Dirjen WHO: Paman Saya Dibunuh Pasukan Eritrea di Tigray

Reporter

Tempo.co

Kamis, 15 Desember 2022 20:30 WIB

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pamannya yang meninggal hampir seumuran dengannya [Denis Balibouse/Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Dirjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pamannya dibunuh oleh pasukan Eritrea di wilayah Tigray utara yang dilanda perang di Ethiopia. Hal ini diungkapkan Tedros di akhir konferensi pers tentang COVID-19 di Jenewa, Rabu.

Baca juga: Singgung Diskriminasi Ras, Dirjen WHO Bandingkan Kasus Tigray dan Ukraina

Seperti dilansir Al Jazeera Kamis 15 Desember 2022, Tedros mengungkapkan bahwa dia hampir membatalkan acara tersebut. “Saya tidak dalam kondisi yang baik dan itu adalah momen yang sulit bagi saya.”

"Saya diberitahu bahwa paman saya dibunuh oleh tentara Eritrea," kata pria berusia 57 tahun itu kepada wartawan. “Saya berbicara dengan ibu saya dan dia sangat terpukul, karena dia adalah yang termuda dari keluarga mereka dan dia hampir seumuran dengan saya, seorang paman muda.”

Tedros adalah mantan menteri Ethiopia yang berasal dari Tigray. Dia sebelumnya telah menjadi pengkritik vokal atas peran Ethiopia dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat jutaan orang terlantar di Tigray.

Advertising
Advertising

Pemerintah Ethiopia dan pasukan regional dari Tigray setuju pada November untuk menghentikan permusuhan, dalam sebuah terobosan setelah pertempuran selama dua tahun.

Namun—pasukan dari Eritrea dan pasukan dari wilayah tetangga Amhara di Ethiopia— yang bertempur bersama militer Ethiopia di Tigray, bukanlah pihak dalam gencatan senjata yang ditandatangani di Afrika Selatan.

“Saya berharap perjanjian [perdamaian] ini akan bertahan dan kegilaan ini akan berhenti. Namun, ini adalah momen yang sangat sulit bagi saya,” kata Tedros, menambahkan bahwa lebih dari 50 orang lainnya telah tewas dalam insiden yang sama.

Namun dia tidak membocorkan lokasi atau waktu dugaan penyerangan tersebut.

Tedros mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa tahun lalu sepupunya tewas dalam serangan di Tigray ketika sebuah gereja diledakkan, tetapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pada konferensi pers pada 2 Desember, Tedros mengemukakan kekhawatiran tentang daerah yang masih berada di bawah kendali pasukan Eritrea.

Perang meletus di Tigray pada November 2020. Perang ini mengadu pasukan Tigrayan melawan pasukan federal dan sekutunya, termasuk Eritrea dan pejuang dari Amhara. Konflik tersebut menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya, memaksa lebih dari dua juta orang meninggalkan rumah mereka dan mendorong ratusan ribu orang ke ambang kelaparan.

Pemerintah Ethiopia, yang menentang masa jabatan kedua Tedros sebagai kepala badan kesehatan global, menuduhnya mencoba mendapatkan senjata dan dukungan diplomatik untuk pasukan pemberontak – tuduhan yang dibantahnya. Otoritas Ethiopia dan Eritrea tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari tuduhan tersebut.

Baca juga: Tedros Kembali Pimpin WHO, Menangis ketika Bicara Soal Ukraina

AL JAZEERA

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

21 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

25 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

26 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

27 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

29 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

31 hari lalu

British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

British Museum berstatus dalam penyidikan setelah diadukan menyembunyikan artefak-artefak yang disucikan umat kristen Ethiopia.

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

44 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya