Ambulans Antre di Krematorium, China Sebut Kematian Akibat Covid Nol

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 21 Desember 2022 14:14 WIB

Warga memakai masker di stasiun kereta bawah tanah pada jam sibuk pagi hari, menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Beijing, China 20 Januari 2021. REUTERS/Tingshu Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Lusinan mobil jenazah mengantre di luar krematorium Beijing pada hari Rabu, 21 Desember 2022, ketika China melaporkan tidak ada kematian baru akibat Covid-19.

China, yang mendadak mengubah kebijakan nol-Covid menjadi hidup bersama virus corona, membuat sistem kesehatan negara tidak siap. Pelonggaran membuat kasus harian naik, sehingga pasien rumah sakit berebut tempat tidur dan darah, obat-obatan, sementara pemerintah berlomba untuk membangun klinik khusus. Para ahli sekarang memperkirakan China dapat menghadapi lebih dari satu juta kematian akibat Covid tahun depan.

Di sebuah krematorium di distrik Tongzhou Beijing pada hari Rabu, seorang warga mengatakan pada Reuters bahwa antrean sekitar 40 mobil jenazah menunggu untuk masuk, sementara tempat parkir penuh.

Di dalam, keluarga dan teman-teman, banyak yang mengenakan pakaian putih dan ikat kepala seperti tradisi, berkumpul sekitar 20 peti mati menunggu kremasi. Staf mengenakan jas hazmat.

Ada banyak polisi di luar krematorium. Belum ada konfirmasi apakah kematian itu disebabkan oleh Covid.

Advertising
Advertising

China menggunakan definisi sempit tentang kematian akibat Covid, melaporkan tidak ada kematian baru untuk hari Selasa dan bahkan mencoret satu dari penghitungan keseluruhannya sejak pandemi dimulai, sekarang berjumlah 5.241.

Komisi Kesehatan Nasional NHC mengatakan pada hari Selasa hanya orang yang kematiannya disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas setelah tertular virus yang diklasifikasikan sebagai kematian akibat Covid.

Benjamin Mazer, asisten profesor patologi di Universitas Johns Hopkins, mengatakan bahwa klasifikasi itu akan melewatkan "banyak kasus".

Penggumpalan darah, masalah jantung, dan sepsis - respons tubuh yang ekstrem terhadap infeksi - menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya di antara pasien Covid di seluruh dunia.

"Tidak masuk akal untuk menerapkan pola pikir Maret 2020 semacam ini di mana hanya pneumonia Covid yang dapat membunuh Anda, padahal kita tahu bahwa di era pasca-vaksin, ada berbagai macam komplikasi medis," kata Mazer.

Jumlah kematian mungkin meningkat tajam dalam waktu dekat. Global Times dikelola pemerintah mengutip pakar paru terkemuka China yang memprediksi lonjakan kasus parah di Beijing selama beberapa minggu mendatang.

"Kita harus bertindak cepat dan menyiapkan klinik demam, sumber daya pengobatan darurat dan parah," kata Wang Guangfa dari Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, kepada surat kabar itu.

Kasus yang parah naik 53 di seluruh China pada hari Selasa, dibandingkan dengan peningkatan 23 hari sebelumnya. China tidak memberikan angka absolut dari kasus yang parah.

Wang memperkirakan gelombang Covid akan memuncak pada akhir Januari, dengan kemungkinan kehidupan akan kembali normal pada akhir Februari atau awal Maret.

NHC juga mengecilkan kekhawatiran yang diajukan oleh Amerika Serikat dan beberapa ahli epidemiologi atas potensi virus untuk bermutasi, dengan mengatakan kemungkinan strain baru yang lebih patogen rendah.

Paul Tambyah, Presiden Masyarakat Mikrobiologi Klinis dan Infeksi Asia Pasifik, mendukung pandangan tersebut.

"Saya tidak berpikir bahwa ini merupakan ancaman bagi dunia," katanya. "Kemungkinan virus corona akan berperilaku seperti setiap virus manusia lainnya dan beradaptasi dengan lingkungan tempat ia bersirkulasi dengan menjadi lebih mudah menular dan kurang ganas."

REUTERS

Berita terkait

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

23 jam lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

1 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

2 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

3 hari lalu

Batal Angkat Kaki, Ini 5 Ponsel Meizu yang akan Rilis

Meizu melampaui ekspektasi dengan tidak hanya satu, tapi lima rencana peluncuran ponsel baru.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

6 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

7 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

7 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya