Putin: Ambisi Barat Menguasai Dunia Meningkatkan Risiko Konflik
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Yudono Yanuar
Jumat, 9 Desember 2022 18:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan keinginan Barat untuk mempertahankan dominasinya di panggung dunia meningkatkan risiko konflik. Ia menyatakan ini dalam pesan video pada pertemuan puncak para menteri pertahanan Organisasi Kerjasama Shanghai dan sekelompok negara bekas Soviet yang diterbitkan oleh Kremlin.
"Potensi konflik di dunia sedang tumbuh dan ini merupakan konsekuensi langsung dari upaya elit Barat untuk mempertahankan dominasi politik, keuangan, militer, dan ideologis mereka dengan cara apa pun. Mereka sengaja memperbanyak kekacauan dan memperburuk situasi internasional," katanya, Jumat, 9 Desember 2022.
Invasi Rusia ke Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022. Gempuran pasukan Rusia ke Ukraina masih berlangsung hingga saat ini, walau dikecam oleh Barat dengan diberlakukannya paket sanksi ekonomi dan isolasi di panggung internasional. Barat khawatir dengan ancaman nuklir dari Putin.
Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai operasi militer khusus untuk membebaskan penduduk di Donbas. Kremlin kerap membantah menargetkan warga dan infrastruktur sipil. Moskow kerap membantah hendak menggunakan persenjataan nuklir.
Putin menuduh Barat "mengeksploitasi" Ukraina dan menggunakan rakyatnya sebagai "umpan meriam" dalam konflik melawan Rusia. "Mereka sengaja memperbanyak kekacauan dan memperburuk situasi internasional," kata Putin.
Presiden Putin dalam acara televisi pada Kamis, 8 Desember 2022, mengakui tentara Rusia berpotensi terlibat perang di Ukraina untuk waktu yang lama. Dia menyebut pihaknya belum punya rencana menarik tentaranya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam beberapa kesempatan menyatakan tidak ingin berunding selama Rusia masih dikuasai Putin. Kyiv, negara-negara Eropa, dan Washington mengatakan Moskow menggunakan dalih masalah keamanan untuk meluncurkan agresi dalam upaya merebut sebagian besar wilayah Ukraina hingga menggulingkan Zelensky.
REUTERS