Penjualan Senjata Global Naik Jadi US$592 Miliar pada 2021

Reporter

Tempo.co

Selasa, 6 Desember 2022 08:00 WIB

Logo Lockheed Martin. REUTERS/Peter Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta - Data teranyar dari lembaga think thank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan, penjualan senjata dan layanan militer oleh 100 perusahaan pertahanan terbesar dunia naik 1,9 persen menjadi US$592 miliar pada 2021. Kenaikan terjadi meskipun ada masalah rantai pasokan yang menghambat pengiriman komponen penting.

Baca juga: 5 Negara yang Kerap Menjual Senjata ke Israel

Pengiriman senjata meningkat dari 1,1 persen pada 2019-2020. Laporan SIPRI dalam Database Industri Persenjataan yang dirilis Senin 5 Desember 2022 oleh Al Jazeera menunjukkan jumlah ini menandai tahun ketujuh berturut-turut peningkatan penjualan senjata global.

SIPRI mengatakan, masalah rantai pasokan menghambat perdagangan senjata pada 2021 dan kemungkinan menjadi lebih buruk akibat invasi Rusia di Ukraina.

“Kami mungkin mengharapkan pertumbuhan yang lebih besar dalam penjualan senjata pada 2021 tanpa masalah rantai pasokan yang terus-menerus. Perusahaan senjata yang lebih besar dan lebih kecil mengatakan bahwa penjualan mereka terpengaruh sepanjang tahun, “kata Direktur Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI, Lucie Béraud-Sudreau. “Beberapa perusahaan, seperti Airbus dan General Dynamics, juga melaporkan kekurangan tenaga kerja."

Advertising
Advertising

Laporan SIPRI mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 juga meningkatkan tantangan rantai pasokan bagi perusahaan senjata di seluruh dunia. Bagi negara-negara Barat, tercatat bahwa Rusia merupakan pemasok signifikan bahan mentah yang digunakan dalam produksi senjata.

“Ini dapat menghambat upaya yang sedang berlangsung di Amerika Serikat dan Eropa untuk memperkuat angkatan bersenjata mereka, dan mengisi kembali persediaan mereka setelah mengirimkan amunisi dan peralatan lain senilai miliaran dolar ke Ukraina,” ujar Béraud-Sudreau.

<!--more-->

Perusahaan Rusia juga terpengaruh karena sanksi terkait perang yang mempersulit produsen untuk mengakses semikonduktor dan menerima pembayaran untuk pengiriman mereka. Sementara penjualan enam perusahaan Rusia naik tipis sebesar 0,4 persen menjadi US$17,8 miliar.“Ada tanda-tanda stagnasi meluas di seluruh industri senjata Rusia,” kata laporan itu.

Sementara penjualan senjata di 40 perusahaan AS mencatat total US$299 miliar pada 2021. Namun, angka penjualan itu sedikit lebih rendah secara riil akibat inflasi yang tinggi. Lima perusahaan teratas yang mencatat kenaikan penjualan senjata antara lain Lockheed Martin, Raytheon Technologies, Boeing, Northrop Grumman, dan General Dynamics yang berbasis di AS.

Laporan SIPRI juga mencatat lonjakan besar dalam penjualan dari produsen China. Sebanyak delapan perusahaan senjata China mencatat total penjualan senjata sebesar US$109 miliar atau meningkat 6,3 persen dari tahun sebelumnya. Sementara empat pabrikan China berada dalam daftar Top 10.

“Ada gelombang konsolidasi dalam industri senjata China sejak pertengahan 2010-an. Pada 2021, CSSC China menjadi pembuat kapal militer terbesar di dunia, dengan penjualan senjata sebesar US$11,1 miliar setelah merger antara dua perusahaan yang ada,” tutur peneliti SIPRI, Xiao Liang.

Pabrikan Korea Selatan juga mengalami pertumbuhan penjualan di atas rata-rata. Empat perusahaan dalam daftar SIPRI melaporkan peningkatan penjualan gabungan 3,6 persen dari tahun sebelumnya, atau sebesar US$7,2 miliar. Produsen mesin Hanwha Aerospace, mencatat penjualan tertinggi. Penjualan perusahaan itu melonjak 7,6 persen menjadi US$2,6 miliar dan diharapkan tumbuh secara signifikan di tahun-tahun mendatang setelah menandatangani kesepakatan senjata besar dengan Polandia awal tahun ini.

Sebanyak 27 perusahaan dengan kantor pusat di Eropa dalam 100 daftar teratas, mencatat peningkatan penjualan senjata gabungan sebesar 4,2 persen atau mencapai US$123 miliar. Grup Penerbangan Dassault Prancis, misalnya, mencatat pertumbuhan kuat, dengan penjualan naik 59 persen menjadi US$6,3 miliar pada 2021. Ini didorong oleh pengiriman 25 pesawat tempur Rafale.

Namun, di tempat lain di Eropa, perusahaan berjuang dengan gangguan rantai pasokan. Sebagian besar perusahaan kedirgantaraan militer melaporkan kerugian. Basis Data Industri Persenjataan SIPRI dibuat pada 1989. Versi saat ini berisi data dari 2002, dan perusahaan China telah disertakan sejak 2015.

Baca juga: Korea Selatan Jual Senjata Howitzer Rp23 Triliun ke Mesir

AL JAZEERA

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

5 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

6 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

6 jam lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

7 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

8 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

8 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

9 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

15 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

19 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

21 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya