Menteri Israel Masuk Masjid Al Aqsa, UEA hingga Cina Minta PBB Bertemu
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 4 Januari 2023 09:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab dan China telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertemu secara terbuka, mengenai perkembangan terakhir di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Pertemuan digelar usai Menteri Israel masuk ke situs suci tersebut. Menurut para diplomat pada Selasa, 3 Januari 2022, pertemuan kemungkinan akan digelar pada Kamis.
Baca: Menteri Yahudi Nekat Masuk Al-Aqsa, Hamas dan Palestina Geram
Menteri keamanan nasional Israel Itamar Ben-Gvir secara singkat mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem pada Selasa. Masjid Al Aqsa adalah sebuah situs yang juga dihormati oleh orang Yahudi. Hal ini membuat marah orang Palestina dan menuai banyak kecaman dari seluruh dunia.
AS yang merupakan sekutu terdekat Israel juga mengungkapkan keprihatinan mendalam atas perkembangan terakhir. "Kami sangat prihatin dengan setiap tindakan sepihak yang berpotensi memperburuk ketegangan. Kami ingin melihat yang sebaliknya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
"Amerika Serikat berdiri teguh untuk pelestarian status quo bersejarah sehubungan dengan situs suci di Yerusalem." Ned Price menambahkan bahwa setiap tindakan sepihak yang melemahkan status quo tidak dapat diterima.
Bagi umat Islam, Masjid Al Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi menyebut daerah itu Temple Mount, dengan mengatakan bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Israel telah menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980, langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
<!--more-->
Menteri Israel Sebut Yahudi Berhak di Al Aqsa
Kecaman atas kunjungan Menteri Israel Itamar Ben-Gvir ke Masjid Al Aqsa juga diungkapkan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania dan Palestina. Kunjungan itu, menurut para pemimpin Palestina adalah provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kunjungan hari Selasa oleh Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir berisiko memicu ketegangan dengan warga Palestina. Kelompok Hamas memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan melewati garis merah.
Ben-Gvir, yang terlihat di situs tersuci ketiga Islam di bawah pengamanan ketat pada Selasa. Dia mengatakan, "Pemerintah kami tidak akan menyerah pada ancaman Hamas."
Pemimpin sayap kanan Israel telah lama menyerukan akses Yahudi yang lebih besar ke situs suci, yang dipandang oleh Palestina sebagai provokatif. Tindakan itu dipandang sebagai langkah Israel untuk mengambil kendali penuh atas kompleks tersebut. Para rabi terkemuka melarang orang Yahudi berdoa di tempat itu.
Ben-Gvir menulis di Twitter setelah kunjungannya bahwa situs tersebut terbuka untuk semua orang. "Jika Hamas berpikir bahwa jika itu mengancam saya, itu akan menghalangi saya, mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah," tulisnya di Twitter.
Ofir Gendelman, yang telah lama menjabat sebagai juru bicara berbahasa Arab Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, merilis sebuah video yang mengatakan bahwa situasi benar-benar tenang di tempat suci setelah kepergian Ben-Gvir.
Kunjungan tersebut tampaknya telah diperhitungkan untuk menghindari konfrontasi langsung dengan warga Palestina. Ben-Gvir datang pagi-pagi sekali, dan sehari setelah ia mundur dari rencana semula untuk menghindari pertemuan dengan warga Palestina di lokasi tersebut.
<!--more-->
Palestina Menuding Israel Sengaja Memprovokasi
Meski demikian reaksi keras tetap ditunjukkan oleh Palestina. Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh meminta warga Palestina untuk menghadapi penggerebekan ke masjid Al Aqsa. Dia menuduh Ben-Gvir melakukan kunjungan tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mengubah tempat suci itu menjadi kuil Yahudi.
Sekretaris Jenderal PBB juga menekankan pentingnya menegakkan status quo di tempat-tempat suci, menurut Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq. Sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan pada Selasa malam bahwa dia berkomitmen untuk mempertahankan status quo, tanpa perubahan, di Temple Mount atau Masjid Al-Aqsa.
Pemimpin oposisi Israel dan mantan perdana menteri Yair Lapid telah memperingatkan pada hari Senin bahwa rencana Ben-Gvir ke kompleks tersebut akan menyebabkan kekerasan. Tindakan itu dinilai sebagai provokasi yang disengaja yang akan membahayakan nyawa.
Simak: Palestina Tersulut karena Menteri dari Israel Datangi Masjid Al Aqsa
REUTERS | ANADOLU AGENCY | AL JAZEERA