China Bersihkan Kelompok Garis Keras, demi Hubungan dengan Barat?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 10 Januari 2023 21:25 WIB

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian menghadiri konferensi pers di Beijing, Cina 8 April 2020. [REUTERS / Carlos Garcia Rawlins]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah China tampaknya sedang bersih-bersih kelompok garis keras di pemerintahannya untuk mencairkan ketegangan hubungan dengan Barat, termasuk Australia, Jepang, dan Amerika Serikat.

Salah satu "korbannya" adalah juru bicara kementerian luar negeri yang agresif, Zhao Lijian. Namun masih perlu waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki kerusakan diplomatik dan ekonomi yang telah dilakukan oleh kelompok "prajurit serigala" terhadap kepentingan China.

Zhao, 50 tahun, sekarang menjadi wakil kepala Departemen Urusan Perbatasan dan Kelautan, situs web itu menunjukkan pada hari Senin, 9 Januari 2023.

Diplomat profesional mendukung pemecatan Zhao dari podium. Pejabat blak-blakan ini menghabiskan tiga tahun terakhir menyemburkan retorika anti-Barat selama pengarahan media dan menjadi kaki tangan teori konspirasi Covid-19.

Pemindahannya ke departemen lain, meski bukan penurunan pangkat di atas kertas, secara efektif membungkamnya. Pencopotannya mengikuti penunjukan mantan Dubes China di AS Qin Gang sebagai menteri luar negeri baru China, yang telah menyerukan hubungan lebih sehat dengan Washington.

Advertising
Advertising

Namun, tidak jelas mengapa Zhao disingkirkan. Unggahan blog istrinya, di mana dia bercerita tentang kehidupan di Eropa bahkan ketika China lockdown, memicu badai kecil di media sosial domestik pada akhir November. Zhao juga diejek karena lengah oleh pertanyaan wartawan Reuters tentang protes yang meletus di kota-kota besar China karena penguncian pandemi.

Kelompok moderat China mengkritik kompetensi prajurit serigala. Misalnya, kelompok garis keras yang berjaya meremehkan rasa frustrasi Amerika terhadap Presiden Xi Jinping, membuat perusahaan-perusahaan China bergulat dengan dampaknya: gelombang tarif, sanksi, dan embargo yang belum berakhir.

Anti-Amerikanisme yang fanatik juga mengarah pada anggapan bahwa ekonomi terbesar di dunia dan militer terkuat berada di ambang kehancuran. Harapan ini pada gilirannya membuat banyak orang percaya bahwa invasi Presiden Rusia Vladmir Putin ke Ukraina akan berlangsung cepat dan tidak menyakitkan.

Naiknya pejabat seperti Zhao bertepatan dengan penurunan kualitas investasi asing langsung, jauh dari proyek penciptaan lapangan kerja menuju aliran spekulatif yang didandani sebagai investasi asing langsung. Sanksi kejam Beijing terhadap anggota parlemen Eropa menyabotase kesepakatan investasi bilateral.

Dengan demokrasi Barat menunjukkan daya tahan kekuatan mereka di Ukraina tanpa melepaskan tembakan, kebijakan pandemi China berantakan dan ekonominya terhuyung-huyung, tidak mengherankan jika para pejuang serigala meredam lolongan mereka. Tetapi kebijakan China adalah pendulum yang berayun di antara ekstrem. Jika serigala telah dikirim kembali ke sarangnya untuk saat ini, mereka pasti akan muncul kembali.

REUTERS

Berita terkait

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

4 jam lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

6 jam lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

6 jam lalu

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

Anak perusahaan Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan BW Digital, menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan dan pembangunan bersama Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Hawaiki Nui 1.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

8 jam lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

12 jam lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

12 jam lalu

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

2 hari lalu

Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

Meizu melampaui ekspektasi dengan tidak hanya satu, tapi lima rencana peluncuran ponsel baru.

Baca Selengkapnya

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

3 hari lalu

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

Pemerintah Australia menyiapkan 20 program beasiswa untuk Indonesia Timur pada tahun ini guna memperkuat hubungan diplomatik.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

4 hari lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya