Warga China Putus Asa, Serbu Pasar Gelap demi Obat Covid
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 6 Januari 2023 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga di China menyerbu pasar gelap demi mendapatkan obat Covid-19 yang kian sulit dicari. Rak apotek kosong dan meledaknya jumlah kasus menyebabkan pasar online yang penuh dengan penipuan dan permainan harga menjadi harapan keluar di China.
Baca: Perbatasan China Dibuka, Warga Hong Kong Khawatir Kehabisan Vaksin Covid-19
Gelombang Covid saat ini membuat stok obat di toko menimpis. Banyak orang yang mengantre membeli obat flu dan demam. Banyak yang terpaksa beralih ke toko online untuk mendapatkan obat.
Penduduk di China telah lama dihadapkan pada skandal obat-obat tercemar, uji klinis palsu, dan regulasi yang lemah dalam industri medis. Banyak orang skeptis terhadap obat-obatan yang diproduksi di dalam negeri.
Qiu, 22, salah satu di antaranya. Dia mengatakan telah menghabiskan ribuan dolar untuk obat-obatan Covid yang tidak pernah sampai. Dia sebelumnya menghubungi seseorang secara online yang mengaku mewakili Ghitai Pharmaceutical yang berbasis di Hong Kong.
Orang tersebut mengatakan mereka memiliki akses ke stok Paxlovid, obat Covid yang disetujui Beijing yang dikembangkan oleh raksasa obat-obatan AS Pfizer. Obat itu dapat dikirimkan sebagian dari kota semi-otonom ke China daratan.
Setelah diarahkan ke situs web, Qiu kemudian membayar 12.000 yuan atau sekitar US$ 1.740 untuk enam kotak Paxlovid. Namun pil itu tak pernah datang hingga orang yang mengaku sebagai perwakilan memutuskan kontak. Ini membuatnya terluka, tidak berdaya dan sangat marah. "Itu perilaku menjijikkan," kata Qiu. "Setiap detik berarti ketika kamu mencoba menyelamatkan hidup seseorang."
Dalam sebuah pernyataan, Ghitai mengatakan telah mengetahui versi palsu dari situs webnya. "Ghitai tidak pernah menawarkan obat untuk Covid-19. Kami mengimbau konsumen untuk berhati-hati guna menghindari penipuan dan kerugian finansial," kata perusahaan itu.
<!--more-->
Pihak berwenang di China mengatakan mereka mulai mengirimkan Paxlovid ke beberapa rumah sakit dan klinik namun obat itu masih sangat sulit diperoleh banyak orang. Beberapa klinik di beberapa kota termasuk Beijing dan kota besar Shanghai mengatakan bahwa saat ini tidak menawarkan perawatan. Klinik itu juga tidak tahu kapan bisa melakukannya lagi.
Harga obat covid pun naik hingga sembilan kali lipat dari harga resmi. Salah satu penjual mengatakan bahwa mereka mengenakan biaya 18.000 yuan atau sekitar US$ 2.610 untuk satu kotak. Mereka mengklaim obat itu akan dikirim dari kota selatan Shenzhen, namun pembeli harus menunggu.
Kementerian keamanan publik China pada Senin telah memerintahkan tindakan keras terhadap aktivitas ilegal dan kriminal yang melibatkan produksi dan penjualan obat-obatan palsu terkait epidemi dan barang-barang terkait.
China Laporkan 218.019 Kasus Covid
China melaporkan 218.019 kasus Covid-19 mingguan baru per 1 Januari 2023 menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dalam laporan mingguannya. China melaporkan lima kematian baru terkait Covid-19 untuk hari Selasa, menjadikan jumlah kematian resmi menjadi 5.258, sangat rendah menurut standar global.
Pada Desember tahun lalu, WHO mengatakan tidak menerima data dari Covid-19 di China tentang rawat inap yang baru sejak Beijing mencabut kebijakan nol-COVIDnya. Beberapa ahli kesehatan pun mempertanyakan apakah mungkin menyembunyikan informasi tentang tingkat wabahnya. WHO mengatakan kesenjangan dalam data mungkin disebabkan oleh otoritas China yang hanya berjuang untuk menghitung kasus.
Simak: Rekomendasi Uni Eropa untuk Pelancong China: Tes Covid-19 dan Cek Air Limbah di Bandara
NDTV | REUTERS