercepat".

REUTERS

Berita terkait

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

9 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

13 hari lalu

Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

Tony Blair menjelaskan, Uni Emirat Arab (UAE) berencana untuk investasi panel surya di IKN. Investasi ini akan difasilitasi oleh Tony Blair Institute.

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

15 hari lalu

Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

Banjir besar di Dubai dipicu hujan terderas dalam 75 tahun terakhir di Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

22 hari lalu

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri di Gaza, UEA dan Mesir Kirim Baju Baru hingga Permen Lewat Udara

23 hari lalu

Idul Fitri di Gaza, UEA dan Mesir Kirim Baju Baru hingga Permen Lewat Udara

UEA dan Mesir mengirimkan bantuan baju lebaran, sepatu dan makanan untuk Idul Fitri penduduk di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bandara I Gusti Ngurah Rai Mulai Siapkan Rute Perdana dari Abu Dhabi

29 hari lalu

Bandara I Gusti Ngurah Rai Mulai Siapkan Rute Perdana dari Abu Dhabi

Bandara I Gusti Ngurah Rai saat ini sedang menyiapkan satu lagi penambahan rute internasional baru dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Baca Selengkapnya

Inilah 10 Negara Terkuat di Dunia Tahun 2024

30 hari lalu

Inilah 10 Negara Terkuat di Dunia Tahun 2024

Berdasarkan beberapa indikator penting, berikut 10 negara terkuat di dunia 2024.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

44 hari lalu

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

45 hari lalu

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ketua BMKG Mendorong Persempit Kesenjangan Gender dalam Mengatasi Krisis Iklim

52 hari lalu

Ketua BMKG Mendorong Persempit Kesenjangan Gender dalam Mengatasi Krisis Iklim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mendorong komunitas internasional mempersempit kesenjangan gender dalam mengatasi dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya