Warga China Putus Asa, Serbu Pasar Gelap demi Obat Covid

Reporter

Tempo.co

Jumat, 6 Januari 2023 07:00 WIB

Patients lie on beds in the emergency department of a hospital, amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak in Shanghai, China January 4, 2023. Hospitals in Shanghai were overwhelmed by visitors on Wednesday (January 5) as international health experts predict at least one million deaths in China this year, but Beijing has reported five or fewer deaths a day since the policy u-turn. REUTERS/Staff

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga di China menyerbu pasar gelap demi mendapatkan obat Covid-19 yang kian sulit dicari. Rak apotek kosong dan meledaknya jumlah kasus menyebabkan pasar online yang penuh dengan penipuan dan permainan harga menjadi harapan keluar di China.

Baca: Perbatasan China Dibuka, Warga Hong Kong Khawatir Kehabisan Vaksin Covid-19

Gelombang Covid saat ini membuat stok obat di toko menimpis. Banyak orang yang mengantre membeli obat flu dan demam. Banyak yang terpaksa beralih ke toko online untuk mendapatkan obat.

Penduduk di China telah lama dihadapkan pada skandal obat-obat tercemar, uji klinis palsu, dan regulasi yang lemah dalam industri medis. Banyak orang skeptis terhadap obat-obatan yang diproduksi di dalam negeri.

Qiu, 22, salah satu di antaranya. Dia mengatakan telah menghabiskan ribuan dolar untuk obat-obatan Covid yang tidak pernah sampai. Dia sebelumnya menghubungi seseorang secara online yang mengaku mewakili Ghitai Pharmaceutical yang berbasis di Hong Kong.

Orang tersebut mengatakan mereka memiliki akses ke stok Paxlovid, obat Covid yang disetujui Beijing yang dikembangkan oleh raksasa obat-obatan AS Pfizer. Obat itu dapat dikirimkan sebagian dari kota semi-otonom ke China daratan.

Advertising
Advertising

Setelah diarahkan ke situs web, Qiu kemudian membayar 12.000 yuan atau sekitar US$ 1.740 untuk enam kotak Paxlovid. Namun pil itu tak pernah datang hingga orang yang mengaku sebagai perwakilan memutuskan kontak. Ini membuatnya terluka, tidak berdaya dan sangat marah. "Itu perilaku menjijikkan," kata Qiu. "Setiap detik berarti ketika kamu mencoba menyelamatkan hidup seseorang."

Dalam sebuah pernyataan, Ghitai mengatakan telah mengetahui versi palsu dari situs webnya. "Ghitai tidak pernah menawarkan obat untuk Covid-19. Kami mengimbau konsumen untuk berhati-hati guna menghindari penipuan dan kerugian finansial," kata perusahaan itu.

<!--more-->

Pihak berwenang di China mengatakan mereka mulai mengirimkan Paxlovid ke beberapa rumah sakit dan klinik namun obat itu masih sangat sulit diperoleh banyak orang. Beberapa klinik di beberapa kota termasuk Beijing dan kota besar Shanghai mengatakan bahwa saat ini tidak menawarkan perawatan. Klinik itu juga tidak tahu kapan bisa melakukannya lagi.

Harga obat covid pun naik hingga sembilan kali lipat dari harga resmi. Salah satu penjual mengatakan bahwa mereka mengenakan biaya 18.000 yuan atau sekitar US$ 2.610 untuk satu kotak. Mereka mengklaim obat itu akan dikirim dari kota selatan Shenzhen, namun pembeli harus menunggu.

Kementerian keamanan publik China pada Senin telah memerintahkan tindakan keras terhadap aktivitas ilegal dan kriminal yang melibatkan produksi dan penjualan obat-obatan palsu terkait epidemi dan barang-barang terkait.

China Laporkan 218.019 Kasus Covid

China melaporkan 218.019 kasus Covid-19 mingguan baru per 1 Januari 2023 menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dalam laporan mingguannya. China melaporkan lima kematian baru terkait Covid-19 untuk hari Selasa, menjadikan jumlah kematian resmi menjadi 5.258, sangat rendah menurut standar global.

Pada Desember tahun lalu, WHO mengatakan tidak menerima data dari Covid-19 di China tentang rawat inap yang baru sejak Beijing mencabut kebijakan nol-COVIDnya. Beberapa ahli kesehatan pun mempertanyakan apakah mungkin menyembunyikan informasi tentang tingkat wabahnya. WHO mengatakan kesenjangan dalam data mungkin disebabkan oleh otoritas China yang hanya berjuang untuk menghitung kasus.

Simak: Rekomendasi Uni Eropa untuk Pelancong China: Tes Covid-19 dan Cek Air Limbah di Bandara

NDTV | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

5 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

6 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya