Ketika Prancis Terbelah Dua Jelang Semifinal Melawan Maroko Nanti Malam

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 14 Desember 2022 16:30 WIB

Pendukung Maroko merayakan keberhasilan timnas Maroko melaju ke semifinal Piala Dunia Qatar 2022 di Paris, Prancis, 10 Desember 2022. Maroko berhasil mengalahkan Portugal di perempat final. REUTERS/Benoit Tessi

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis seperti terbelah dua menjelang pertandingan semifinal Piala Dunia antara tim Les Bleus menghadapi Maroko, Kamis dini hari WIB, 15 Desember 2022.

Hal itu dirasakan oleh Hichem Sayadi, seorang warga pinggiran Paris, tempat pelatih Maroko Walid Reragui mulai bermain sepak bola. Pemuda berusia 29 tahun itu mengatakan, dia pada akhirnya akan mendukung Maroko.

"(Reragui) berasal dari sekitar sini, dia telah bermain di mana kami bermain, dan juga itu adalah tim Afrika ... ini bersejarah," kata Sayadi, yang merupakan keturunan Prancis-Aljazair, menambahkan bahwa "saya serasa mati karena harus melawan Kylian (Mbappe)."

Reragui, 47 tahun, yang ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Maroko tahun ini, memulai perjalanan sepak bolanya di Corbeil-Essonnes, sekitar 30 km dari ibu kota Prancis, tempat ia dibesarkan.

Dia bermain untuk tim Prancis, termasuk AC Ajaccio, Dijon dan Grenoble, serta untuk Maroko dari 2001-09.

Di Piala Dunia Qatar, Maroko mengalahkan Belgia untuk memuncaki grup mereka sebelum mengalahkan Spanyol dan Portugal untuk menjadi tim Afrika dan Arab pertama yang mencapai empat besar dalam pesta olahraga paling meriah ini

Advertising
Advertising

Di lingkungan Reragui di Montconseil, blok menara mengelilingi gedung olahraga dan pusat komersial. Penduduk, kebanyakan berasal dari Afrika, mengatakan "hati mereka berayun" dan mereka duduk "di antara dua kursi" saat pertandingan semifinal menampilkan banyak identitas dan kesetiaan olahraga.

Rekan satu tim dan sahabat akan saling berhadapan di lapangan, termasuk Mbappe dan Achraf Hakimi yang sama-sama bermain untuk Paris St Germain. Reragui bermain bersama striker Prancis Olivier Giroud untuk Grenoble pada 2008.

Ada rasa ganti rugi historis dalam perjalanan Maroko di mana mereka telah menyingkirkan kekuatan kolonial sebelumnya dari turnamen. Di babak 16 besar mereka mengalahkan Spanyol, yang menjajah sebagian negara itu pada abad ke-20 dan masih menguasai daerah kantong Ceuta dan Melilla, dan sekarang menghadapi Prancis, yang menjajah Maroko hingga 1956.

Reragui tetap fokus pada olahraga. "Saya berkewarganegaraan ganda. Merupakan suatu kehormatan dan kesenangan untuk bermain melawan Prancis tetapi ini hanya sepak bola ... Saya di sini sebagai pelatih sepak bola dan yang menarik minat saya adalah untuk menang," katanya pada konferensi pers di Qatar, Selasa, menjelang pertandingan.

Mereka yang mengenal Reragui sebagai seorang anak di Corbeil-Essonnes mengatakan dia terus-menerus bermain sepak bola, naik kereta ke pertandingan dan meskipun dia bukan yang terbaik di antara teman-temannya, dia yang paling semangat.

Ketika dia mulai bermain sepak bola profesional dengan Ajaccio dan Dijon, Reragui akan membawa remaja dari lingkungan sekitar ke klub, termasuk Sayadi ketika dia masih berusia sekitar 14 tahun.

Reragui melanjutkan tradisi ini di Qatar dengan menerbangkan ibunya dan beberapa teman dekatnya ke Doha.

Moussa Jagne, seorang pencari bakat sepak bola, yakin kemenangan Maroko akan memberi anak muda dari daerah tersebut kepercayaan diri untuk mengejar ambisi mereka.

"Ada klise tentang lingkungan (seperti kita), sering dibicarakan buruk, sekarang bagus untuk berbicara tentang kesuksesan - seperti dalam hubungannya dengan Walid," katanya.

Jadi Uji Kesetiaan bagi Warga Keturunan?

Di Prancis, di mana sayap kanan semakin kuat, subjek identitas telah menjadi titik nyala politik, dan pertandingan Maroko-Prancis telah menjadi "ujian kesetiaan" bagi warga Prancis ketutunan imigran, kata Rim-Sarah Alouane, seorang peneliti hukum tentang diskriminasi dan kebebasan sipil di Universitas Toulouse.

"(Politisi sayap kanan) tidak menerima bahwa Prancis telah berevolusi dan bahwa ada generasi baru yang percaya diri dengan banyak identitas mereka," katanya.

Menyusul kemenangan perempat final Prancis dan Maroko, Eric Zemmour, politisi sayap kanan yang memenangkan 7% pada putaran pertama pemilihan presiden tahun ini, mengatakan bahwa "satu tidak bisa untuk satu dan untuk yang lain".

Faycil Achouche, pelayan berusia 20 tahun dari Montconseil, tidak melihat kontradiksi. Dia mengatakan dia telah mendukung Prancis melalui begitu banyak turnamen dan dia sekarang ingin bersorak untuk negaranya yang lain, Maroko.

"Saya sudah tahu emosi melihat Prancis menang, sekarang Maroko ada di Piala Dunia, kita bisa mencampuradukkan," katanya.

REUTERS

Berita terkait

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

1 hari lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

2 hari lalu

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

Prancis memberlakukan keadaan darurat di Kaledonia Baru menyusul kerusuhan yang menewaskan anggota polisi.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

3 hari lalu

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

Tahun ini, jumlah kuota beasiswa yang diberikan sebanyak 50 orang melalui Kemenag.

Baca Selengkapnya

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

4 hari lalu

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

Dari pantai, tempat belanja, hingga kuliner, ketahui hal lain yang menarik di Cannes selain festival film tahunan.

Baca Selengkapnya

Spanyol dan Maroko Berencana Bangun Jalur Kereta Api Bawah Selat Gibraltar

8 hari lalu

Spanyol dan Maroko Berencana Bangun Jalur Kereta Api Bawah Selat Gibraltar

Proyek pembangunan jalur kereta api dimulai dengan menghidupkan kembali rencana terowongan bawah laut antara Spanyol dan Maroko

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

9 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

11 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

12 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

12 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

15 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya