Berlabuh di Korea Selatan, Kapal Amerika Siapkan Anti Misil

Reporter

Editor

Senin, 30 Maret 2009 22:04 WIB

TEMPO Interaktif , Seoul: Amerika Serikat menyiapkan dua misil untuk mencegat aksi Korea Utara. Dari kapal yang sudah berlabuh di Korea Selatan, setidaknya Amerika juga bersiaga untuk menghadapi kemungkinan Pyongyang juga meluncurkan misil jarak sedang.

Presiden Amerika Barack Obama merencanakan akan mendiskusikan eskalasi di Semenjung Korea bersama pemimpin lain termasuk Presiden Cina Hu Jintao pekan ini di pertemuan G20 di London. Namun, menurut Sekretaris Pertahanan Robert Gates, mengatakan Amerika memastikan tidak akan mengambil tindakan gegabah dengan menembak jatuh roket Pyogyang jika nanti terlihat Washington.

“Kami ingin tegaskan kami tidak menyiapkan untuk melakukan apapun,” uajr Gates. “Namun jika kami melihat ada sesuatu yang menyimpang, misalnya misil itu mengarah ke Hawai, kami tentunya akan memperhatikan itu.”

Sementara Jepang memberikan lampu hijau kepada militernya untuk menyiapkan senjata anti misil. Menjelang peluncuran roket Korea Utara, Menteri Pertahanan Jepang telah memerintahkan militernya untuk menembak jatuh jika Pyongyang benar-benar melakukan peluncuran.

Korea utara sebelumnya sudah menyatakan akan meluncurkan satelit pada 4-8 April dan telah memeringatkan penerbangan dan pelayaran internasional mengenai jatuhnya satelit. Sedangkan Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada telah memerintahkan militernya untuk menyiapkan senjatanya, baik dari darat maupun dari laut untuk memotong laju roket yang meluncur.

“Kami perintahkan untuk menghancurkannya,” ujar Hamada, kepada wartawan di parlemen. “Kami akan memastikan untuk menyingkirkan apapun yang merusak.”

Advertising
Advertising

Korea Utara telah mengarahkan moncong roketnya dari pantai timur laut di Musudan-ri. Mereka ngotot bawa roket itu hanya membawa satelit, namun Jepang dan Korea Selatan jelas tidak percaya dengan kata-kata negara tetangganya ini. Korea Utara ditengarai akan meluncurkan misil jarak jauh Taepodong-2, yang mampu mencapai Alaska.

Dalam peluncuran ini, Korea Utara dengan percaya diri memberitahukan kepada Organisasi Penerbangan Sipil (ICAO) dan Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan beberapa organisasi dunia. Kebutuhan informasi untuk keselamatan navigasi baik untuk pesawat dan kapal adalah bagian penting dari persiapan untuk peluncuran yang disebut sebagai eksperimen satelit komunikasi, seperti dilansir dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Sebelumnya, Korea Utara telah menjajal misil Taepodong-2, namun gagal setelah 40 detik dalam uji coba pertama tahun 2006.


AFP| AP| NUR HARYANTO

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya