Palestina Kutuk Pemukim Israel Perusak Makam Kristen di Yerusalem

Reporter

Tempo.co

Kamis, 5 Januari 2023 15:00 WIB

Batu nisan yang dirusak di Pemakaman Gunung Zion Protestan di mana tindakan vandalisme terjadi di Yerusalem 4 Januari 2023. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Palestina dan tokoh Kristen mengecam pemukim Israel yang merusak pemakaman Kristen di wilayah pendudukan Yerusalem Timur.

Batu-batu nisan di pemakaman Kristen di Gunung Sion dirusak dan sejumlah tanda salib dicopot. Umat Kristen meyakini bahwa Perjamuan Kudus Terakhir Yesus terjadi di lokasi itu.

Baca juga: RI Kutuk Kunjungan Ben-Gvir ke Al Aqsa, Minta Israel Hormati Status Quo

"Ini bukan hanya tindakan pengecut, tapi juga menjijikkan, dan tidak diterima oleh manusia mana pun," kata Uskup Agung Anglikan Hosam Naoum saat konferensi pers seperti dilansir Daily Sabah Rabu. "Serangan ini jelas menunjukkan kebencian terhadap umat Kristen di Kota Yerusalem, yang sepenuhnya kami tolak," katanya.

Menurut Gereja Evangelical Episcopal di Yerusalem Timur, serangan itu dilakukan oleh dua pemuda pemukiman ilegal Yahudi pada 1 Januari 2023. Naoum mendesak otoritas Israel agar membawa pelaku perusakan ke pengadilan.

Advertising
Advertising

"Kami berharap agar masalah ini tak terulang lagi, sebab Yerusalem adalah kota dari situs-situs suci," katanya.

Polisi Israel mengaku telah melakukan penyelidikan untuk kasus tersebut.

Ketua Mahkamah Agung Palestina Mahmoud al-Habash mengatakan serangan itu mencerminkan "mentalitas rasis" Israel. "Serangan ini menunjukkan mentalitas rasis dan barbar Israel, yang tidak membedakan antara yang hidup dan yang mati," kata al-Habash dalam suatu pernyataan.

Kelompok Palestina penguasa Jalur Gaza, Hamas, meminta pertanggungjawaban Israel "atas ulah serangan ekstremis Israel terhadap pemakaman Kristen."

"Serangan dan penodaan pemakaman Islam dan Kristen di Yerusalem ini mengungkapkan identitas sesungguhnya pemukim Israel yang agresif terhadap warga (Palestina) serta tanah dan situs suci mereka," tulis pernyataan tersebut.

Otoritas gereja mengatakan kerusakan ditemukan pada Selasa, sementara rekaman kamera keamanan dari 1 Januari menunjukkan dua pria atau anak laki-laki merusak situs sambil mengenakan pakaian Yahudi.

"Tindakan kriminal ini dimotivasi oleh kefanatikan agama dan kebencian terhadap orang Kristen," kata Keuskupan Episkopal Yerusalem dalam sebuah pernyataan.

Berdiri di depan salah satu kuburan yang rusak, Naoum berkata: "Kami tidak hanya kecewa tetapi juga sangat sedih."

Uskup mengatakan pemakaman itu didirikan pada pertengahan abad ke-19 dan merupakan tempat peristirahatan terakhir para tokoh termasuk pendeta, ilmuwan, dan politisi.

Gunung Sion terletak di luar tembok Kota Tua dan telah menarik peziarah selama berabad-abad. Lokasi itu juga dihormati oleh orang Yahudi, sebagai tempat pemakaman Raja Daud.

Pada Desember 2021, para pemimpin gereja memperingatkan bahwa "Umat Kristen telah menjadi sasaran serangan yang sering dan berkelanjutan oleh kelompok radikal pinggiran" di Yerusalem dan Tanah Suci yang lebih luas.

Baca juga: Pemakaman Katolik di Yerusalem Dirusak

DAILY SABAH

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

32 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

49 menit lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

2 jam lalu

Benjamin Netanyahu: Kami Akan Lanjutkan Pertempuran

Bagi Benjamin Netanyahu, memenuhi tuntutan Hamas sama dengan menyerah. Pihaknya memilih untuk melanjutkan pertempuran

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

3 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

3 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

3 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

4 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

4 jam lalu

Arab Saudi, Maroko dan Mesir di KTT OKI Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

Arab Saudi, Maroko dan Mesir kompak menyerukan gencatan senjata dalam perang Gaza di KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

5 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya