Bom Bunuh Diri di Luar Kemlu Afghanistan, Lima Orang Tewas

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 12 Januari 2023 13:15 WIB

Asap tebal membumbung dari lokasi ledakan bom di Rumah Sakit Militer Sardar Mohammad Daud Khan di Kabul, Afghanistan, 2 November 2021. REUTERS/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Bom bunuh diri di luar kantor Kementerian Luar Negeri Afghanistan pada Rabu, 11 Januari 2023, menewaskan lima orang. Rumah sakit di Kabul, sekitar tempat kejadian perkara, menyebut lebih 40 orang terluka.

Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran mengatakan jumlah korban tewas yang dikonfirmasi resmi adalah lima orang. Sementara Ustad Fareedun, seorang pejabat di Kementerian Informasi yang dikelola Taliban, mengatakan 20 orang tewas. Dia mengatakan pelaku bom itu berencana masuk kementerian luar negeri tetapi gagal.

Rumah Sakit Darurat, pusat bedah bagi mereka yang terluka akibat perang yang dijalankan oleh sebuah LSM Italia, mengatakan telah menerima lebih dari 40 pasien setelah ledakan itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara, termasuk Pakistan dan Inggris, mengutuk serangan itu. "Inggris menolak tindakan kekerasan yang tidak masuk akal dan sembarangan seperti itu," kata Hugo Shorter, kuasa usaha untuk misi Inggris ke Afghanistan.

Sebuah foto daerah itu, yang dikonfirmasi oleh sumber-sumber resmi, menunjukkan sedikitnya sembilan orang tewas atau terluka tergeletak di luar kementerian. Zadran mengatakan, ledakan terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat.

Advertising
Advertising

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, kata kantor berita kelompok militan Amaq di saluran Telegram yang berafiliasi.

Pemerintahan Taliban menghadapi pemberontakan oleh militan ISIS yang menargetkan orang asing, termasuk kedutaan Rusia dan Pakistan dan sebuah hotel yang melayani pengusaha China.

Ledakan itu terjadi pada waktu sibuk di daerah yang dijaga ketat dikelilingi oleh pos pemeriksaan di jalan yang menampung beberapa kementerian. Beberapa negara, termasuk Turki dan China, memiliki kantor kedutaan di wilayah tersebut.

Tidak ada negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban, yang mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021. Setelah kekuasaan berpindah, Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dan pemerintahannya runtuh.

REUTERS

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

3 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

5 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

5 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

32 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

44 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

8 Maret 2024

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

6 Maret 2024

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya